45

689 58 14
                                        

"Dasar anak bodoh."

Pemuda yang dimaki itu hanya menunduk tanpa perlawanan. Pemuda itu menyadari kesalahannya, kini orang tercintanya malah menjadi korban penembakan yang sudah dia rencanakan.

"Jika kamu tidak bisa melenyapkannya, aku akan mengatakan kepada anakku bahwa kamu hanya pura-pura hamil.

Pemuda itu mendongak ke arah pria paruh baya yang ada di hadapannya. Rasa takut jika kebohongan bahwa dirinya tengah  mengandung akan terbongkar. Dia tidak ingin kehilangan cintanya, sahabatnya yang sudah mau bertanggung jawab atas kehamilan yang ia karang demi mendapatkan seseorang itu dalam hidupnya.

"Aku beri satu kesempatan buat dia terluka kalau bisa lenyapkan, karena kakak pemuda sialan itu sudah menghancurkan reputasiku. Bahkan adiknya sudah membuat anakku menjadi bodoh, kau juga sama bodoh seperti changbin."

Pria paruh baya itu pergi meninggalkan pemuda itu, dia harus menemui seseorang yang kini tengah mendekam di penjara lantaran kebodohannya. Setelah melihat kondisi anaknya Tuan Seo pergi begitu saja. Ya seseorang itu adalah ayah changbin dan pemuda itu adalah Jeongin. Jeongin membenci felix dan hasutan tuan Seo untuk melenyapkan felix adalah kesempatan emas untukknya. Dengan lenyapnya felix membuat dirinya bisa sepenuhnya memiliki changbin, changbin tidak akan terus menemui dan berharap pada pemuda manis itu lagi.

Pukul 12 siang adalah waktu untuk beristirahat dan juga makan siang. Tuan Seo sudah berada di ruangan yang di sediakan oleh pihak polisi untuk menjenguk tahanan mereka.

"Tua bangka Seo memang tidak tau diri." Ucap seseorang yang memiliki jabatan tinggi Di kepolisian.

"Maafkan saya jendral Lee."

"Jika kamu masih belum bisa menghabisi salah satu keponakan ku, akan aku pastikan kamu akan menjadi gelandangan di kota ini."

"Aku mengincar adiknya Jendral... Dia sudah membuat anakku bodoh karena cintanya."

"Aku tak perduli itu, buat salah satu dari mereka lenyap."

"Baik Jendral Lee Dong Wook. Saya permisi." Tuan Seo meninggalkan tempat itu dimana paman felix dan juga Minho dipenjara.

Jendral Lee mengepalkan tangannya karena merasa geram, dengan kebodohan orang-orang yang menjadi alatnya untuk membalas dendam ke keponakannya. Dendam itu masih berlanjut karena keluarga adiknya dan semua yang di impikan seakan sirna. Kehilangan cintanya dan juga kehilangan kekuasaan membuatnya memiliki dendam yang tak bisa dihilangkan.

"Aku akan melakukan segala cara untuk membuat kalian hancur." Ujarnya.

Pria itu menatap tajam ke arah kedua penjaga yang ada di dekatnya. "Bawa aku ke ruangan ku, dan kalian berdua selalu awasi tindakan chan." Kedua penjaga itu menganggukkan patuh.

Paman felix memang di penjara tetapi dirinya masih bisa membalas dendamnya melalui orang-orang yang masih tunduk padanya. Ya kedua penjaga itu selalu memberi informasi padanya melalui ayah Changbin. Di penjara tidak membuatnya menyerah sebelum dendamnya terbalaskan semua. Entah kenapa bangchan tidak mengetahui itu, mungkin karena drama yang di lakukan atasannya membuat dirinya percaya bahwa pria itu sudah menyesali tindakannya. Nyatanya?












"Terimakasih sudah menolong istri saya, maaf dia tidak bisa ikut untuk menjenguk anda."

Changbin menghela napas berat. Dirinya berharap felixnya datang menemuinya, dirinya berharap bahwa felixnya kembali menunjukkan atensinya hanya untuknya. Tapi siapa sangka, kini lelaki yang sudah merebut cintanya malah menemui dirinya.

A Big Secret  [Hyunlix] '𝗘𝗻𝗱'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang