8

2.4K 215 12
                                    

Terhitung 1 jam sudah berlalu dan Lim belum juga bisa memejamkan matanya, hati dan pikirannya semakin gelisah saat ini, sebagai seorang lelaki normal tentu ia merasa ada sesuatu yang mengganjal membuat hasratnya kian berdesir hebat. Jennie sendiri masih asik dengan posisi memeluknya itu, hembusan nafas yang sejak tadi menggelitik leher Lim membuat lelaki itu ingin sekali menerjang wanita di hadapannya.

"Eeuuhhh...." Jennie melenguh saat ia melepaskan pelukannya di badan Lim.

"Ffuuuhhh..." Lim langsung membuang nafas dengan lega.

Namun jarak yang begitu dekat diantara mereka membuat Lim begitu fokus menikmati wajah Jennie yang begitu cantik, namun Lim terperanjat saat Jennie akhirnya membuka mata dan tersenyum sangat manis.

"Kamu milikku Lim!" Ucap Jennie dengan tegas, membuat Lim langsung menganggukan kepalanya tanpa sadar.

Perlahan Jennie mendekatkan wajahnya pada wajah Lim, tatapan mata Jennie begitu tajam membuat Lim terhipnotis dan hanya diam mematung, hingga tanpa sadar bibir mereka sudah bersatu namun hanya menempel saja.
Hingga akhirnya Lim menjauhkan wajahnya karena tersadar ini sudah sangat berbahaya jika diteruskan.

"Aku harus pulang." Lim langsung mundur dan usahanya untuk kabur gagal karena Jennie menahan tangannya.

"Tak bisakah hanya melihatku saja Lim?" Tanya Jennie dengan mata berkaca-kaca.

Lim tak mengerti maksud Jennie, ia kemudian duduk kembali di depan Jennie dan hanya duduk diam menatap Jennie, sejujurnya Lim bingung harus menjawab apa karena ia benar-benar tak mengerti.

"Bisakah mulai malam ini kita meresmikan hubungan kita Lim?" Jennie kembali bertanya.

Untungnya kini Jennie mendapat jawaban dari Lim. "Bisa, mari mulai saat ini kita berkencan." Jawab Lim tanpa ragu.

Jennie akhirnya menarik badan Lim untuk ia peluk dan tanpa ada penolakan Lim membalas pelukan Jennie.

Akhirnya mulai malam ini mereka resmi menjadi sepasang kekasih, Jennie tak peduli dengan statusnya bersama Mino toh hati Jennie memang lebih condong pada berondong tampan anak bosnya ini.

Setelah beberapa saat berpelukan, mereka saling melepaskan diri dan tersenyum saling memandang.

"Tidur di sini ya." Pinta Jennie dengan memainkan jemari panjang kekasihnya.

Lim hanya menganggukan kepalanya karena tak mau membuat Jennie marah, karena Lim yakin Jennie akan marah saat nanti Lim memilih untuk pulang.

"Aku ganti baju dulu ya, kamu kalau mau ganti baju pakai baju Jisoo saja ya, nanti aku bawa baju Jisoo." Ucap Jennie setelah itu ia pergi meninggalkan kekasih barunya itu.

Lim memainkan ponselnya saat ia menunggu Jennie, malam sudah semakin larut dan besok ia harus sekolah, namun sampai detik ini matanya belum juga terpejam, semua karena Jennie.

Sedang asik bermain ponsel Lim langsung mengangkat kepalanya saat dengan tanpa izin Jennie mengambil ponselnya, namun Lim langsung tertegun saat melihat Jennie hanya memakai kemeja putih kebesaran dengan celana dalam tanpa menggunakan Bra di bagian atas.

Sedang asik bermain ponsel Lim langsung mengangkat kepalanya saat dengan tanpa izin Jennie mengambil ponselnya, namun Lim langsung tertegun saat melihat Jennie hanya memakai kemeja putih kebesaran dengan celana dalam tanpa menggunakan Bra di bagia...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pakai ini." Ucap Jennie dengan menyodorkan kaos oblong milik Jisoo.

Tanpa banyak bicara Lim langsung mengambil kaos itu dan tanpa ragu membuka baju yang ia kenakan di hadapan Jennie, Jennie sendiri langsung menelan ludahnya dengan kasar saat melihat perut Lim yang begitu seksi meskipun hanya ia lihat dari samping. Jennie diam-diam langsung memeluk Lim dari belakang sebelum lelaki itu memakai bajunya.

Lim sendiri kaget saat Jennie memeluknya dan tanpa diduga Jennie mengelus perut Lim membuat lelaki itu dengan otomatis memejamkan mata menikmati setiap elusan lembut yang kekasihnya berikan itu.

Namun elusan tangan Jennie semakin menuju ke bawah membuat detak jantung Lim semakin tak karuan, sebagai seorang lelaki tentu hasratnya sudah begitu memuncak jika diperlakukan seperti itu.

Karena tak tahan lagi akhirnya Lim membalikan badannya dan langsung menyerang bibir mungil nan seksi milik Jennie.

Akhirnya mereka berciuman dengan begitu terburu-buru, maklum saja Lim tidak berpengalaman untuk hal seperti ini, ia jomblo sejak lahir sedangkan Jennie sudah begitu mahir karena ia seorang janda beranak satu.

"Limhhh...." Jennie mendorong dada kekasihnya, sungguh Jennie tak menikmati ciuman seperti ini.

Lim merasa bingung karena Jennie melepaskan ciuman mereka, dengan nafas terengah-engah Lim terlihat begitu kecewa.

"Tenang baby, jangan terlalu terburu-buru dan nikmati ciuman ini." Ucap Jennie dengan mengelus perut Lim.

"Maaf, aku belum terbiasa." Jawab Lim dengan malu-malu justru malah membuat Jennie gemas dibuatnya.

Jennie kembali menyatukan bibir mereka, kini Lim lebih berhati-hati dan menikmati ciuman mereka. Meskipun tentu Jennie yang lebih jago dan menguasai ciuman karena Lim masih sedikit malu-malu dan kaku.

Setelah asik berciuman dan Jennie melepaskan bibir kekasihnya, mereka akhirnya berpelukan untuk menyalurkan rasa kasih sayang.

"Sudah malam, ayo tidur besok kamu harus sekolah." Ajak Jennie, ia menuntun kekasihnya untuk berbaring bersama di kasur yang selama ini Jennie tiduri seorang diri.

Tentu Lim kecewa, hasratnya masih begitu tinggi namun Jennie malah menghentikan ini padahal Lim belum nemulai, namun mau bagaimana lagi Lim tak berani protes atau merayu Jennie untuk melanjutkan ke hal yang lebih intim lagi.

Akhirnya mereka tidur saling berhadapan, Jennie tanpa ragu mendekatkan badannya dan memeluk kekasihnya, dengan senang hati Lim membalas pelukan Jennie.

Namun sebagai seorang lelaki Lim masih ingin bermesraan dengan kekasihnya, ia mengelus bahu Jennie langsung dari balik kemejanya, tentu Jennie yang belum tidur nyenyak begitu paham dengan keadaan Lim, namun ia terus mencoba berpura-pura tidur karena tak mau terbawa suasana dan akhirnya mereka bercinta.

"Tahan Jen tahan, inget cuma suami kamu nanti yang boleh nyentuh kamu sepuasnya, jangan sampai kejadian dulu ke ulang lagi." Batin Jennie dalam hati.

"Sial!" Lanjut Jennie dalam hati saat Lim mengelus pantatnya.

Sungguh Lim mengambil kesempatan untuk menjelajahi badan Jennie di saat Jennie tertidur seperti ini, tapi tanpa Lim ketahui kekasihnya masih terjaga dan sedang menahan hasratnya.

Namun tak lama ponsel Lim berbunyi membuat Lim buru-buru menghentikan aktifitasnya, ia tak mau Jennie terbangun karena suara ponselnya itu.
Dengan mengendap-endap Lim mengangkat telponnya untuk menjauh dari Jennie, Jennie yang belum tidur sedikit mengintip karena penasaran sedang bicara dengan siapa kekasihnya.

Setelah selesai mengangkat telpon Lim langsung mengganti bajunya dan pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Jennie, Lim tak mau mengganggu kekasihnya yang sudah tertidur.

"Ko pergi, siapa yang telpon?" Gumam Jennie saat Lim sudah pergi.

Tentu Jennie kesal karena Lim pergi begitu saja, tapi di sisi lain Jennie merasa lega karena ia aman dari godaan kekasihnya. Karena perinsip Jennie adalah tidak ada sex sebelum menikah.

BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang