Bab 21

39 6 0
                                    

"Ada apa denganmu? Kau terlihat buruk." Im Sol baru saja datang untuk sarapan. Pria ini terlihat sangat sangat hmm bagaimana mendefinisikannya?

Shi Oh dengan tidak sabar menenggak segelas susu mengabaikan gadis di depannya.

"Kau tampak sangat kesal." Im Sol tidak menyerah dan kembali menganganggu ketenangan pria itu. Akibatnya Shi Oh mendelik marah.

"Kau lupa aku bisa membaca pikiranmu?"

Shi Oh terlihat semakin marah dan membuang muka setelahnya.

"Ah sebenarnya tanpa membaca pikiran, kau menunjukkan semuanya hanya dengan tatapanmu." Im Sol dengan santai menghampiri Shi Oh dan mengigit telunjuk pria itu dan menghisap darahnya. Mata gadis itu berpendar merah namun ia tidak kehilangan dirinya.

"Ada baiknya kau mendiskusikan hal itu langsung denganku."

"Apa yang bisa didiskusikan dengan makhluk seperti mu?" tanya pria itu ketus. Namun tetap membiarkan Im  Sol menghisap darahnya.

"Aku bisa melihat ambisimu. Baiklah aku tidak akan menghalangimu. Aku juga tidak ingin menjadi monster jika terus terusan melihat tatapan bengismu itu. Aku bisa saja terpancing dan membunuh orang nanti."

"Kau paham konsep kerjasama dalam bisnis kan?" tanya Im Sol sambil beberapa kali kembali menyesap telunjuk pria di depannya.

Im Sol menatap Shi Oh tepat di matanya berusaha menyampaikan perkataannya dengan baik

"Aku tidak ingin mengganggumu dan juga tidak ingin membuat kekacauan dimanapun. Aku tidak bisa membantumu soal hidup abadi, tapi aku bisa membantumu untuk menyingkirkan musuh mungkin?"

Pria di depannya langsung menoleh, ah benar ia langsung tertarik dengan percakapan ini.

"Tentu saja kau harus tetap memberikanku darahmu, itu imbalannya." Im Sol masih terus menyesap telunjuk di depannya sementara Shi Oh tampak berpikir.

"Aku tidak bodoh untuk percaya pada monster sepertimu."

Aku

Im Sol mengigit telunjuk pria di depannya dengan kuat.

"Kau tidak punya pilihan, jadi terima saja."

Darah mengalir lebih banyak dari ujung jari Shi Oh, dan gadis di depannya masih saja menghisap darahnya dengan santai.

"Jujur saja darahmu agak aneh, semakin diminum semakin terasa, tapi tetap saja rasanya lebih enak dibanding darah hewan." monolog Im Sol.

Im Sol menatap lama Shi Oh yang masih saja terlihat buruk.

"Kau mau jalan jalan?"

Shi Oh menoleh namun tidak bisa berbohong kalau ia merasa aneh akan pertanyaan itu.

"Kemana?"

Im Sol baru selesai dengan acara makannya mengambil sandwich dan memasukkannya ke dalam mulut Shi Oh dengan paksa.

"Aku akan memberitahumu saat kau selesai makan."

Shi Oh tampak kaget dan semakin kesal namun ia tetap menerima suapan besar sandwich itu dan terus mengunyah.

Mereka kemudian bersiap untuk keluar. Im Sol berinisiatif menjadi supir untuk mereka dan Shi Oh menurutinya saja.

"Kau tampak tegang bahkan untuk jalan jalan santai."

Ya, pria ini terus saja menunjukkan gelagat tidak nyaman.

"Apa yang kau pikirkan? Mengapa terus menunjukkan wajah masam seperti itu?"

Mereka ini sudah di mobil dengan Im Sol sebagai supir.

"Kentara sekali kau tidak nyaman denganku." ucap Im Sol lagi.

Im Sol terus melirik ke arah Shi Oh yang terus terdiam dan gelisah.

"Kau sakit?" Apa pria ini merasa lemas karena kekurangan darah?

Im Sol menepikan mobil sebelum kembali menoleh ke arah Shi Oh yang kini dengan jelas menunduk dan tampak berkeringat sambil memejamkan mata.

RYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang