Part 4

79 10 0
                                    

Im Sol mengambil banyak part time, walaupun nyawanya terancam, hidup tetap butuh uang. Itulah yang gadis itu pikirkan.

Ia berharap pertemuan mereka di apartemen memang benar kebetulan saja. Ya benar, berpikir positif bahwa itu hanya kebetulan akan menekan rasa stress itu sendiri. Pikirannya sibuk sambil terus mengepel gedung perkantoran.

Dipikir pikir ruangan apartemennya susah cukup kecil, apa yang pria itu maksud dengan modifikasi dan renovasi? Mau dibuat sekecil apalagi ruangan itu? Apa ia beli mobil saja dan tidur di mobil? Sepertinya bukan ide buruk.

Pria itu pasti cukup kaya!! Untuk apa menyewa apartemen kecil yang sudah terisi? Im Sol kesal sekali sampai pikirannya kemana mana. Lagipula akan sulit menyembunyikan stok darah jika punya teman sekamar. Apa yang ia pikirkan sampai bilang ke pak pemilik soal teman sekamar? Mau menggali kubur sendiri ya? Sial. Ia sangat lapar. Untung saja ia membawa beberapa stok darah di tas.

"Apa yang kau lakukan!" Im Sol mendengar teriakan seorang perempuan dari balik toilet. Apa rasa kesal itu menular ya, ia juga ikut kesal hanya dengan mendengar teriakan itu.

Suara setelahnya lebih mengejutkan karena Im Sol mendengar suara kecipak dan juga beberapa kali desahan. Biarkan sajalah bukan urusannya. Ia terpaksa mencari lokasi lain untuk minum darah. Toilet tidak hanya satu disini. Benar benar definisi percintaan penuh gairah di kantor.

Im Sol sedang menikmati darah di toilet saat ia lagi lagi merasakan aura khas Ryu Shi Oh. Ia cepat cepat menghabiskan darah di kantung yg ia pegang kemudian membersihkan kantung itu dengan cepat sebelum membuangnya dan segera keluar dari toilet. Ah Sial. Pria itu sedang memunggunginya sambil memperbaiki tatanan rambut di cermin toilet.

Tanpa babibu Im Sol segera keluar dari sana sebelum Shi Oh menyadari kehadirannya. Sayangnya hari ini ternyata adalah hari kesialan. Sebelum sempat benar benar keluar dari pintu toilet, gadis itu menjatuhkan ponsel di tangannya. Seketika pria tampan yang sedari tadi ia hindari langsung menoleh ke arahnya.

Pria itu menatap sebentar lalu tersenyum ramah.

"Im Sol shi? bapak pemilik apartemen memberitahuku namamu. Apakah kau baik baik saja?" Im Sol langsung berjongkok dan mengambil ponselnya secara tergesa-gesa.

"Terimakasih. Aku baik baik saja." Gadis itu sedikit menjaga jarak saat mulai berbicara pada Shi Oh.

Pria itu tampak sangat tertarik untuk melanjutkan obrolan dengannya, mata pria itu masih menatap lurus langsung ke arah mata.

"Aku menunggumu menghubungiku." ucap pria itu sambil tertawa dan tersenyum kecil. Tampan sekali.

Walau sedikit gugup Im Sol berusaha membalas perkataan pria itu. Namun tidak ada satu katapun yang keluar jadi gadis itu hanya tersenyum kikuk saja.

Ryu Shi Oh tanpa ragu melangkah maju mendekatinya. Sambil terus menampilkan senyuman manis.

"Pemilik bilang kau sudah menunggak biaya apartemen dua bulan. Dan ia berencana mengusirmu. Aku tidak ingin kau salah paham. Kebetulan apartemen itu dekat dengan wilayah tempatku bekerja saat ini. "

"Ta..tapi ruangan itu sangat kecil jika harus dibagi lagi.. lagi pula aku akan pindah, kau bisa memiliki ruangan itu secara pribadi." ucap Im Sol gugup. Pria itu memperhatikannya terus. Bagaimana ia tidak gugup?

"Ah begitu baiklah. Apa kau bekerja di sini? "

"Ahaha benar. Aku bekerja di sini. Maaf tapi permisi , aku harus kembali bekerja." ucap Im Sol singkat sambil bergegas berjalan keluar toilet.

RYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang