2

1.8K 189 6
                                    





Suara tangis bayi terdengar di area dapur. Mbak asri dengan cepat membuatkan susu formula untuk si dedek.

"Ssstttt sabar ya nak..."ujar mbak asri.

Ia memasukkan susu tersebut kedalam botol dot, ia menuang setangah air panas dan juga air dingin kedalam botol dot.

"Udah haus banget ya nak ya?"ucap mbak asri.

Mbak asri menggendong bayi itu, lalu memasukan botol dot itu kedalam mulut si dedek.

Mbak asri tersenyum melihat bayi tersebut yang menyedot susunya dengan cepat.

"Haus banget ya sayang?"ucap mbak asri menimang nimang bayi itu.

"Loh mbak, kok di kasih susu formula anak nyonya shani?"ucap pak tio yang baru saja datang ke dapur.

"Heis, kau gak tau apa. Kalau tuan gracio gak mau nerima bayi ini..."

Pak tio kaget mendengarnya."yang bener aja mbak. Gak mungkin lah tuan gracio begitu"

"Hemm, kalau gak percaya ya sudah"

"Ngepain juga saya bohong..."ucap mbak asri masih menimang nimang dedek bayi itu.

"Bayi ini kena penyakit jantung bawaan"

"Terus tuan gracio gak mau punya anak penyakitan"

"Katanya gak bisa di andelin nanti nya"ucap asri, membuat pak tio semakin menatap kasihan ke arah bayi yang di gendong oleh asri.

"Tau kan seberapa gila kerjanya majikan kita?"ucap mbak asri yang di balas anggukan oleh pak tio.

Dia tau sendiri bagaimana gilanya shani dan gracio dalam berkerja. Segala cara akan di lakukan demi mendapantakan kekayaan dunia.

"Kasian banget kamu nak"gumam pak tio.

"Gak habis pikir saya sama tuan gracio, malah nyonya shani ikut ikutan lagi"ucap mbak asri.

"Nama dedek nya siapa?"tanya tio.

"Gak tau"

"Belum di kasih nama?"

"Jangan kan ngasih nama, gendong bayi ini aja jijik"sahut mbak asri membuat pak tio terdiam.

"Y-yaudah mending mikirin nama si dedek aja"ucap pak tio.

"Kamu aja deh yang mikir, saya gak bisa mikir kalau lagi kesel"ujar mbak asri.

Pak tio terdiam sejenak, ia menatap ke arah bayi yang masih menyusu di gendongan mbak sri.

"Gimana kalau Lengkara"ucap pak tio.

"Boleh juga, tapi bisa agak panjangan dikit gak?"tanya mbak asri.

"Tambahin namah belakang saya aja"

"Sutrisno"

Plak!

"Yang bener aja!"

"Nama wes edan kayak gitu!"ujar mbak asri.

Pak tio mengaduh pelan mengelus punggungnya yang panas.

"Y-ya udah Dewangga aja gimana?"ujar pak tio.

"Hem, boleh juga"

"Lengkara Dewangga..."









"Selamat menjalani hidup di dunia yang penuh dengan luka..."














Tbc

Lengkara DewanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang