13

2.5K 215 35
                                    


Komennya galak-galak banget, kasian Jennie ih 😭😭



Setelah perjalanan panjang akhirnya mereka berdua sampai di depan rumah Jennie, Lim langsung turun dan membukakan pintu untuk Jennie, sedangkan Jennie bak princess turun dengan anggunnya. Lim juga langsung sigap mengambil semua barang belanjaan Jennie yang memenuhi jok belakang.

Jennie berdiri dengan menyilangkan kedua tangannya di depan pintu, matanya terus menatap ke arah Lim yang sedang sibuk mengambil barang-barangnya.

"Ternyata kamu sangat tampan Lim." Batin Jennie.

"Sudah semua baby?" Tanya Jennie saat Lim sedang berjalan mendekatinya.

"Sudah semua." Lim menjawab dengan begitu lembut dan tak lupa memberikan senyuman yang begitu indah.

Akhirnya mereka masuk ke dalam rumah Jennie, Jennie yang tak segan bergelayut manja ditangan Lim pun merasa jika dirinya sedang menjadi princess saat ini, apapun yang dia inginkan akan ia dapatkan.

Sesampainya di kamar Jennie, Lim langsung menyimpan semua barang-barang Jennie di sofa dan setelah itu langsung menghampiri Jennie yang sedang berdiri menyisir rambutnya, tak segan Lim langsung memeluk Jennie dari belakang membuat Jennie langsung menghentikan aktivitasnya, Jennie mengelus tangan Lim yang melingkar di perutnya, Jenniepun memejamkan matanya saat Lim mengendus-endus lehernya.

"Kenapa Noona begitu cantik eoh." Bisik Lim dengan menghembuskan nafasnya di telinga Jennie.

Jennie membalikan badannya dan kini mereka berdua saling berhadapan. Lim mengelus pipi Jennie dengan lembut dan terus mengagumi keindahan yang dimiliki oleh kekasihnya ini.

"Aku beruntung memiliki Noona." Lim terus menerus memuji kekasihnya.

"Terimakasih Baby..." Jawab Jennie dengan mengecup bibir Lim.

Tiba-tiba ponsel Jennie berdering, Jennie langsung melepaskan pelukan Lim namun dengan sigap lelaki itu menahan Jennie dan lebih mengeratkan pelukannya.

"Sebentar saja, siapa tau itu penting." Pinta Jennie namun Lim menggelengkan kepalanya.

"Aku tak suka jika Noona selalu sibuk dengan ponsel saat bersamaku." Jawab Lim dengan tegas dan jujur saja Jennie sudah jesal sekali.

Diam-diam Jennie mengepalkan tangannya karena tak suka dengan tingkah Lim, namun Jennie harus bersabar demi misinya tercapai.

"Aku mandi dulu ya, setelah itu kita masak untuk makan malam." Jennie langsung melepaskan pelukan Lim.

"Boleh tidak aku ikut." Pinta Lim dengan memohon.

"Aku janji tak akan macam-macam, hanya mandi bersama saja." Lanjut Lim lagi, Lim hanya ingin mandi bersama itu saja.

Jennie tentu ragu untuk mengizinkan keinginan Lim, Jennie sendiri mudah terangsang jika sudah menyangkut hal intim, apa lagi ini Jennie harus melihat Lim sedang bertelanjang dengan penis besar terlihat dengan jelas.

"Ayolah sayang boleh ya, soalnya nanti jam 8 aku ada janji bertemu asisten Daddy untuk mencari apartemen, aku berpikir lebih cepat lebih baik kan agar kamu bisa beristirahat di sana." Jelas Lim, ia tak mau Jennie berpikir macam-macam tentangnya.

"Tapi janji ya jangan macam-macam, aku takut kamu terangsang jika melihatku bertelanjang." Jennie akhirnya luluh namun tetap memberi peringatan.

"Tentu, Noona berendam saja dan aku mandi cepat jadi kita berjauhan." Jawab Lim lagi.

Akhirnya Jennie menganggukan kepalanya setuju, Jennie akan berendam saja agar berjauhan dari Lim dan ia tak akan melihat kegiatan Lim takut ia akan terangsang.

Keduanya masuk ke dalam kamar mandi Jennie, sejujurnya Lim gugup namun Lim penasaran dan sangat ingin melihat badan Jennie, katakanlah jika Lim nakal tapi Lim juga anak lelaki normal yang pasti akan penasaran jika ia sering mendapatkan cerita panas dari teman-temannya di sekolah.

Lim langsung sigap mempersiapkan segala sesuatunya agar Jennie segera bisa berendam dengan nyamam, matanya sesekali melirik Jennie yang sedang membuka satu persatu pakaiannya.

Glek... Lim menelan ludahnya dengan kasar saat ia melihat payudara Jennie menggelantung dengan manja tanpa tertutup apapun.

"Sabun Noona wangi sekali, pantas aku tak pernah bosan menciumi badan Noona. He..." Dengan sebuah cengiran bodohnya Lim mengatakan itu.

Lim sudah selesai mengisi air dan sabun, ia langsung berdiri dan membalikan badannya namun Lim langsung tertegun saat melihat Jennie yang sudah telanjang bulat di belakangnya, hingga akhirnya lamunan Lim tersadarkan saat Jennie menjewer telinganya.

"Matanya jangan nakal!" Ucap Jennie dengan menjewer telinga kekasihnya.

"Aw...aw... Sakit Sayang." Rengek Lim dengan melepaskan tangan Jennie ditelingannya.

Akhirnya Jennie masuk dan berendam, ia memejamkan matanya menikmati wanginya sabun dan aroma terapi yang Lim siapkan tadi, rasanya begitu rileks sekali. Tak lama mata Jennie terbuka saat mendengar suara shower.

"Sial!" Batin Jennie saat melihat Lim sudah telanjang bulat di hadapannya.

Jennie menggigit bibir bawahnya saat melihat Lim membasahi sekujur tubuhnya, derasnya air yang mengalir membuat mata Lim terpejam dengan wajah yang begitu seksi.

Kali ini Jennie yang menelan ludahnya, penis Lim memang tertidur namun masih terlihat begitu besar coba bayangkan bagaimana jika penis itu bangun. Sedang asik menatap penis Lim, Jennie kaget dan baru sadar jika penis itu sudah ada di hadapannya.

"Minta sabun." Ucap Lim berdiri di hadapan Jennie.

Glek... Jennie langsung kikuk saat melihat penis itu ada di hadapannya.

"Ini, nanti wangi kita jadi sama." Jawab Jennie menghilangkan kegugupannya.

Lim hanya tersenyum dan mengambil sabun itu,
Lalu Lim sedikit menjauh dari Jennie dan sibuk menyabuni badannya, entah kenapa di mata Jennie semua ini begitu seksi membuat vagina Jennie di bawah sana berkedut dengan hebat.

"What? Kenapa dia seperti sengaja menyabuni area itu dengan perlahan?" Batin Jennie tanpa mengedipkan matanya, tentu ia tak ingin melewatkan hal indah di hadapannya ini.

Setelah beres menyabuni badannya, Lim kini keramas dan ini jauh terlihat lebih seksi entah mengapa membuat Jennie diam-diam meraba vaginanya sendiri.

Lim asik sendiri dengan kegiatannya sedangkan tanpa Lim ketahui Jennie sudah mengelus area vaginanya di bawah air yang menutup sebagian area badannya itu.

Dengan mata yang terus menatap ke arah Lim, Jennie diam-diam melebarkan kedua pahanya, mengelus secara hati-hati clitorisnya, agar tak mengeluarkan sebuah desahan Jennie menggigit kuat bibir bawahnya. Namun permainan Jennie terhenti saat tiba-tiba Lim mendekat dan justru masuk ke dalam bathtub, kini Lim sudah duduk di depan Jennie, diantara kedua kaki Jennie.

"Biar aku bantu." Ucap Lim lalu tangannya mengelus vagina Jennie...

"Aawhh.... Ja...jangan Limhh..." Tanpa di sadari Jennie mendesah karena nikmat atas sentuhan jari jemari Lim.

Hati Jennie begitu menolak apa yang sedang Lim lakukan padanya namun entah mengapa badannya justru menerima itu dengan baik.

Lim tersenyum senang saat Jennie menikmati perlakuannya, meskipun ucapannya menolak namun berbeda dengan badannya yang menerima dan menikmati.

"Limhhh ssuudahhhh..." Jennie menggelinjang saat satu jari Lim bermain-main dilubang kenikmatannya.

Yah kepencet publikasi.

BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang