21. Jantungan or Love?

25 0 0
                                    

Ruangan putih, bau obat-obatan, sinar matahari yang menyinari lewat jendela. Itu adalah kerabat dengan Gavin selama sebulan ini di rawat di rumah sakit. Berbeda dari biasanya, hari ini Gavin mendapatkan teman tambahan, lebih tepatnya teman lama yang mengunjunginya.

Gavin mulai membuka bingkisan berisikan buah yang dibawa Rakha, jeruk menjadi pilihan pertamanya.

Rakha menatap kaki Gavin nanar, sama hal dengannya kaki pria itu kini tampak terbalut gips. "Gimana kata dokter kaki lo?"

Sorot mata Gavin menatap kakinya sekilas. "Udah sebulan harusnya mulai membaik sih," Rakha mengangguk mengerti.

"Tumben lo ke jakarta. Ada apaan?" Benar juga. Rakha kembali mengingat tujuannya datang ke jakarta untuk menghilangkan rasa penasarannya.

"Lo punya kenalan dokter spesialis jantung?"

Gavin mengangguk sembari memakan jeruk yang dibawakan Rakha. "Punya. Lo jantungan?"

"Hm,"

"Hah?" Gavin reflek menoleh ke arah lawan bicaranya.

Gavin lansung meletakkan jeruk yang ada di tangannya di nakas, menarik dirinya untuk duduk lebih dekat ke arah Rakha, menatap serius pria itu."Apa keluhannya?"

"Nafas gue sering sesak, ritme jantung gue berdebar lebih kenceng, ulu hati gue sering kaya ada sesuatu gitu, tangan gue dingin. Kata google itu gejala awal serangan jantung,"

"Terus?"

"Terus........kalo ulu hati gua ada sesuatu kerasa geli di perut?"

Bersamaan dengan Rakha menjelaskan kondisinya saat ini Gavin terkekeh. "Jadi lo serangan jantung?"

Rakha menatap pria di hadapannya tajam, seolah reaksi Gavin tidak sesuai dengan kondisinya saat ini. "Lo gila?"

"Lo lagi deket sama seseorang?" Gavin menaik turunkan alisnya.

Berbeda dengan reaksi yang dikeluarkan Gavin, Rakha menaikkan satu alisnya. "Sama lo?" Tanya Rakha polos, posisi keduanya saat ini sedang berdekatan bukan?

Gavin reflek menendang Rakha dengan satunya yang tidak di perban. "Najis goblok, maksud gue cewe. Lo lagi suka sama cewe?"

"Gak,"

"Serius?" Rakha mengangguk mengiyakan,

Gavin menyerngit heran."Terus yang bikin jantung lo deg degkan siapa?"

Clek

Suara pintu terbuka membuat dua pria yang tengah dalam perbincangan serius tersebut reflek menoleh ke arah pintu. Disana terlihat Neysya yang tengah di gedong putranya bersama Alysa di sampingnya.

Mata Rakha membola saat melihat wanita yang kini berdiri di sebelah Neysya, seolah pria itu tidak menginginkan kehadiran Alysa disana.

"Hai," Alysa menyambut tosan Gavin dengan ramah sembari meletakkan buah yang dibawanya di meja.

Gavin seolah merasa asing dengan suasana tersebut, melihat wanita yang berada di samping Neysya saat ini, wanita yang sudah beberapa tahun belakangan ini sering menghilang dari jangkauan mereka. Alysa menatap tajam Gavin yang sejak tadi menatapnya. "Kenapa muka lo gitu?"

"Tiba-tiba banget al lo ke jakarta?" Tanya Gavin, karena dirinya tidak mendapat kabar dari Neysya bahwa Alysa akan datang hari ini.

Alysa terkekeh mendengar pertanyaan Gavin. "Terus kalo gue ke jakarta harus teriak dulu sampe semua orang tau?"

"Tarzan dong lo," semuanya terkekeh mendengar ucapan sembrono Gavin.

Mata Alysa melirik pria yang berada di samping Gavin, entah takdir atau sial dirinya harus kembali bertemu tetangga menyebalkannya di tempat yang bahkan jauh dari rumah. "Sejak kapan lo disini?"

Alysa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang