11

2.2K 220 41
                                    

Keesokan paginya seperti janji Lim semalam ia akan membelikan apapun yang Jennie inginkan sebagai permintaan maaf Lim karena sudah lancang pada Jennie. Kini mereka berdua sedang asik sarapan yang dimasak oleh Jennie, hanya roti bakar dengan segelas susu coklat saja, cukup simpel dan sederhana namun Lim sangat bahagia dan menyukainya.

Jennie sendiri begitu telaten menyiapkan untuk kekasih tercintanya (mungkin).
Atau bisa saja Jennie sedang mengambil hati Lim lebih dalam lagi agar bisa membuat anak muda itu semakin tergila-gila padanya.

"Selesaikan sarapanmu, aku akan bersiap dulu." Ucap Jennie dengan mengelus kepala Lim dengan sayang.

Lim hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya, ia begitu bahagia karena bisa menghabiskan banyak waktu bersama Jennie, dan ini adalah pertama kalinya mereka akan mwnghabiskan waktu berdua di luar, tak seperti biasanya yang akan bertemu karena kebetulan saja.

Sekitar setengah jam Lim menunggu Jennie bersiap dan kini si cantik kesayangan Lim sidah berdiri di hadapan si tampan kesayangan Jennie.

Lim langsung berdiri dengan senyuman yang begitu manis saat melihat kekasihnya itu.

"Sudah siap?" Tanya Lim dengan nada suara yang begitu lembut.

"Sudah, ayo pergi." Jawab Jennie yang langsung menggenggam tangan Lim.

Mereka berdua menaiki mobil Jennie dan Lim yang menyetir, biarkan Lim berperan sebagai kekasih yang baik meski usia mereka memang terpaut jauh.

Di dalam perjalanan Lim sering melirik Jennie yang sejak tadi hanya diam dan asik dengan ponselnya, Lim ingin sekali bertanya tapi tak berani takut jika Jennie akan kembali marah seperti semalam.

Lim semakin dibuat penasaran saat Jennie selalu tersenyum saat melihat ponselnya, hingga akhirnya Lim menggenggam tangan Jennie dan menyimpannya di atas paha Lim, tak mengatakan apapun Lim pura-pura tak peduli dengan kegiatan Jennie.

"Ini pertama kalinya kita pergi bersama." Ucap Lim dengan mengecup punggung tangan Jennie.

"Hmm benar." Jawab Jennie singkat.

Sejujurnya Jennie kesal karena Lim menghalangi dirinya untuk berbalas pesan dengan Mino, padahal mereka sedang membahas sesuatu yang begitu penting dan indah, marahpun Jennie tak mungkin karena ia takut Lim akan curiga.

Akhirnya mereka berdua sampai di mall mewah di kota ini, tentu Jennie memilih mall ini karena brand ternama dunia semua ada di sini dan begitu lengkap.

"Ini ambilah." Lim menyodorkan kartu kredit berwarna hitam.

Jennie langsung tersenyum senang, siapa sangka Lim akan dengan senang hati memberikan kartu limit itu padanya.

"Ah thank you Baby." Jawab Jennie dengan menggandeng tangan Lim.

Lim menganggukan kepalanya dengan senang, ia begitu bahagia karena melihat Jennie yang bahagia bersamanya.

Mereka berdua sibuk mengelilingi toko-toko brand terkenal, Jennie tanpa pikir panjang mengambil semua yang ia inginkan, tak peduli seberapa mahal karena Lim adalah anak orang kaya jadi ia akan bebas menghabiskan banyak uang setiap bulannya, begitu pikir Jennie.

"Lho Jen, sama siapa nih?" Tanya seseorang secara tiba-tiba membuat Jennie langsung melepaskan genggaman tangan Lim.

"Oh ini Limario, dia temen Jisoo kebetulan Jisoo ga bisa nganter jadi dia yang disuruh Jisoo." Jelas Jennie.

"Kamu sendirian aja Bin?" Jennie balik bertanya pada lelaki bernama Hanbin.

"Iya, kebetulan tadi ada yang harus dibeli. Kalau begitu aku duluan ya, nanti kita lunch bareng lagi ya, bye cantik." Hanbin lalu pergi setelah mengedipkan satu matanya pada Jennie.

Lim?
Dia hanya diam karena kecewa Jennie tak mengakuinya, ditambah Jennie seperti sangat akrab dengan lelaki itu, entah siapa Lim tak tau.

Jennie sendiri tak berniat memperkenalkan Hanbin pada Lim, bahkan saat lelaki itu pergi Jennie tetap tak menjelaskan siapa Hanbin.

Setelah puas berbelanja dan entah menghabiskan berapa ratus juta, mereka akhirnya selesai dan akan pulang.

"Lim, aku harus menjemput Ahyeon, kamu pulang sendiri tak apa kan?" Pinta Jennie.

"Baiklah, hati-hati di jalan." Jawab Lim lalu pergi begitu saja meninggalkan Jennie.

Jangan tanya bagaimana perasaan Lim saat ini, ia begitu kecewa dengan Jennie saat ini, namun mau bagaimana lagi karena Lim tak mau hubungannya dengan Jennie rusak karena sikapnya itu.

***

M

alam harinya Lim asik bermain game dengan Jisoo di rumah Jisoo, mereka akhir-akhir ini jarang menghabiskan waktu bersama karena kesibukan masing-masing dengan para pujaan hatinya. Untuk itu Lim datang demi menemui sahabat tercintanya itu.

Brak....

Pintu kamar Jisoo tiba-tiba terbuka dan larilah anak kecil berwajah cantik menghampiri mereka.

"Jisoo......" Panggil Ahyeon dengan memeluk leher Jisoo.

"Yak sakit!" Teriak Jisoo dengan melepaskan tangan Ahyeon.

"Jisoo itu siapa? Kenapa tampan sekali tak sepertimu buruk rupa." Tanya Ahyeon saat ia melihat Lim.

"Enak saja! Aku lebih tampan darinya. Di mana Mommymu?" Jisoo akan selalu dibuat kesal oleh keponakannya ini.

"Dia pergi, mungkin menemui kekasihnya yang penyanyi terkenal itu." Jawab Ahyeon dengan terus menatap Lim, Ahyeon kali ini sedang merapihkan rambut dan pakaiannya.

"Masih bersama Mino? Kenapa betah sekali dengan lelaki tengil dan so tampan itu." Tanya Jisoo lagi, sedangkan Lim hanya diam pura-pura tak peduli.

"Jisoo aku sudah cantik belum?" Bisik Ahyeon.

Jisoo hanya menggelengkan kepalanya karena kesal dengan tingkah Ahyeon, anak sekecil ini sangat centil saat melihat lelaki tampan seperti Lim.

"Kamu datang ke sini dengan Mommymu?" Kini Lim yang bertanya pada Ahyeon.

Ahyeon langsung tersenyum manis, bertingkah begitu anggun dengan merapihkan rambutnya.

"Aku dengan Daddy, tadi Mommy telpon Daddy untuk mengantarkanku ke rumah Jisoo." Jawab Ahyeon dengan lemah lembut.

"Cih, menjijikan sekali!" Ledek Jisoo.

"YAK DIAM KAMU!" Bentak Ahyeon pada Jisoo.

"Kamu kenal Mommyku?" Tanya Ahyeon lagi dengan lembut.

"Tidak, hanya tahu saja karena dia bekerja di perusahaan Daddyku." Jawab Lim tak kalah lembut meski hatinya terluka.

Tak mau ambil pusing akhirnya Lim kembali bermain game dengan Jisoo, sedangkan Ahyeon pergi menemui Kakek dan Neneknya.

Jam sudah menunjukan pukul 10 malam, Lim melihat ponselnya dan Jennie tak memberikan kabar sama sekali setelah perpisahan mereka di mall tadi, padahal Lim beberapa kali mengirim pesan dan menanyakan keadaan Jennie.

"Tuan Muda pergi bersama karyawan anda bernama Jennie, wanita itu membeli banyak pakaian dan tas bemerek. Sepertinya Tuan Muda hanya di manfaatkan saja."

BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang