29

2.1K 254 20
                                    

Hari ini kehidupan baru akan dimulai, menjadi seorang suami dari istri dan satu anak perempuan serta calon bayi yang ada di dalam kandungan sang istri.
Rasa canggung dari keduanya begitu terasa sekali, dulu rumah ini adalah tempat mereka menghabiskan waktu bersama dan sekarang rumah ini akan menjadi tempat huni mereka berdua.

"Padahal kamu lebih cocok denganku dari pada Mommy." Ucap Ahyeon dengan menatap sendu ke arah Lim.

Jennie sendiri hanya menggelengkan kepalanya, anaknya itu memang begitu menyukai Lim sejak awal mereka bertemu, namun siapa sangka jika rasa sukanya akan berlanjut seperti ini.

"Anak adalah maut." Batin Jennie.

"Tapi sekarang aku sudah jadi Daddymu, jadi jangan menggodaku lagi." Jawab Lim dengan mengedipkan sebelah matanya.

Ahyeon hanya menarik nafas kesal, bisa-bisanya dia kalah saing oleh Mommynya sendiri. Tak lama Ahyeon pergi menuju ke kamarnya karena ia belum terima jika Lim menikahi Jennie dan kini malah menjadi Daddy tirinya.

"Dia sepertimu ya cemburuan." Ucap Lim tanpa mengalihkan pandangannya pada Ahyeon yang masih berjalan menuju kamarnya.

"Ya karena aku tak mau kehilanganmu." Bisik Jennie dengan menggenggam tangan Lim.

Lim hanya tersenyum dengan gelengan kepalanya, Jennie sejak dulu memang paling bisa menggodanya dan Lim selalu kalah dan hanyut dalam godaan Jennie.

Setelah itu Jennie membawa Lim ke kamarnya, ini bukan kamar yang dulu sempat mereka tiduri karena itu ada di lantai dua, sedangkan sekarang kamar mereka ada di lantai satu agar Lim tak kesulitan naik ke atas jika ingin tidur.

"Ini kamar kita, aku udah siapin semua keperluan kamu di sini." Ucap Jennie saat mereka sudah sampai di kamarnya.

"Ini biar jadi kamarku saja, kamu tetap di atas ya. Kita jangan tidur bersama." Tolak Lim, ia masih tetap dengan pendiriannya untuk tak menikah sungguhan dengan Jennie.

Jennie tak mungkin menyetujui keinginan suami tercintanya itu, enak saja tidur berjauhan mana mungkin, Jennie saja sudah sangat rindu dengan sentuhan-sentuhan Lim, bahkan Jennie rindu sesuatu yang besar di sana.

"Kamu mau ganti baju?" Tanya Jennie tanpa menjawab ucapan Lim tadi.

"Panggilkan saja Jay biarkan dia yang mengurusku Noona." Jawab Lim yang kali ini berhasil membuat Jennie kesal.

"Istrimu Jay atau aku?" Tanya Jennie dengan nada dan ekspresi yang dingin.

"Aku tak mau menyusahkanmu Noona, kamu sedang hamil jadi jangan terlalu cape." Lim mencoba memberikan pengertian pada Jennie yang terlihat kesal itu.

Jennie tak mempedulikan keinginan Lim, ia mulai membuka koper Lim dan mulai menyusun baju suaminya di dalam lemari, tanpa banyak bicara Jennie melakukannya dengan senang hati meskipun ia hanya diam karena kesal dengan Lim.

Lim sendiri memilih diam dari pada membuat Jennie marah, istrinya itu sedang dalam mood yang buruk saat ini jadi diam adalah hal yang benar.
Setelah setengah jam akhirnya Jennie selesai merapihkan pakaian Lim, masih dengan suasana hening Jennie melewati Lim yang sedang duduk di belakangnya, Lim sampai memutarkan kepalanya demi melihat Jennie.

"Noona mau kemana?" Tanya Lim yang berusaha mengejar Jennie.

"Waktunya kamu minum obat Lim, tunggu dulu akan aku siapkan." Jawab Jennie yang langsung pergi meninggalkan Lim di kamar.

Lim sendiri masih duduk di kursi roda, ia masih kaku jika menggunakan tongkat jadi Jennie meminta Lim tetap menggunakan kursi roda terlebih dahulu.

Ini memang waktunya makan siang dan Jennie dengan telaten menyiapkan semua keperluan Lim yaitu makan dan obat-obatannya. Seperti sekarang Jennie sedang menyuapi Lim makan dan Lim menikmati makanannya.

BerondongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang