Di sebuah bangunan kosong tak begitu kumuh masih terlihat layak untuk ditinggali terdapat seorang pemuda yang tengah terikat di kursi. Matanya terpejam dengan kedua kaki dan tangannya di ikat dengan kuat. Perlahan pemuda itu membuka matanya dan betapa terkejutnya saat dirinya menyadari bahwa kini ia tengah terikat di sebuah rumah yang tak begitu banyak benda.
Tubuhnya terus ia goyangkan bertujuan untuk melonggarkan ikatan yang tengah mengikat tangan dan kakinya. Ikatan itu sangat ketat dan dia merasa kesakitan. Siapa yang melakukan ini semua?
"LEPASKAN." Teriaknya.
"LEPASIN GUE, BANGSAT."
"LEPAS."
Pemuda itu terus berteriak membuat tenggorokannya terasa kering. Entah kesalahan apa yang sudah ia lakukan sehingga dirinya berakhir di sandera seperti ini dan siapa yang sudah berani melakukan ini padanya?
"Kalian?" Ucap pemuda itu.
"Ups kita ketahuan." Ucap salah satu pemuda yang sengaja mengendap-endap.
"Gagal deh buat ngasih kejutan." Jawabnya dengan mengerucutkan bibirnya.
"A-apa ya-yang sudah kalian lakukan padaku?"
Kedua pemuda itu saling memandang lalu berjalan ke arah pemuda yang terikat di sana.
"Kita hanya mengamankan orang-orang dari penjahat manis sepertimu, hihihi."
"Ma-maksud kalian apa?"
Kedua pemuda itu menggedikan bahunya lalu salah satu dari mereka mengeluarkan sebuah ponsel di sakunya. Pemuda itu mengotak-atik ponsel nya lalu menyalahkan sebuah video dan ia arahkan ke pemuda di depannya.
Pemuda yang terikat itu gugup dengan dahinya dipenuhi oleh keringat yang menandakan ia sedang ketakutan. Bagaimana bisa kedua pemuda itu mengetahui semua rencana jahatnya?
"Yang Jeongin, bagaimana pertunjukannya? Seru sekali kan?"
"Felix apa kamu menikmatinya?"
"Jisung memang terbaik." Ucap felix dengan mengarahkan dua ibu jarinya ke arah Jisung.
"Ba-bagaimana bisa?" Tanya jeongin dengan gugup.
"Apapun akan kita lakukan, kita tidak akan bisa di kalahkan lagi. Sudah cukup kita kehilangan orang-orang yang sangat kita cintai, aku sudah muak dengan kejahatan kalian semua." Jawab felix.
Jisung berjalan ke arah jeongin lalu membisikkan sesuatu yang semakin membuat pemuda bermata rubah itu semakin ketakutan.
"Paman Lee, paman Seo adalah dalang dari semua ini kan? Oh ya bagaimana jika changbin mengetahui bahwa kamu telah membohongi nya?"
Jeongin menoleh ke arah jisung dan memberontak agar ikatan yang melilit kedua tangan dan kakinya segera di lepas.
"Lepaskan." Pinta Jeongin.
"Oh tidak bisa, aku mau kak changbin tau kalau kamu bohongin dia." Ujar felix sembari menunjukkan rekam suara yang ia simpan di ponselnya.
"Bagaimana ayahku terlibat dalam kasus korupsi itu chan? Aku tidak yakin dengan semua ini, katakan bahwa ini semua hanyalah omong kosong."
"Tapi inilah kebenarannya, ada satu fakta lagi...
"Apa?"
"Kenyataannya jeongin tidak hamil dan dalang dalam penembakan yang terjadi di pernikahan Minho dan Jisung adalah rencana jeongin. Bahkan ayahmu mengunakan jeongin untuk melenyapkan Minho dan juga Felix, ayahmu mengincar kakak beradik itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
A Big Secret [Hyunlix] '𝗘𝗻𝗱'
Teen FictionSeorang pemuda manis yang berprofesi sebagai Dokter outopsi dan pemuda tampan yang berprofesi sebagai Detektif. Dipertemukan di suatu keadaan yang tak terduga dan berakhir bekerja sama dalam memecahkan sebuah kasus yang sejak lama tidak pernah terpe...
![A Big Secret [Hyunlix] '𝗘𝗻𝗱'](https://img.wattpad.com/cover/368129220-64-k521527.jpg)