Pak tio berlari kencang menyusuri koridor rumah sakit. Ia menggendong tubuh mungil ara."Suster tolong anak saya..."ujar pak tio.
Suster tersebut segera menarik berangka kosong untuk membawa tubuh mungil ara ke ruanagn IGD.
"Bapak mohon tunggu di luar ya"ucap susuter itu.
Pak tio meraup wajahnya kasar, tadi saat dirinya ingin membuat teh. Ia tak sengaja melihat ara yang sudah terbating di lantai dengan keadaan tak sadarkan diri.
Ini bukan kali pertamanya ara jatuh pingsan. Tio sudah tau ini perbuatan siapa, padahla tio juga sudah memperingati baby sister tersebut untuk tidak menyakiti ara.
"Suga kamu gak kenapa napa nak"ucap pak tio penuh harap.
Tio mendudukkan dirinya di kursi yang ada di sana, ia selalu berdoa agar tuhan selalu memberi kesalamatan pada ara.
"Mas, ara kenapa?!"
"K-kenapa ara bisa begini lagi?!"tanya mbak asri panik.
"Tenang tenang, kamu tenang dulu"ujar pak tio menenangkan mbak asri yang panik.
"Gimana gak panik.."
"Ara loh mas, ya tuhann"ujar mabak asri panik.
"I-iya aku tau, tapi kamu tenang dulu jangan panik kayk gini"ujar pak tio.
Mbak asri menghela nafasnya kasar, ia sudah menangis saat menuju rumah sakit.
Cklek!
Mbak asri menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan igd.
"Dok gimana keadaan anak saya?"tanya mabak asri.
Dokter itu menghela nafasnya."kenapa bisa kejadian ini terulang lagi pak buk"
"Bukannya saya sudah bilang untuk menjaga baik baik ara"
Mbak asri terdiam, ia menundukkan kepalanya menangis dalam diam.
"Kondisi ara sudah membaik. Untung saja ara di bawa kesini dengan segera"jelas dokter itu bernama oniel.
Pak tio berbafas legah mendengar itu, ia sangat bersyukur karena tuhan lagi lagi menyelamatkan ara.
"Tolong di jaga dengan baik lagi, agar hal seperti ini tak terulang kembali"
"Jika kembali terulang, saya tidak tau ara akan selamat atau tidak"ujar dokter onile.
"Iya dok, terimakasih"ujar pak tio.
"Boleh saya masuk?"tanya mbak asri.
"Silahkan"sahut dokter oniel.
Mbak asri langsung masuk kedalam ruang igd di susul dengan pak tio di belakangnya.
"Maafin ibu ya nak"lirih mbak asri melihat ara kembali terbaring lemah menggunakan alat bantu pernafasan di hidungnya.
"Sudah jangan nangis, ara tidak papa"ujar pak tio.
"Siapa yang buat ara seperti ini?"
Pak tio menghela nafasnya kasar."siapa lagi kalau gak dina"
"Kan dia yang paling benci sama ara"
"Kurang ajar, bisa bisanya selalu dia yang buat ara bolak balik masuk rumah sakit!"marah mabak asri.
"Orang tuanya yang benci sama ara aja gak sampai hati buat gini'in ara"
"Kok dia dengan enaknya dan tanpa bersalahnya buat ara seperti ini!"
"Aku harus telfon nyoya"ujar mbak asri.
Pak tio menahan mbak asri yang ingin menelfon shani.
"Kenapa?!"tanya mbak asri.
"Kamu ngelapor sama nyonya juga gak ada gunanya"
"Berharap nyonya perduli sama ara itu sangat mustahi sri"ujar pak tio membuat mbak asri menghela nafasnya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara Dewangga
Teen Fiction"Ara kan juga anak mama dan papa, kenapa ara berbeda?" *** "Mama ara mau sosis nya..." "Hai! Siapa yang nawarin kamu!" "Sosis itu untuk kedua anak saya!"desis mamanya. "T-tapi ara juga mau sosis"cicit ara. *** "Ara kalau cita cita nya apa?" "Cita ci...