9

2.5K 191 30
                                    

Siang ini Jennie merasa kesal karena Lim belum juga menghubunginya, rasa rindu sudah begitu menggebu namun berondong kesayangannya itu benar-benar tak mempedulikannya, Jennie sendiri merasa gengsi jika harus menghubungi terlebih dahulu.

Namun ditengah kekesalannya Jennie semakin dibuat kesal saat tanpa diduga kekasihnya ternyata melewatinya begitu saja.
Ya benar sekali, Lim baru saja berjalan di depan Jennie dengan sang Daddy, namun keduanya tak memiliki keberanian untuk saling menyapa, tentu karena ini area kantor dan banyak sekali orang.

"Dia datang ke sini tanpa memberi kabar?" Gumam Jennie dengan mengepalkan tangannya.

"Sungguh luar biasa!" Lanjut Jennie lalu ia pergi menuju ke ruangannya.

Karene Jennie sedang banyak pekerjaan ia akhirnya memilih fokus dari pada memikirkan Lim, namun tiba-tiba ponsel Jennie berdering, Jennie langsung tersenyum saat melihat siapa yang menelponnya.

Jennie...
Hey Honey, miss you.

Mino...
Aku juga merindukanmu sayang.
Sedang sibuk? Nanti malam bisa bertemu di apartemenku?

Jennie...
Tentu, rasanya ingin sekali memeluk kekasih tampanku.

Namun saat sedang asik Jennie dikejutkan dengan pintu ruangannya yang terbuka, ia langsung mematikan panggilan telpon dari Mino.

"Sedang sibuk?" Tanya Lim yang sedang berdiri di depan pintu.

"Sedikit, kenapa tak mengirim pesan?" Jawab Jennie yang langsung menarik tangan Lim dan mengunci pintu ruangannya.

Jennie langsung bergelayut manja melepas rindu pada kekasihnya ini.

"Maaf Noona ponselku di rumah, tadi pagi lupa dibawa." Jawab Lim yang masih sedikit canggung.

Jennie tak menjawab, ia masih asik memeluk badan tegap milik kekasihnya, jujur Jennie akui badan Lim lebih tinggi, besar dan seksi dibandingkan dengan Mino, itu semua membuat Jennie lebih nyaman memeluk Lim dibandingkan Mino.

"Kenapa semalam pulang tak pamit?" Tanya Jennie yang kini melepaskan pelukannya, namun kepalanya masih ia sandarkan di dada bidang Lim.

"Karena tak mau mengganggu tidurmu, semalam Jisoo telpon menanyakan tugas jadi aku harus pulang agar Jisoo bisa menyalin tugasku." Jelas Lim membuat Jennie kaget, pantas saja teman-temannya sering mengatakan jika Lim dan Jisoo sepasang kekasih, karena memang sebesar itu pengorbanan satu sama lain.

"Bagaimana jika malam ini aku menginap?" Tanya Lim membuat Jennie kaget.

"Ehmm bagaimana ya, aku sedang banyak pekerjaan dan harus segera selesai, jadi nanti malam rencananya aku akan lembur." Jawab Jennie berbohong.

Lim hanya menganggukan kepalanya, ia mencoba mengerti kesibukan kekasihnya ini. Mereka akhirnya sama-sama diam dan asik berpelukan tanpa mengatakan apapun.

Namun Jennie yang memang gatal tak bisa tinggal diam, tangannya sudah asik mengelus perut Lim membuat lelaki itu merasa geli sekujur tubuh terutama bagian belalai tengah.

Flashback....

Lim sedang asik mengerjakan tugas yang diberikan guru, ia sedang mengerjakan sendirian karena seperti biasa Jisoo akan pergi menemui Rose jika ada guru yang berhalangan hadir.

Namun di belakang tempat duduk Lim, ada Suga dan Bobby sedang asik mengobrol, seketika telinga Lim terfokuskan pada pembahasan kedua teman sekelasnya itu, karena gengsi Lim hanya bisa menguping dan terus berpura-pura mengerjakan.

"Seksi banget kan pacarku yang sekarang, sampai tangan aku ga cukup pas mainin payudara dia." Ucap Bobby sedikit berbisik namun masih bisa Lim dengar dengan jelas.

"Mau dong pacar kaya gitu, pacarku selama ini biasa-biasa aja." Jawab Suga.

Seketika terbayang bagaimana seksinya Jennie semalam, namun sayang tak bisa Lim sentuh karena Lim tak berani melakukan itu.

Lim masih begitu hapal semua ucapan teman sekelasnya itu, ia ingin sekali mengikuti apa yang Bobby katakan tadi, namun ia tak memiliki keberanian untuk semua itu.

"Aku pulang ya, kamu kan sibuk." Akhirnya Lim memutuskan untuk pulang karena tak mau mengganggu Jennie.

"Masih kangen, jangan pulang dulu." Jennie semakin bertingkah manja membuat Lim begitu gemas.

Lim akhirnya menarik Jennie ke dalam pelukannya, mencium wajah cantik sang kekasih dengan gemas.

"Padahal besok akhir pekan tapi kamu masih sibuk." Ucap Lim dengan terus menciumi pipi Jennie.

"Maaf Baby, aku janji kalau pekerjaan ini sudah selesai nanti bisa nginep ya." Jawa Jennie dengan mengelus wajah Lim.

Lim hanya menganggukan kepalanya, lalu kembali menarik Jennie ke dalam pelukannya.

"Maaf ya Lim, aku kangen Mino." Batin Jennie dalam hati.

Setelah setengah jam asik berpelukan dan mengobrol banyak hal, akhirnya Lim pamit untuk pulang, Lim takut akan mengganggu Jennie dan membuat Jennie semakin lama menyelesaikan pekerjaannya.

***

Sore hari sebelum pergi menuju apartemen Mino, Jennie mengantarkan Ahyeon untuk menginap di rumah Taehyung, seperti biasa mereka akan berbagi waktu saat weekend tiba.

"Aku sudah mengirim uang bulanan untuk Ahyeon." Ucap Taehyung dengan menyeruput teh hangatnya.

"Untukku?" Tanya Jennie.

"Minggu lalu kamu minta tas mahal jadi tidak ada lagi uang untuk bulan ini." Jawab Taehyung dengan mengelus sayang kepala anaknya.

"Hmm." Tak ada jawaban dari Jennie selain deheman dan ia langsung bergegas untuk pergi.

"Baiklah, baiklah. Jangan marah lagi eoh." Taehyung langsung menahan tangan Jennie, sungguh lelaki ini hanya sedang berusaha mengembalikan Jennie ke dalam pelukannya.

"Bagus, aku pergi dulu ya, jaga anak kita." Dengan sangat ceria Jennie berpamitan pada mantan suaminya, tak lupa sedikit ciuman di pipi Jennie berikan.

Jennie sudah tak sabar ingin bertemu dengan Mino, karena Mino selalu sibuk dengan kegiatan ke artisannya itu, namun malam ini Jennie tak akan menyia-nyiakan waktu berdua dengan kekasihnya itu, untuk itu Jennie akan mematikan ponselnya agar tak ada yang mengganggu terutama kekasih satunya lagi yaitu Lim.

Sesampainya di depan pintu apartemen Mino, Jennie langsung membuka akses pintu yang memang sudah ia miliki sejak dulu.

"Aww...." Jennie terperanjat kaget saat tiba-tiba Mino datang memeluknya.

Tanpa basa basi Mino langsung melumat bibir Jennie dan dengan senang hati Jennie membalas lumatan bibir Mino.
Mereka asik berciuman melepas rindu, ciuman-ciuman yang pada akhirnya menjalar ke mana-mana.

"Euhh..." Jennie melenguh saat Mino menciumi lehernya, Jennie cukup terangsang dengan segala sentuhan kekasihnya itu.

Mino kembali mencium dan melumat bibir Jennie, Mino juga berjalan sedikit mendorong Jennie agar sampai di kasurnya.

"Honey..." Panggil Jennie dengan lembut namun tak ada jawaban dari Mino.

Jennie semakin bergeliat saat Mino akhirnya meremas payudara Jennie, nafsu keduanya sudah semakin memuncak dan tanpa Jennie sadari Mino mulai melucuti satu persatu kancing baju Jennie, hingga akhirnya Mino berhasil membuka baju Jennie dan hanya menyisakan bra hitam kekasihnya.

Mino kembali menciumi leher Jennie dengan tangan yang terus meremas payudara Jennie, memberikan beberapa ciuman dileher Jennie dengan sempurna.

Jennie sendiri menarik turun celana yang di kenakan oleh Mino, permainan panas ini membutakan keduanya, terbakar dengan nafsu yang begitu menggebu, hal yang sudah begitu lama mereka tahan padahal mereka begitu ingin melalukannya. Persetan dengan apapun karena Jennie menikmati semua ini, ia lupa jika jauh di sana ada yang sedang merindukannya, sedang menunggu kabarnya dengan gelisah.

BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang