8. Mr Recok

60 6 0
                                        

Happy Reading 🌻

Kesialan Rakha belum juga berakhir. Ditengah tertidur tenggorokannya mendadak kering membuatnya terpaksa bangkit dari kasur dan berjalan ke dapur. Saat memencet despenser ternyata air di rumahnya habis total, dan dirinya lupa membeli.

Mata Rakha bergerak menatap jam di dinding, menunjukkan pukul 02:00 dini hari. Tenggoran Rakha sudah sangat kering.

Tidak ada cara lain selain meminta bantuan kembali pada tetangganya, pergi ke supermarket yang berada di komplek tersebut pun pasti mereka sudah tutup sejak tadi.

Ting tong!!

Bel berbunyi namun si pemilik rumah berusaha menutup rapat-rapat matanya yang baru saja tertidur, berharap suara bel itu segera berhenti. Namun harapan Alysa rasanya tidak bisa terkabul malam ini, seseorang yang kini terus menekan bell rumahnya tanpa henti.

Alysa menyerah. Wanita itu bangkit dari kasurnya, melongokkan kepalanya dari jendela, melihat orang gila mana yang tengah memencet belnya tengah malem.

Sumpah serapah keluar dari mulut Alysa saat menuruni anak tangga, suara bel dan si pemencet bel adalah masalahnya malam ini.

Pintu terbuka, memperlihatkan wanita dengan rambut singa dan raut wajah yang tengah menahan emosi. "Rumah lo gak punya jam?"

"Minta air. Air gue habis," Pandangan Alysa meneliti dari ujung kaki hingga kepala. Pria tersebut masih mengenakan celana pendek serta kausnya, dan tumbler ungu yang kini berada di tangannya.

Wajah Alysa kembali memerah mendengar alasan tidurnya terusik. Alysa menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, berusaha menahan tangannya untuk tidak menampar pria di hadapannya kini.

"Efek samping jadi pilot bikin otak lo berhenti bekerja?" Tanya Alysa galak."Lo kalo haus itu ke minimarket bukan ke rumah gue,"

"Udah malem dan alasan otak berhenti bekerja itu karena suplai darah atau oksigen ke otak berhenti, bukan karena gue jadi pilot. Argumen lo gak valid,"

Mengesankan. Seorang pilot mengetahui fakta medis dan untuk pertama kalinya seorang Rakha Atmawijaya menggunakan kalimat panjang lebar di hadapannya, Alysa sedikit takjub mendengar penuturan tersebut.

Rasa takjub Alysa tidak berlansung lama, mengingat Rakha yang menganggu tidurnya, hal yang paling sulit di dapatkan Alysa setahun belakangan. "Gue keliatan perduli?"

"Gue gak butuh perduli, gue butuh minum," secara paksa Rakha menggeser tubuh Alysa untuk memberinya jalan masuk. Tidak ada yang bisa Alysa katakan untuk pria tersebut, dirinya hanya bisa menganga tidak percaya melihat aksi berani Rakha. Memencet bel rumah orang lain dengan paksa di pukul 02:00 malam, bahkan kini masuk seenaknya.

Alysa mengacak pinggang."Lo gak tau hukuman masuk rumah orang tanpa permisi?" Rakha mengangkat sebelah alisnya, meminta penjelasan.

"Pasal 167 ayat 1 KUHP 'Barang siapa memaksa masuk ke dalam rumah, ruangan atau pekarangan tertutup yang dipakai orang lain dengan melawan hukum atau berada di situ dengan melawan hukum, dan atas permintaan yang berhak atau suruhannya tidak pergi dengan segera, diancam dengan pidana penjara sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah,' lo mau gue laporin polisi?"

Bacaan Alysa sebelum tidur kini tampaknya sangat berguna, bahkan bisa mengancam kehadiran Rakha saat ini.

Tangan Rakha mengetuk meja di depannya. "Tok tok. Permisi. Done?" Ucap Rakha santai sembari kembali meneguk air di dalam tumblr yang baru diisinya.

Tidak ada gunanya mengeluarkan emosinya di hadapan Rakha selain membuat kulitnya keriput. Sedangkan sosok yang membuat dirinya emosi hanya melenggang tidak perduli.

Alysa (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang