11

1.1K 133 0
                                    











Pukul sudah menunjukkan jam 8 pagi, sinar matahari mulai memasuki celah celah gudang.

Boca malang yang tergeletak meringkuk di lantai perahan membuka matanya.

Ara meringis pelan memegang kepalanya yang masih sakit akibat benturan tadi malam.

Ara dengan perlahan membangkitkan tubuh kecilnya. Matanya dengan samar samar menatap ke seluruh gudang.

Dadanya masih terasa sedikit sesak karena ruangan sepit dan kotor ini.

Tangan mungil ara mengelus perutnya yang terus saja berbunyi. Tadi malam ia belum makan sedikit pun.

"Ala lapal..."cicit ara memanyunkan bibirnya.

Ingin menangis, tapi dirinya sudah berjanji bahwa ia ingin menjadi anak yang kuat untuk papa dan mama nya.

Ya, ara harus kuat. Ia harus membuktikan kepada mama dan papa nya kalau dirinya adalah anak kuat.






***






Mbak asri membereskan meja makan, ia berjalan membawa piring kotor menuju dapur.

"Mbak"panggil salah satu art yang sedang memotong bawang.

"Kenapa?"tanya mbak asri.

"Tadi saya liat tuan gracio kasih kunci gudang belakang sama si dina"ucap art tersebut.

Mbak asri menghentika pergerakkan tangannya yang sedang mencuci piring.

"Sama dina?"tanya mbak asri.

Art tersebut menganggukkan kepalanya."iya, dan kayaknya ya, sama si dina belum di buka sampai sekarang"

Mbak asri yang mendengar itu berjalan menuju ruang tengah.

"Mbak, jangan lupa di gampar ya!"ucap art tersebut melihat mbak asri yang berjalan menuju ruang tengah.

Mbak asri tak menajwab ucapan art tersebut, ia berjalan menghampiri dina yang tengah menjaga aldo dan zee di ruang tengah.

Mbak asri langsung menarik kuat pergelangan tangan dina membuat sang empu tersentak kaget.

"Sakit mbak!"pekik dina.

Mbak asri menarik dina menjauh dari sana, ia menghempas tangan dina yang ie cengkram.

"Apa apaan sih mbak!"

"Sakit tau!"ucap dina kesal mengelus pergelangan tangannya yang nyeri.

"Mana kunci gudang belakang?!"tanya mbak asri.

"Mana aku tau mbak"sahut dina.

"Enggak usah bohong!"desis mbak asri.

"Kasih kuncinya ke saya!"ucap mbak asri.

"Gak!"ucap dina ingin pergi dari sana.

Mbak asri menarik rambut panjang milik dinan membuat gadis itu memekik kesakitan.

"Kasih kuncinya ke saya atau saya jambak rambut kamu sampi botak!"ancam mbak asri.

"Akh, lepas sakit!!!"pekik dina.

Mbak asri semakin menarik rambut dina membut sang empu samakin berteriak kesakitan.

"Masih gak mau kasih kunci nya?"ucap mbak asri.

Dina berdecak kesal, dengan terpaksa ia mengambil kunci gudang itu yang berada di saku celannya.

"Ini!"

"Lapas rambut gue!"ucap dina menghempas tangan mbak asri yang memcengkram rambutnya.

Mbak asri mengambil kunci nya, setelahnya ia berjalan pergi meninggalkan dina di sana.
















T B C

Lengkara DewanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang