37

793 64 9
                                        

Segala persiapan untuk hari bahagia Felix dan Hyunjin sudah mencapai 100 persen. Pemuda manis itu menatap tubuhnya yang berbalut tuxedo di depan cermin. Hari ini adalah hari bahagianya tetapi dia kehilangan sosok yang akan mengantarnya dan menjadi saksi bahwa dirinya akan menjadi milik seseorang sepenuhnya. Kepergian sang ayah sudah seminggu yang lalu, ia ingin membatalkan hari bahagianya tetapi sebuah pesan yang dititipkan ayahnya melalui neneknya membuat dirinya dan juga Hyunjin terpaksa melanjutkan hari pernikahan mereka.

Dunia begitu jahat kepadanya. Kedua orang yang sudah membesarkannya dan juga memberi begitu banyak kasih sayang telah meninggalkan dirinya untuk selamanya. Perlahan air matanya keluar membasahi pipi pemuda manis itu. Rasanya sangat sakit. Benar-benar sakit.

"Hari ini hari bahagia kamu, kakak ingin melihat adik kecilku tersenyum bahagia di hari bahagianya."

Felix memejamkan matanya. Merasakan pelukan hangat dari kakaknya. "Aku merindukan ayah dan bunda."

Minho tersenyum. "Ayah dan bunda akan selalu di hati kita, mereka akan bersedih jika melihat anak kesayangannya menangis di hari pernikahannya."

Felix menatap sang kakak yang jelas sekali menahan kesedihannya demi dirinya. Mata sembab dan juga raut wajah yang begitu terlihat jelas rasa lelah terpampang jelas disana.

"Jangan tinggalin felix sendiri, aku hanya punya kakak sekarang." Pemuda manis itu semakin mengeratkan pelukannya pada sang kakak.

Katakan dia lemah, katakan dia adalah pria yang tidak tangguh. Minho berusaha untuk tidak menangis demi sang adik tetapi permintaan sang adik berhasil membuat air matanya lolos.

"Kamu yang akan meninggalkan kakak sayang. Kamu akan menjadi milik hyunjin." Ucapnya.

"Jangan lupa bahagia ya, jaga kesehatan kamu. Bilang sama kakak jika lelaki berbibir tebal itu menyakiti hatimu biar kakak memberinya pelajaran karena membuat adik kesayangan ku menangis." Lanjut nya yang mencoba menghibur sang adik.

"Apaa sih." Saut felix.

"Kakak sangat menyayangi kamu. Bahagia selalu ya." Minho melepas pelukannya untuk menatap sang adik, tangannya menghapus air mata yang membasahi pipi sang adik lalu mencium pucuk kepala felix dengan sayang.

Kini kedua mempelai saling mengungkapkan janji suci dalam sebuah pernikahan. Saling menjaga, saling menyayangi, saling bergandengan tangan di saat ujian menghampiri keduanya, saling manjaga mata dan hati untuk perjalanan mereka yang masih jauh dalam pernikahan.

"Aku bersedia." Ucap yang lebih tua.

"Aku bersedia." Ucap yang lebih muda.

"Hwang hyunjin kini Lee Felix sudah menjadi istri dan teman hidup anda. Silahkan cium istri anda."

Hyunjin memegang tengkuk felix dan menatap haru ke arah pemuda manis yang kini sah menjadi istrinya.

"Bolehkan?" Bisiknya dan di angguki oleh felix.

Keduanya saling memangut bibir satu sama lain dengan lembut. Kedua mata felix tertutup dan perlahan buliran air mata keluar membasahi pipinya. Hyunjin melepas pangutannya lalu menghapus air mata itu, dia tidak suka melihat pujaan hatinya menangis. Itu sangat menyakitkan.

"Akan aku buat kau menangis karena bahagia setelah ini Hwang Felix."

Ucapan hyunjin membuat tangisan fekix pecah. Pemuda manis itu masuk dalam dekapan suaminya. Tubuhnya bergetar. Perasaan yang campur aduk kini yang dirinya rasakan. Kebahagiaan yang terselimuti luka kehilangan kedua orang tuanya membuat dirinya begitu hancur. Tapi dia tidak boleh begitu terpuruk, dia masih memiliki orang-orang yang selalu menyayanginya.

A Big Secret  [Hyunlix] '𝗘𝗻𝗱'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang