The Butterfly Effect - 003 : Yin dan Yang

172 18 0
                                    

Senin, 15 Januari 2024.


Gepok uang kelima yang San bereskan.

Wooyoung, duduk di sampingnya, di dalam ruang VIP tertutup khusus pada club tersebut, menoleh seraya menahan kekehannya. Wooyoung tahu dari respon San yang menggerutu setelahnya, dirinya malas untuk menghitung, dan sejujurnya dia tak keberatan untuk melakukannya sendiri.

Sambil bersandar di sofa memanjang tersebut, San melebarkan kedua lengannya. Menatap ke langit-langit dalam reman-remangnya sekitar, dan sedikit meredamnya suara musik dari arah balik pintu.

Benar, membuat Wooyoung tak bisa menahan senyuman, sambil masih merapikan uang-uang yang berserakan di atas meja tersebut. 

"Katanya yang tajir-tajir anak angkatan Yunho." San berucap malas--tapi tak sebenarnya moodnya. Hanya saja, mengapa dirinya dan sang kekasih berakhir di ruangan ini, untuk menghitung uang? "Ini kenapa Juyeon tiba-tiba disawer ramean. Ada orang-orang yang kayaknya alumni juga."

"Ya, itu jawabannya?" balas Wooyoung dalam pertanyaan.

San masih tak memahaminya. "Juyeon kan bukan siapa-siapa di Lingkaran Dalam selain tangan kanannya Hongjoong. Sebentar lagi yang bakal jadi spotlight itu angkatannya Yunho, terus kenapa dia disawer duit sebanyak ini?"

"Mungkin karena dia Ovu?" Kali ini Wooyoung membalas dengan tebakan sambil menoleh. "Mungkin karena ganteng? Ada banyak alasan--toh ini ulang tahunnya."

Balasan dari Wooyoung malah membuat San melirik dengan sinis.

Yang refleks membuat Wooyoung tertawa kecil, menaruh lembaran uang yang tengah dikumpulkannya, untuk menangkup pipi San sambil merapat. Kemudian Wooyoung menghujaninya kecupan di seluruh wajahnya. "Jangan cemburu gitu ah~"

"Ya, habisnya..." San cemberut.

"Tapi Juyeon, kan, memang ganteng?"

Kini San benar-benar memberitkan tampang datar.

Cukup untuk membuat Wooyoung tertawa gemas, sebelum mendudukkan dirinya di atas paha San. Di mana segera diterima oleh laki-laki yang lebih tua beberapa bulan darinya tersebut, untuk memeluk pinggangnya merapat. Wooyoung mulai tersenyum lembut, mengusap kedua pipi tersebut secara hati-hati, sambil mencoba membuatnya tenang. "Lagi pula, kamu yang tadi nawarin diri buat ambil uang-uang ini dari yang udah dikumpulin di atas panggung. Katanya pengen cari tenang. Kita berdua di sini, gak sama keramaian, 'kan?"

"Mhm..." San bergumam kecil, masih di posisinya bersandar.

"Udah sini, dicium dulu." kata Wooyoung untuk membujuknya. Wooyoung mencium bibir San pelan, sedikit melumat, yang ketika San nyaris melumat balik, dirinya menarik diri--dengan jahil. Namun Wooyoung tak membiarkan San protes lagi, dengan agak memiringkan badan teratasnya, untuk bersandar padanya. "Kita di sini dulu aja... aku juga gak mau minum sama sekali..."

"Waktu ulang tahun kamu kemarin kan sudah belajar." San membalas, sembari merogoh saku jaket yang dikenakannya, mengambil ponselnya. 

Wooyoung memainkan telunjuknya di dada San, megangguk pelan. "Iya, tapi gak seberapa juga. Lagi pula, nanti aku ngantuk... atau sange, atau apapun itu."

"Gak mau sange?" San tertawa menggoda.

Tak terduga, Wooyoung menggeleng pelan.

Jadi San yang baru saja mau mengecek pesan, takutkan kedua orang tuanya bertanya, berhenti sejenak.

Di mana beruntung, Wooyoung langsung memperbaikinya. "Gak, San. Gak ada apa-apa. Lagipula... sejak kejadian waktu itu, kita juga baru dua kali berhubungan seks lagi. Waktu aku ulang tahun, sama waktu tahun baru. Toh... kamu juga sibuk--aku gak mau ganggu."

THE BUTTERFLY EFFECT: MISSED CALLS (OCTAGON SPIN-OFF : BOOK ONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang