Part 8

85 12 0
                                    

Semalaman ia tidak bisa tidur. Bayangan bagaimana urat urat hitam memenuhi tubuh pria itu. Bagaimana ya cara menjelaskannya. Mungkin itu hanya ketakutan saja, atau kecemasan sementara.

Sulit sekali untung mengendalikan diri saat instingnya selalu memberikan tanda bahaya. Ia cepat cepat mengambil beberapa stok darah di lemari pendingin dan meminumnya. Apa ia bunuh saja pria itu?

Tidak, bagaimana cara memanipulasi kematiannya tanpa ketauan? Itulah masalahnya, ia tidak tau caranya. Menarik nafas secara perlahan lalu menghembuskannya perlahan. Ia harus tenang. Menjadi seorang yang terlalu banyak berpikir saat ini mungkin bukan langkah yang tepat.

"Apa yang diinginkan Ryu Shi Oh dariku?" ucap Im Sol pelan.

Im Sol melirik ponselnya, mulai berpikir untuk menelpon Shi Oh untuk mengetahui kondisinya. Satu sisi ia merasa bersalah, namun di sisi lain ia ketakutan dengan ketidakpastian mengenai identitas Shi Oh dan juga gejala aneh yang timbul pada pria itu.

Im Sol mengenyahkan seluruh keraguan dalam dirinya dan memutuskan untuk menghubungi Shi Oh terlebih dahulu.

Tuuut.. Tuuut

Im Sol masih menunggu seseorang menganggap panggilannya hingga ia dapat mendengar suara berat yang familiar.

"Im Sol shii?" ucap Shi Oh diseberang.

"Ehm.. iya benar ini aku. Apa kau baik baik saja?"

"Aku baik baik saja, aku begitu saja terbangun di apartemenku. Apa terjadi sesuatu tadi malam?" tanya Shi Oh tenang.

"Aku minta maaf karena tidak mengantarku dengan benar. Tapi apa yang sebenarnya terjadi pada mu?"

"Ehm agak sulit dijelaskan. Tapi itu bukan hal yang terjadi setiap saat padaku." Ah pria ini menjawabnya dengan jawaban sederhana.

Im Sol terdiam setelahnya. Mulai bingung akan membicarakan apa.

"Aku hanya ingin menanyakan keadaanmu, tampaknya kau baik baik saja. Aku tutup dulu Shi Oh shii." ucap Im Sol kemudian.

"Datanglah kemari."

Apa?

"Kita bisa membahas beberapa pekerjaan dan aku juga sempat menawarimu pekerjaan bukan." lanjut Shi Oh

"Ah benar, baiklah aku segera kesana."

Im Sol segera membersihkan dirinya dan bergegas memilih baju dan akhirnya memutuskan memakai hoodie dan jeans. Lagi pula ia belum tau mengenai pekerjaannya jadi pakai yang nyaman saja.

Shi Oh mengirimkan alamat apartemennya yang memang berjarak lumayan jauh dari tempatnya. Sekitar 1,5 jam perjalanan. Im Sol harus menggunakan bus ke sana.

Saat di Lobby ia langsung menuju lantai dimana Shi Oh tinggal. Ada yang bisa menjelaskan mengapa gadis ini mendadak jadi penurut? Ah mungkin akhirnya logika gadis ini mulai terganggu dengan ketampanan dan suara berat seorang Ryu Shi Oh.

Im Sol tidak bisa menyembunyikan kegugupannya saat tepat berada di depan pintu apartemen Shi Oh, ia dengan ragu memencet bel dan menunggu.

Sesaat kemudian pintu terbuka dan menampilkan tubuh menjulang dan wajah tampan seorang Ryu Shi Oh. Gila! Tampan sekali pria ini.

Shi Oh tersenyum ramah dan mempersilahkan Im Sol untuk masuk. Apartemen pria ini tidak terlalu mewah tapi cukup luas untuk memperlihatkan perbedaan status kami.

Saat menoleh mencari kehadiran Shi Oh ia menyadari tidak ada lagi urat kehitaman yang mencuat dari lehernya. Pakaian pria ini terlihat nyaman dengan sweater abu-abu.

Haruskan ia mencoba mengetahui identitas Shi Oh dengan sedikit menggeledah rumahnya? Bukan ide yang buruk.

RYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang