Part 19

102 11 3
                                    

Keesokan harinya Im Sol kembali menyesal atas tindakan di luar kendali yang ia lakukan. Tidak ia tidak melakukan hal yang aneh hanya sebatas menghisap terlalu banyak darah saja. Mungkin.

Lihatlah sekarang saat terbangun di pagi hari Shi Oh mulai mengabaikannya.

"Kau marah padaku?" Im Sol langsung mengejar Shi Oh yang baru keluar dari ruang ganti dengan setelan jasnya. Kemana pria itu akan pergi?

" Aku hanya harus keluar sebentar. Aku akan kembali. " Shi Oh menatap Im Sol sesaat sebelum benar benar keluar dari apartemen.

"Berhenti! Kau tidak bisa meninggalkan ku di sini sendirian!" Im Sol berusaha menghadang pria tinggi dan besar di depannya.

"Aku lebih kuat darimu jadi jangan coba lari dariku" ucap Im Sol lagi.

Ekspresi Shi Oh terlihat frustasi. Ia berkali kali mengusap kasar rambutnya ke belakang.

"Aku bisa berbuat sesukaku!! Mengapa kau jadi mengaturku seperti ini!" nada bicara pria itu mulai naik dan netranya menatap tajam.

"Tentu saja karena kau terlibat denganku! Makanya kau tidak bisa berbuat seenaknya." setelahnya Shi Oh berusaha menerobos namun tenaga pria itu tidak bisa menandingi Im Sol.

"Kau ini, tidak bisa menyembunyikan apapun, semua terlihat jelas pada ekspresimu." ucap Im Sol menggenggam tangan Shi Oh dan menuntunnya menuju sofa. Shi Oh awalnya melawan, namun karena ditarik paksa akhirnya ia menurut.

"Aku minta maaf. Apakah gigitanku sangat sakit tadi malam?" Im Sol menatap mata Shi Oh lembut dan juga meraih telapak tangan pria itu untuk digenggam.

"Kau menghisap darahku seperti orang gila tentu saja sangat sakit." celetuk pria itu terlihat kesal.

"Kau terlihat pucat pagi ini, jadi kenapa kau buru buru pergi?"

Shi Oh hanya terdiam, tidak tepatnya pria itu enggan menjawab.

Im Sol kemudian memberikan sekotak obat penambah darah tanpa ragu.

"Kau mengerikan!! Jadi kau berencana mengigitku lagi hah!!"

Im Sol mulai memijat pelipisnya pelan. Apa yang pria ini bicarakan. Tentu saja tidak. Kemaren hanya karena ia di luar kendali saja.

Akhirnya Im Sol mendekati leher Shi Oh dan mengusapnya pelan hingga bekas gigitan itu hilang. Harusnya dari awal ia langsung menghilangkan bekas luka pria ini. Mungkin karena ini ia jadi sensitif sekali.

"Apa masih sakit?" ucap Im Sol setelah memastikan luka pria itu sembuh.

Shi Oh segera menggerakkan lehernya ke kiri dan ke kanan dan kemudian melakukan beberapa pergerakan yang tidak penting untuk memastikan lukanya. Ternyata benar luka gigitan Im Sol terasa sangat sakit sehingga Shi Oh jadi bertingkah aneh.

"Sudah tidak."

Im Sol mengusap puncak kepala Shi Oh lembut dan tersenyum.

Shi Oh terdiam. Pria itu menampilkan ekspresi jinak yang menggemaskan. Kalau diperhatikan mata Shi Oh tampak lebih besar saat ia berusaha memperhatikan seseorang dengan serius.

"Kau sebaiknya makan sesuatu yang bergizi, biar aku pesankan sesuatu untukmu. " ucap Im Sol namun direspon tatapan tajam.

"Kau tidak memaksaku untuk memasak kan? Aku mana bisa? Aku saja tidak makan makanan manusia. Jadi jangan banyak protes." Im Sol kemudian segera memesan beberapa dada ayam kukus dengan salad dan jus buah. Yaah pria ini harus makan makanan bergizi agar tubuhnya sehat dan kuat hehehe. Tanpa sadar pikiran itu membuat Im Sol menampilkan senyuman aneh pada wajahnya.

Shi Oh disampingnya hanya bisa terdiam. Apa yang sedang gadis ini pikirkan?

RYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang