19

1.4K 171 12
                                    







P A N D U A N  P E M E S A N A N
P D F

Halo ngab ku semua!!

Aku mau ngasih tau ke kalian kalau sekarang Novel Bocil dan Sweet Dreams ada versi pdf nya lohhh.

Bagi kalian yang belum punya buku nya karena mahal harganya🤫

Kalian bisa beli PDF nya ngab!!

Metode pembayaran harus menggunakan ShopeePay atau M-Bankking.

Jika kalian tetap ingin melakukan metode pembayaran COD. Kalian akan menerima File PDF setelah menerima box kosong yang akan di antar oleh kurir...

Kalau sudah menerima, kalian bisa chat admin shopee ACQixuan bahwasannya kalian sudah membayar paket nya.

Sebelum mengirimkan pesan, pastikan kalian sudang menge'klik pesanan sudah selesai ya...

Setelah nya File PDF akan di kirim ke Email kalian... :)

Terimakasih

Cek shopee aku ya!

Shopee: ACQixuan_09




  Sudah hampir 1 jam lebih ara dan chika bermain di taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










  Sudah hampir 1 jam lebih ara dan chika bermain di taman.

Sampai pada akhirnya merka harus mengakhiri bermain bolah mereka saat mama chika datang menjemput anak itu.

"Ala, chika pulang duluan ya..."

"Kapan kapan kita main lagi. Tata!!"teriak chika melambaikan tangannya.

Ara tersenyum membalas lambaian tangan chika. Hari ini dirinya sangat senang sekali bisa bermain di taman dengan teman barunya.

Ara, melangkahkan kecil kakinya berjalan menuju rumahnya. Rumah chika dan ara berselisih 5 rumah saja.

Brak!!

Ara tersentak kaget, ia mendongakkan kepalanya menatap ke arah gracio yang sudah mengamuk memegang gagang sapu di tangannya.

Tubuh ara bergemetar hebat, ia sangat takut melihat wajah marah papa nya.

"Kau ini memang anak tidak tau diri ya?!!"

"BISA BISANYA KAU MEMBUAT SATU RUMAH RIBUT KARENA KELAKUAN MU!!"pekik gracio.

Buhg!

Satu pukulan mendarat di punggung ara. Ara tersungkur jatuh di tanah. Ia menangis kencang memegangi punggungnya yang sakit.

Gracio menarik paksa ara untuk berdiri, ia mengeret ara masuk kedalam rumah.

"T-tuan, apa yang tuan lakukan pada ara..."ucap mbaka asri menangis memegangi tangan gracio yang menyeret ara.

"Minggir!!"

"Kau tak ada hak untuk ikut campur!"desis gracio menghempas tangan asri yang mencegahnya.

"Haha, itu lah akibatnya menjadi anak bandal"ujar dina tertawa.

Aldo dan zee yang berada di samping dina hanya melihat saja. Mereka berdua sangat tidak tertarik dengan apa yang sedang terjadi.

Gracio kembali mengeret paksa ara masuk kedalam kamar mandi.

Bocah malang itu hanya bisa menangis sesenggukan.

"Papa ala minta maaf papa...hiks!"

Gracio mendorong tubuh kecil ara sampai terjatuh di lantai basah kamar mandi.

Gracio mengguyur tubuh ara tampah henti membuat ara tak bisa benafas.

Bocah malang itu terus memohon untuk gracio berhenti melakukannya.

Ara tak bisa bernafas, dada ara sudah terasa sesak.

"P-papa cudah... p-papa ala ndak bica..."lirih ara.

Gracio menghentikannya, ia mejabak surai rambut ara.

Ia bisa melihat mata sayu ara menatap ke arahnya. Binirnya sudah sedikit membiru karena menggigil.

Gracio tersenyum melihat itu, tanpa mengucapkan apa pun, gracio langsung menenggelamkan kepala ara kedalam bak.

Ara hanya pasrah, tubuhnya sudah sangat lemah. Pasokan oksigen yang ia hirup semakin sedikit.

Gracio mengangkat kepala ara membuat ara dapat mengambil oksigen di sana.

"Ini hukuman buat kamu karena sudah membuat ribut seisi rumah!!"ujar gracio lalu menenggelamkan kembali kepala ara kedalam bak selama 15 detik.

Setelahnya gracio kembali mengangkat kepala ara."pergi tampa pamit, membuat ibu mu itu berisik di rumah ini!!!"

Gracio kembali menyelupkan kepala ara kedalam bak, tapi kali ini gracio menengelamkn kepala ara selama lebih dari satu menit.

Cengkraman kuat tangan ara di ujung kemeja gracio pelahan mulai mengendur. Gracio yang meihat itu mengangkat kepala ara.

Gracio melepaskan cengkramannya di surai rambut ara.

Tubuh bocah malang tersebut langsung terjatu kelantai dengan kerasnya.

Ara, sudah tak sadarkan diri. Gracio yang melihat itu berdecih pelan.

"Saya harap kamu mati!"















T B C

Lengkara DewanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang