Part 15

69 6 0
                                    

Sudah beberapa hari Im Sol tinggal di apartemen Shi Oh. Pria itu tidak mengizinkannya pergi kemana pun bahkan untuk mengunjungi apartemennya sendiri juga tidak. Im Sol bosan sehingga meminum beberapa kantung darah hari ini.

Pria itu mengurus semuanya mulai dari makanan dan juga segala keperluannya. Im Sol tidak tahu apakah sebaiknya ia bersyukur dengan kondisi saat ini atau tidak. Mungkin untuk saat ini sebaiknya ia bersyukur saja.

"Sekarang jelas Ryu Shi Oh bukan pegawai kantoran. Bukan juga pekerja pencari talent. Jadi ia menyamar begitu?" batin Im Sol. Im Sol merasa bodoh karena percaya percaya saja dengan ucapan pria itu. Mana tahu Shi Oh hanya menggertak saja bukan? Mana tahu ia hanya orang biasa yang suka menggertak.

Faktanya pria itu mengetahui identitasnya sekarang.

"Kau benar benar menghisap semua cairan merah itu seperti meminum jus."

Im Sol langsung menoleh saat mendapati Shi Oh berada di belakangnya dengan baju sweater. Pria itu kemudian duduk di depan dan mulai memperhatikan gadis itu yang masih menyesap cairan di dalam kantung.

"Kau penasaran dengan rasanya?"
Pria itu menggeleng dan untuk beberapa alasan tampak merasa geli.

" Hanya sangat menarik melihatmu meminumnya dengan semangat."

"Kau bahkan pernah melihat wujud asliku tapi masih saja menunjukkan reaksi seperti ini."

Hubungannya dengan Shi Oh itu agak aneh. Kami tidak pernah benar benar bertanya dengan diri masing masing. Hal itu jadi menyulitkan, karena Im Sol tidak dapat menemukan niatan atau tujuan sebenarnya dari pria ini. Mereka hanya terus terlibat pembicaraan pembicaraan sederhana yang tidak ada isinya.

Im Sol merasakan jarak itu dengan jelas. Tapi sikap Shi Oh membuat kami jadi tidak terlalu canggung, atau setidaknya pria itu berhasil meredam kebencian yang Im Sol rasakan semenjak peristiwa beberapa hari yang lalu.

Im Sol melirik pergerakan Shi Oh yang mengambil beberapa botol obat dari rak dapur dan membawanya meja makan dan kemudian kembali duduk ke tempatnya.

Im Sol mengambil salah satu obat dengan cepat sebelum dengan nekat menenggak satu butir.

Shi Oh hanya memperhatikannya tanpa niatan berbuat apapun.

"Mau dilihat bagaimana punkau terlihat sehat sehat saja. Jadi apa gunanya obat obatan sebanyak ini? Apa supaya kau hidup abadi?" Im Sol menampilkan mimik serius sebelum tertawa setelahnya. Manusia yang ingin hidup abadi benar benar lelucon.

"Kau benar seperempatnya."

Ah yang benar saja pria ini. Ternyata salah satu manusia gila.

"Kau menginginkan punya fisik yang kuat dan tidak mudah mati begitu?"

Pria itu mengangguk dengan tenang.

"Kau tidak tahu ya? Memaksa dengan obat seperti ini hanya memperpendek umur. Kau bodoh?"

Salah satu alis pria itu naik. Biar saja kalau dia merasa terhina.

"Kau mungkin adalah satu yang bisa mewujudkannya. " ucap pria itu kemudian.

"Kau pasti cukup kaya untuk punya impian gila macam itu." Im Sol tersenyum sarkas. Shi Oh tidak bisa menyembunyikan amarahnya. Urat urat hitam di tubuhnya mulai muncul dan pria itu mulai menampilkan ekspresi bengis dengan wajah memerah.

Im Sol tersenyum.

"Aku bahkan bisa membuatmu sekarat dan kemudian menyembuhkanmu kembali. Setidaknya lebih baik menyadari bahwa kau manusia dan kau lemah. Daripada terus mengelak dan berkata kau akan memanfaatkan aku untuk mencapai itu."

ucapan itu berhasil membuat Shi Oh lansung menerjangnya.

RYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang