26

1.7K 227 24
                                    








[B A L I - 12 N O V E M B E R 2007]

  Keluarga kecil shani dan juga para pekerja di rumahnya kini tengah berlibur di bali. Mereka semua menginap di hotel yang berada di dekat pantai kuta.

Ara tampak senang, ini pertama kalinya ara di ajak untuk pergi belibur. Dan ini juga pertama kalianya ara pergi kepantai.

"Nanti ala mau main di sana"ujar ara menunjuk ke arah pantai kuta.

"Boleh, nanti ara sama mbak diwa aja..."

"Nanti kita main passir bareng. Mau?"tanya mbak diwa.

"Mau mau. Ala mau main pasil sama main ail!"ujar ara senang.

"Tapi sebelum itu ara harus tidur siang dulu..."

"Biar nanti sore main ke pantainya gak ngantuk. Oke?"

"Oke!"sahut ara semangat.

Mbak asri yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya saja. Melihat ara senang membuat dirinya juga ikut senang.

Tapi mbak asri masih memikirkan kenapa shani begitu kekeh ingin mengajak semua nya untuk ikut berlibur.

Apa lagi ara, tak biasanya mereka mengizinkan ara untuk ikut.




***



Sore harinya~

  Ara tengah asik bermain pasir dengan mbak diwa. Keduanya membuat istana pasir bersama sama.

"Enapa ndak ada pintu nya?"tanya ara.

"Pintu ya?"gumam mbak diwa.

"Duh, mbak gak bisa bikin pintu nya"ujar mbak diwa.

"Telus gimana olang nya macuk kalau ndak ada pintu nya?"tanya ara.

"Nanti deh mbak usahakan ada pintu nya"ucap mbak diwa.

Ara menganggukkan kepalanya, ia lanjut memasukan tanah kedalam botol bekas.

Di sisi lain, dina tengah membisikan sesuatu pada zee dan aldo. Keduanya mengangguk tersenyum mendengar rencana dina.

"Gih sana"ujar dina.

Aldo dan zee berlari saling mengejar satu sama lain. Dan dengan sengaja zee dan aldo menendang tumpukan pasir yang sudah di susun rapih oleh ara.

Ara yang melihat itu memanyunkan bibirnya. Ia sudah bersusah paya membuat ini semua.

"Abang jangan lali lali dong!"ujar ara.

Aldo dan zee menghentikan langkah mereka, keduanya menatap tak suka ke arah ara.

Aldo kesal lantaran ara yang berani menegurnya. Bocah itu berjalan mendekati ara lalu mendorong kuat tubuh ringkih milik ara.

Ara sedikit meringis merasakan bokongnya yang sakit terhantam pasir pantai.

"Berni kamu sama aku ha?!"ujar aldo menginjak tangan ara.

"Eh! Den aldo gak boleh gitu"ujar mbak diwa menyingkirkan kaki aldo yang menginjak tangan ara.

Mbak diwa membantu ara untuk berdiri, tangannya sedikit membersikan baju ara yang kotor terkena pasir.

"Udah ayo, mending mbak diwa antar den aldo sama den zee ke tempat mama papa ya?"ujar mbak diwa mengandeng aldo dan zee.

"Ara tunggu di sini ya nak. Jangan kemana mana"ujar mbak diwa.

Ara hanya menganggukan kepalanya saja, mata sipitnya menatap mbak diwa yang mengantarkan aldo menuju sebuah lestoran yang tak jauh dari pantai ini.

"Aduh!"ringis ara kembali terjatuh karena tersenggol oleh orang yang berlari.

Ara menatap heran ke arah orang itu, ara berusaha membangkitkan tubuhnya.

Angin mendadak menerpa kencang tubuh mungilnya. Ara membalikan tubuhnya, wajah polosnya menatap orang orang berlari dengan panik menjauh dari bibir pantai.

Ara sedikit merasakan getaran yang membuat tubuhnya sedikit tak seimbang. Anak kecil itu hanya mampu terdiam menatap ke arah orang orang yang berlarian.

Mata sipit ara membulat melihat gelombang air yang begitu tinggi yang akan menerpa dirinya.

Mata ara menatap ada banyaknya orang yang sudang tenggelam termakan ombak besar tersebut.

Ara memejamkan matanya saat beberapa senti lagi ombak itu akan menerjang tubuh ara.

"Ibu..."



















T B C

Lengkara DewanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang