31

1.4K 214 18
                                    

Halo saya kembali😈














Seseorang berdiri di hadapan cermin sembari memasangkan dasi abu abunya.

Ia tersenyum tipis saat dirinya telah selesai memasang rapih dasi di lehernya.

Dia bernama Algara Shane Lucas. Ia adalah anak laki laki berumur 16 tahun. Tahun ini ia baru saja menginjakan kakinya menuju sekolah menengah atas.

Gara panggilannya, ia adalah anak laki laki yang asangat cuek terhadap orang sekitarnya.

Gara juga anak yang berprestasi di sekolah menengah pertama nya. Ia selalu mendapatkan priangkat kedua.

Gara juga ahli dalam bermain Futsal. Bahkan saat di sekolah menengah pertama ia menjadi kapten di tim Futsal di sekolahnya.

"Gara..."

Gara menoleh menatap ke arah ibunda nya yang berada di ambang pintu kamarnya.

Gara tersenyum menatap wajah cantik ibunya tersebut.

Biar gara perkenalkan, Ibunya bernama Ashela Shanju. Di wanita cantik berumur 42 tahun. Masih muda bukan?

Ibunya memiliki dua orang anak, dirinya dan juga adiknya yang benama Freya Alisia.

Adiknya berusia 10 tahun, ia adalah gadis cerewetnya gara. Freya sangat posesif sekali terhadap abang tampan nya ini.

Gadis mana pun yang dekat dengan abang nya harus bisa lulus dari seleksi nya terlebih dahulu baru boleh mendekati abangnya ini.

Freya juga anak manjanya ayah. Ayah bernama Galang Shane Lucas. pria berusia 45 tahun yang sangat sayang pada keluarga nya.

"Kenapa ibunda?"tanya ara.

"udah siap, ayo sarapan"

"adik sama ayah kamu udah nungguin tuh"ucap shanju.

Gara menganggukkan kepalanya, ia mengambil tas nya lalu berjalan menghampiri ibu nya.

"ayo!"ucap gara merangkul tubuh ibunya yang lebih pendek dari pada dirinya.

Freya mendongakkan kepalanya menatap ibu dan abangnya yang berjalan beriringan menurunin anak tangga.

Matanya memicing melihat ke arah gara yang tersenyum tipis ke arahnya.

"lama banget!"ketus freya.

"udah laper tau!"lanjutnya.

"iya maaf, marah mulu..."

"masih pagi juga"ucap gara.

Freya berdecak kesal mendengar jawaban gara. Shanju yang melihat itu mengelengkan kepalanya saja.

"sudah sudah, ayo makan. Nanti kalian telat kalau lama"ucap galang.

Mereka mulai melakukan kegiatan sarapan hingga selesai. Gara pergi berangkat kesekolah bareng adiknya.

Freya memeluk tubuh abangnya dengan erat, mulutnya tak henti hentinya mengomel karena gara membawa motornya dengan kebut kebutan.

"udah sampai, betah banget meluknya"ucap gara.

plak!

Satu pukulan kuat mendarat di helem gara. Bukannya marah, gara malah tertawa kecil melihat wajah kesal adiknya.

"nih!"ujar freya memberi helemnya pada gara.

"ketawa mulu kayak orang gila!"desis freya berjalan meninggalkan gara.

Gara yang melihat itu menggelengkan kepalanya saja, ia kembali mejalankan motornya menuju sekolahnya.

Tak membutuhkan waktu yang lama, gara telah sampai di sekolah nya. Ia melepas helemnya, mata sipitnya menatap ke arah bangunan sekolah yang terlihat moderen.

gara turun dari atas motornya, ia sedikit merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

tin tin!

"heyo mas brow!!"teriak seseorang yang memarkirkan motornya di samping motor gara.

Gara menatap kedatangan dua pengendara motor itu. Mereka adalah Mirza dan Deo.

kedua manusia rada sengklek ini adalah teman gara dari sejak sekolah dasar.

mereka selalu bersama hingga sekarang, kebanyakan orang bilang bahwa mereka kembar tiga. ya walau pun gak ada mirip mirip nya sama sekali.

"gue gak telat kan?"tanya mirza.

gara berdehem pelan."menurut lo?"

"enggak sih..."sahut mirza pelan.

"bego!"cibir deo pelan.

Mirza berdecak kesal, ia turun dari motornya berjalan mendekati gara.

ketiganya berjalan memasuki gedung sekolah baru mereka. Banya para siswi di sini memandangi mereka bertiga.

Tak perlu heran dengan hal itu, ketiganya sudah biasa di pandang kagum oleh kalangan kaum hawa. Dari jaman sekolah menengah pertama juga seperti itu.

"bakalan jadi seleb juga di sini"ujar deo.

"ho'oh!"sahut mirza.

Gara hanya diam, wajahnya terlihat datar dan tak memperdulikan keadaan sekitarnya.

"siap siap gar, entar lo bakalan dikejar kejar para lon lon di sini.."ujar mirza.

deo mengeplak bahu mirza membuat sang empu meringis pelan.

"kenapa lon lon pula?!"

"y-ya kan memang gitu..."

"mana ada cewek mahal yang mau ngejar"

"kan..?"ujar mirza.

"terserah"sahut deo.

"lah, gue salah kah?"gumam mirza sangat pelan.

Di pertigaan lorong gara terpaksa menghentikan langkahnya saat ada cewek asing yang dengan tak sopannya memeluk tubuh gara.

Deo menutup mulutnya syok, ini pemandangan langkah. Baru kali ini seorang gara di peluk oleh cewek.

"Zee! Kenapa kamu gak ada kabar dari dua hari yang lalu!"ucap gadis itu yang masih memeluk tubuh gara.

Gara yang mendengar itu langsung melepaskan paksa pelukan gadis itu pada dirinya.

"Iiihhh kamu ini kenapa sih?!"

"Gak kangen sama aku ha?!"kesal gadis itu.

"Maaf, lo siapa ya?"

Gadis itu tercengang, dua hari menghilang tanpa kabar, apa sudah menghilangkan ingatan pacarnya?

"Jangan bercanda deh zee, aku pacar kamu lah!"ucap gadis itu.

"Maaf, salah orang. Gue bukan zee"ujar gara lalu berjalan pergi meninggalkan gadis itu yang masih tercengang.

"Lah gar! Tunggu!"teriak mirza dan deo.

Gadis itu masih menatap bingung ke arah punggung pria itu. Bagaimana mungkin itu bukan pacarnya.

Jelas jelas memang mukanya sama seperti pacarnya.

"Masa bukan pacar gue, masa iya aldo?"

"Kagak njir, aldo gak jutek begitu..."gumam gadis itu.















T B C

Lengkara DewanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang