Sabtu, 27 Januari 2024.
Seonghwa baru siuman sekitar pukul enam sore.
Yang tengah menunggu di dalam kamar adalah Yunho dan Mingi, selagi yang lain di luar--bahkan Soohyuk. Hanya satu yang tak ada menemaninya, dan sudah pulang karena urusan lain; alias mulai membereskan masalah versinya, setelah membiarkan Yunho mengatasi secara garis besarnya. Tetap saja, Hongjoong, orang itu, harus melakukan sesuatu terhadap Jasper dan Angkatan 51 lain, dan hanya Yunho yang diloloskan.
Bukan pilih kasih.
Yunho memang setelah ini harus menemui Emily lagi, untuk memberikan seluruh uang padanya secara langsung. Jadi Yunho memang akan pergi, dan bersyukur Seonghwa sudah siuman, karena dirinnya takut sudah tak boleh masuk ke rumah sakit tempat Emily dirawat nanti jika terlambat.
"Sayang." Yunho merapat dan segera mengusap kepalanya pelan. Yunho tampak lega, selagi merasakan Mingi menepuk punggungnya sekilas.
"Yun, gue panggil dokter dulu." Mingi bersiap untuk melangkah pergi. "Sambil ngasih tahu yang lain kalau Seonghwa udah siuman."
"Thanks, Gi." Yunho mempersilahkan sekalipun ada tombol untuk memanggil perawat secara langsung, di dinding atas dari ranjang Seonghwa. Yunho tersenyum lembut padanya, sentuhannya dengan bagian belakang jemari pada pipinya, dia lakukan secara hati-hati. "Sayang... gimana keadaannya? Minum dulu, ya?"
Seonghwa terkejut secara lemah mendapati dirinya terbaring, dengan selang infus di lengannya, dan berat di kepala. Seonghwa menatap ke arah Yunho, memastikan. "Aku kenapa...?"
"Kamu nabrak pembatas jalan karena pingsan." Singkat, Yunho menjelaskan tanpa mau menutupinya. Walau tentu, ada topik berat yang nanti akan ia singgung, jika Seonghwa sudah membaik--mungkin besok, atau lusa--terkait obatnya. "Sekarang istirahat dulu, ya. Bos kamu juga ada, jadi tahu keadaan kamu, dan kamu gak perlu khawatirin tentang shooting kamu nanti atau persiapan promosi film Cherry Pop kamu."
"Mobil... aku? Mobil dari kamu...?"
Yunho tersentuh mendengar Seonghwa menghawatirkan itu. "Hei, itu cuma mobil. Lagi pula katanya gak parah kok, cuma penyok dikit. Yang penting kamunya--"
"Mana yang lain...?"
"Mereka ada di luar." Yunho memaksa untuk tak melanjutkan kalimat sebelumnya. "Mingi tadi ngasih tahu kamu, tapi gak semua bisa masuk, udah jam malam. Ada bos kamu juga, belum mau pergi sebelum kamu siuman, dan--"
"Hongjoong... ada?"
Untuk itu Yunho diam.
Tepat saat itu, dokter masuk bersama San yang sempat mendengar--Mingi mengalah karena San ingin masuk. San melihat ke arah Yunho, yang mundur perlahan, untuk membiarkan sang dokter mulai menyapa Seonghwa dengan lembut dan mengecek keadaannya.
Yunho kala itu melirik San secara diam-diam.
Dan San menepuk lengannya, berbisik mengatakan, "kata Hongjoong, jangan kasih tau Seonghwa dia ke sini; ingat. Lo kasih pengertiannya juga hati-hati. Jangan berlagak di depan Seonghwa seolah lo mau gantiin Hongjoong karena dia gak akan terima, tapi lo kasih pengertian pelan-pelan, kalau lo yang tanggung jawabin dia, dan Hongjoong punya banyak tanggungan di luar sana. Gue yakin, Seonghwa lama-lama bisa nerimain, kalau Hongjoong gak akan turun langsung buat dia, walau kita tahu realita di belakang kayak gimana."
"Gue lagi ada di ambang, antara gue senang Hongjoong akui kerjaan gue, tapi juga masih lihat dia sebagai rival gue--apalagi keadaan Seonghwa kayak gini sekarang." Yunho menjawab tipis, dengan berat hati. "Padahal Hongjoong juga tadi nekanin gue buat jagain Seonghwa--I mean, gue gak bisa mikir bersih, selagi Hongjoong aja udah relain Seonghwa diurus gue..."
![](https://img.wattpad.com/cover/370904990-288-k672057.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BUTTERFLY EFFECT: MISSED CALLS (OCTAGON SPIN-OFF : BOOK ONE)
ФанфикDISARANKAN UNTUK MEMBACA OCTAGON DAHULU JIKA INGIN SANGAT PAHAM TERHADAP ISI DI DALAM SINI. OCTAGON TERDIRI DARI 3 SEASON DENGAN TOTAL 8 BUKU INTI.