The Butterfly Effect - 005 : Takut Mendera

189 15 1
                                    

Senin, 22 Januari 2024.


"Beneran gak ada yang bisa berangkat bareng ke kampus? Coba hubungi Yunho buat bareng; ini aku lagi gak bisa banget, Sayang. Ada keluarga yang harus kudatangi terkait surat tanah." San, di seberang panggilan berucap. Intonasinya terdengar jelas, penuh dengan kekhawatiran penuh. "Soalnya aku sama Yunho hari ini lagi gak ada kelas; kali aja dia kosong, 'kan?"

Sejujurnya Wooyoung tak ingin merepotkan.

Sudah lama sekali, sejak kejadian terakhir di pertengahan Oktober tahun lalu itu, dirinya menjadi seperti ini. Merasa takut untuk keluar sendirian, lantaran dirinya takut bertemu dengan seseorang yang telah disakitinya. Namun, tetap saja, Wooyoung juga tak enak karena kekasihnya atau yang lain, harus menemaninya.

Padahal yang Hongjoong maksudkan waktu itu bukan demikian.

Hongjoong hanya meminta, ketika ada panggilan pun permintaan, dari satu sama lainnya, mereka harus segera lebih mementingkan hal itu.

Sedangkan ini?

Wooyoung hanya hendak pergi ke kampus.

Setahu Wooyoung, Seonghwa sangat sibuk dengan skripsinya, sudah tak ada di sekitar--berangkatnya ia pun Wooyoung lihat. Jongho juga sudah berangkat pagi sekali; jadi entah itu urusan agensinya atau kuliahnya,  atau juga keduanya. Yeosang sejak kemarin belum pulang, karena ada pemotretan. Mingi sepertinya menginap di agensi--Wooyoung sempat mendengar dua hari yang lalu, bahwa Mingi akan mencoba membantu Juyeon dan Younghoon terkait draft-draft lagu yang Hongjoong tinggalkan pada mereka. 

Yunho...

Wooyoung sempat mendengar, Yunho membujuk Seonghwa pagi tadi--tampaknya mereka bermasalah. Hanya saja tak parah karena yang Seonghwa katakan secara berulang bahwa dirinya sangat padat, tapi tak mau mengakui bahwa ia kelelahan. Padahal tampak jelas demikian.

Jadi tak ada.

Di Lotus lantai tiga ini, tak ada siapapun tersisa.

Sungguh, Wooyoung berharap bulan segera bergulir sampai Mei, agar mereka bisa keluar dari Lotus dan dirinya bisa berhenti was-was seperti ini. Sekarang, masih tanggal 22 Januari.

Wooyoung tersadar bahwa dirinya terdiam di panggilannya.

Adanya panggilan nama berulang dari San mulai menyadarkannya.

"Pumpkin? Hei. Pumpkin?"

"Ya, Sansan." Wooyoung menggigit bibir bawahnya bingung. "Aku bakal--"

"Atau mau aku minta tolong Juyeon? Mumpung Ovu masih hiatus jadi mungkin waktu mereka gak banyak dipakai, 'kan? Juyeon paling sibuk nyusun skripsi juga sambil di agensi urus lagu."

Seketika Wooyoung teringat.

Dahulu, Wooyoung dan Juyeon nyaris menjalin sesuatu. Semua itu dapat terjadi jikalau Wooyoung tak serakah dengan alasan takut tak diberi waktu atau diperhatikan, sampai dianggap menyelingkuhinya. Walau memang mereka tanpa status waktu itu, tapi sudah berjalan kurang lebih tiga bulan. Jadi wajar, Juyeon menjadi sakit.

San pun mendapatkannya setelah berduel dengan Juyeon.

Ada kala ketika Wooyoung menghubungi Juyeon secara sembunyi-sembunyi, San menjadi sangat marah dan cemburu.

Hal itu membuat Wooyoung ingin berhati-hati dengan jaraknya bersama Juyeon, terlebih setelah kejadian tiga bulan lalu dengan orang lainnya.

"Sayang? Aku telepon Juyeon, ya?"

"A-ah, gak perlu!" Wooyoung berbohong seketika. "Ada Yunho! Ya, ada Yunho! Aku bareng Yunho, ya?"

"Beneran?"

THE BUTTERFLY EFFECT: MISSED CALLS (OCTAGON SPIN-OFF : BOOK ONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang