Maaf, baru inget punya wp😭🙏🏻Ara baru saja selesai bermain, ia pulang lebih cepat karena sudah berjanji pada pak tio tak bermain telalu lama di taman.
Langkah kaki kecil ara berjalan menuju dapur untuk menghampiri mbak asri.
Ara melewati ruang tengah yang sudah ada aldo dan zee.
Mereka berdua sudah pulang dari sekolah Paud nya.
Ara hanya menatap sekilas ke arah aldo dan zee, ingin menyapa tapi ara sudah kepalang haus.
Zee dan aldo yang melihat ara yang melewati mereka saling pandang. Senyum penuh arti terbid dekedua wajah mereka.
Entah apa yang akan mereka lakukan nantinya terhadap ara.
"Ibu ala haus..."
"Eh... anak lajang mbak udah pulang main?"tanya mbak diwa.
Ara menganggukkan kepalanya saja, tagan mungil ara menerima satu gelas kecil berisikan air putih dari mbak asri.
Ara meminumnya hingga habis, mata sipitnya kembali melirik ke arah mbak asri dan mbak diwa yang tengah sibuk memotong sayur.
"Ara kenapa?"tanya mbak asri meihat ara yang terus menatap ke arah dirinya.
"Ala mau bobok, boleh?"
"Boleh dong, ya udah ara bobok ja di kamar sana"printah mbak asri.
Ara turun dari kursi, ia berjalan menuju kamar belakang. Bocah kecil itu langsung saja merebahkan dirinya di kasur yang empuk itu.
Tak membutuhkan waktu yang lama ara tertidur pulas. Sepertinya bocah itu sangat kecapean karena bermain dengan chika di taman tadi.
***
Brak!
Ara yang masih berada di alam mimpi langsung terlonjak kaget. Nyawanya belum terkumpul sempurna membuat jantungnnya berdegub dengan kencang.
Ara menatap polos ke arah wajah marah papanya. Bocah kecil itu terlihat bingung, apa kesalahan yang ia lakukan sehingga membuat papa nya ini marah.
"P-papa enapa?"cicit ara sedikit takut melihat wajah seram gracio.
Tanpa menjawab gracio menarik paksa ara turun dari kasur. Ia menarik tubuh kecil ara keluar dari kamar.
Ara meringis memegangi tangannya yang sakit karena di tarik paksa oleh gracio.
"Papa cakit... angan ala cakit papa hiks..."ucap ara yang sudah menangis.
Gracio mendorong tubuh kecil ara dengan kuat membuat bocah itu tersungkur keras di lantai.
"KAU MEMANG ANAK TIDAK TAU DIRI YA!!"bentak gracio.
Ara menangis, ia tidak tau kesalahannya apa sekarang. Kenapa papa nya ini begitu marah padanya.
"JANGAN TUNJUKAN PADA SAYA WAJAH SEDIH MU ITU SIALAN!"
Buhg!
Satu tendangan kuat mendarat di pinggang ara. Ara, semakin menangis keras memegangi pinggangnya yang sakit.
"A-ampun papa cakit..."lirih ara. Ia tak berani menatap wajah papahnya.
Gracio menjongkokkan dirinya lalu mencengkram surai rambut ara.
Gracio mendongakkan paksa kepala ara.
"Liat apa yang kau lakukan?!!"
"Mencoret dinding rumah!!"
Gracio mengguncang kepala ara dengan geram."kau memang gak tau diri ya?!!"
"Masih mending kau boleh tinggal di rumah ini!!"bentak gracio.
Ara hanya menangis, tangisan bocah itu terdengar sangat pilu.
Mbak asri yang mendengar sura tangis ara, dengan panik mbak asri menghampiri suara tangisan ara.
Mbak asri panik melihat ara yang tengah di siksa oleh gracio. Tanpa rasa takut mbak asri bersujud memohon untuk tidak melukai ara.
Gracio yang melihat itu berdecih pelan, ia melepaskan cengkramannya dari rambut ara.
Ia mendorong tubuh lemah ara dengan kuat ke arah mbak asri.
"Anak tak berguna salalu saja di bela"cibir gracio lalu berlalu pergi dari sana.
Mbak asri memeluk tubuh lemah ara, anak kecil yang malang itu sudah tak dapat menangis lagi.
Tubuh ara sudah sangat lemah, bahkan untuk bangkit dari dudukknya saja sudah tak mampu.
Mbak asri mengendong ara, membawa ara pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan ke adaan ara.
Tanpa di sadari, sedari tadi shani yang baru saja pulang berkerja melihat semua kejadian dimana gracio menyiksa ara.
Entah menagapa melihat ara yang sudah lemas di gendongan mbak asri membuat dirinya merasa khawatir.
Bagaimana pun juga ara adalah darah dagingnnya. Ibu mana yang tak terluka melihat anaknya yang tak baik baik saja.
T B C
KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara Dewangga
Teen Fiction"Ara kan juga anak mama dan papa, kenapa ara berbeda?" *** "Mama ara mau sosis nya..." "Hai! Siapa yang nawarin kamu!" "Sosis itu untuk kedua anak saya!"desis mamanya. "T-tapi ara juga mau sosis"cicit ara. *** "Ara kalau cita cita nya apa?" "Cita ci...