38

1.6K 179 14
                                    

Hari berganti dan bulan ikut berganti, kini kandungan Jennie sudah menginjak 7 bulan dan kesehatan Lim sudah kembali pulih 100%.
Lalu bagaimana kondisi kaki Lim? Kaki Lim kini sudah bisa dipakai tanpa tongkat dan kursi roda, itu semua karena Lim memakai kaki palsu yang benar-benar mirip dengan kaki asli, semua diusahakan sebaik mungkin oleh kedua orang tua Lim meski harus mengeluarkan uang yang cukup banyak.

Lim sendiri membantu Jennie membuka butik, Lim bertugas untuk pemasaran dan Jennie yang merancang semua pakaiannya, karena Jennie sudah terkenal jadi tak sulit untuk mencari pelanggan bahkan kini brand milik Jennie sudah lumayan banyak di kenal meski masih di wilayah Korea saja.

"Mom, ko Daddy Lim belum pulang?" Tanya Ahyeon karena sudah jam 8 malam tapi Lim belum juga pulang.

"Mungkin Daddy sedang sibuk sayang, ayo habiskan makan malamnya nanti belajar ya." Jawab Jennie dengan mengelus kepala Ahyeon yang duduk di sampingnya.

Jennie sendiri sejak tadi terus menunggu Lim yang tak biasanya pulang malam, ia begitu khawatir dengan keberadaan suaminya itu, namun sejak tadi ponselnya tak bisa dihubungi membuat Jennie semakin khawatir.

"Coba tanyakan pada Jisoo, siapa tau Daddy Lim bersamanya." Saran Ahyeon, karena memang sejak menikah Lim sering tinggal di rumah.

Jennie hanya menganggukan kepalanya dan mencoba mengirimkan pesan pada Jisoo, namun sudah lima menit Jisoo tak kunjung menjawab pesan Jennie.

"Sayang ayo ke kamar dan belajar ya, Mommy harus membereskan semua makanan ini." Titah Jennie pada Ahyeon yang langsung diangguki oleh Ahyeon.

Semakin malam Jennie semakin khawatir pada keberadaan Lim yang entah di mana, suaminya tak pernah seperti ini sebelumnya membuat Jennie jadi khawatir setengah mati. Jennie terus melirik jam di tangannya dan ini sudah jam 10 malam, ia lalu pergi ke kamar untuk beristirahat setidaknya pegal di pinggang sedikit terobati.

Ceklek...

Pintu kamar Jennie terbuka dan masuklah Lim dengan membawa beberapa paper bag.

"Baby..." Panggil Jennie dengan lirih.

"Hey kenapa ko sedih? Maaf ya aku pulang terlambat Honey, soalnya mobil mogok terus ponselnya mati." Lim langsung menarik Jennie ke dalam pelukannya, mengelus sayang kepala istrinya itu.

Hiks....hiks...

Jennie menangis tersedu-sedu membuat Lim jadi kalang kabut, Lim merasa bersalah karena lalai dalam memberikan kabar pada Jennie.

"Hon sudah ya jangan menangis, demi Tuhan aku tak melakukan apapun, sekarang mobil masih di bengkel dan tanya saja Jisoo." Jelas Lim lagi, kini Jennie sedikit merasa tenang.

Akhir-akhir ini Jennie memang sangat sensitif, hormon Ibu hamil membuatnya menjadi selemah ini, namun Lim akan dengan sabar mengurus dan memberikan perhatian penuh untuk istrinya itu, Jennie sudah memasuki kehamilan trismester ke 3, terkadang ia mudah lelah dan cape.

"Jangan membuatku khawatir Baby, lain kali tolong kabari aku." Bisik Jennie yang masih betah dalam pelukan Lim.

"Iya aku janji, sekarang aku mandi dulu ya lalu kita tidur." Lim melepaskan pelukannya dan pergi menuju kamar mandi.

Selama Lim mandi Jennie menyiapkan seluruh pakaian Lim, ia memang menjelma menjadi istri yang baik selama ini, Jennie sang pemain sudah hilang entah kemana perginya semenjak mereka menikah, bahkan pernikahan mereka begitu rukun dan damai tanpa ada masalah apapun yang datang.

"Tapi sudah dua minggu Lim tak menyentuhku, apa dia mulai jijik melihat perutku yang semakin membesar?" Gumam Jennie dengan mengelus perutnya yang sudah membesar.

BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang