Jumat, 9 Februari 2024.
Tuan rumah masih di luar, belum tiba.
Sekalipun rumah Hongjoong memiliki pengamanan yang ketat, tapi adalah pengecualian untuk mereka yang terdekat. San bisa datang dan menunggu sejak tadi, sampai satu per satu datang ke rumah besar tersebut. Bahkan sejak tadi, benar-benar San yang menyambut orang-orang.
Ya, walau hanya dua.
Pertama Mingi, kedua Jongho.
Sekarang ketika terdengar suara gerbang kembali, San langsung melesat ke arah halaman depan dan meninggalkan Mingi juga Jongho, yang sama-sama sedang mengobrol bersamanya. Dengan cengirannya, San mendadak sumringah.
Mobil Seonghwa yang tampak.
Sang teman dan kekasihnya telah tiba.
Oh, San tak sabar sampai berlari menuruni tangga untuk menuju bagian halaman. Ketika mobil berusaha mengambil lahan kosong untuk diparkirkan di sana. Lekas meraih ponselnya, untuk memotret setiap pergerakannya.
"Sayang, kamu nyetir?!"
Seruan San cukup keras sampai Wooyoung yang baru menurunkan kaca mobilnya, menggertak merasa malu. San melihat Seonghwa di sampingnya berulang kali menoleh ke belakang, untuk memastikan.
Ah... Wooyoung masih belum handal memarkirkan.
Miring sekali.
Namun San langsung merapat ke arah mobil, mengembalikan ponselnya ke dalam saku jaketnya. "Wih, keren banget. Ini berangkatnya dari mana?"
Dari dalam, Seonghwa melepaskan sabuk pengaman lebih dahulu, menjawab untuk laki-laki yang berkuliah di jurusan yang sama dengannya, hanya berbeda angkatan. "Wooyoung tadi datangi gue ke agensi, pakai taksi. Terus ya... sesuai dengan di grup chat, pengen nyoba nyetir."
"Deg-degan, daerah kantor Seonghwa jalanannya 6 ruas." Wooyoung nyengir, merasa puas, lalu menoleh ke belakang. "Ini udah bener belum parkirnya?"
"Sini keluar dulu, nanti aku yang benerin." tawa San pelan.
Wooyoung sadar bahwa dirinya belum sempurna, membuatnya menggerutu.
Selagi Seonghwa sendiri mengibaskan tangan, lalu turun lebih dahulu. Seonghwa memperhatikan sekitar, melihat masih banyak ruang untuk dua mobil lainnya--walau mungkin satu harus di luar. Oh, sebenarnya bersyukur saja karena rumah Hongjoong benar-benar luas. "Udah biarin aja, San. Masih cukup kok. Nanti paling antara Yunho atau Yeosang parkirnya di luar." ucapnya, tahu dari grup chat bahwa memang Mingi dan Jongho sudah berada di tempat.
"Atau Hongjoong kalau dia paling terakhir." balas San.
Wooyoung mengusul keluar dan tersenyum malu-malu usai menutup pintu. Tangannya mengulur pada Seonghwa yang tengah memutari bagian kap mobil, untuk memberikan kuncinya.
Setelah Seonghwa menerima, dirinya bertanya singkat pada San. "Hongjoongnya masih lama?"
"Belum balik, sih." kata San, mengedik pelan. "Ini juga agak bingung kalau misalnya mau order online makanan. Takutnya kita order, Hongjoong datang bawa. Habisnya tadi ambigu banget di grup, dan kalau lihat-lihat sih kayaknya Sohee juga gak jadi siapin buat dinner--cuma snack."
Tipis Seonghwa tersenyum, memikirkan mungkin Hongjoong mempertimbangkan idenya. Untuk menyembunyikannya, Seonghwa pun langsung menunjuk ke atas, dari area lantai utama yang sebenarnya tak setinggi posisi lantai utama dari rumah mereka dahulu--walau sama-sama menaiki tangga dahulu. "Gue ke dalem duluan, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BUTTERFLY EFFECT: MISSED CALLS (OCTAGON SPIN-OFF : BOOK ONE)
FanfictionDISARANKAN UNTUK MEMBACA OCTAGON DAHULU JIKA INGIN SANGAT PAHAM TERHADAP ISI DI DALAM SINI. OCTAGON TERDIRI DARI 3 SEASON DENGAN TOTAL 8 BUKU INTI.