Kini Jina masih dikejar oleh Jino dan Hesa, dengan sekuat tenaga Jina masih berlari dalam keadaan bagian bawahnya yang masih sakit
Jino dan Hesa masih berusaha mengejar Jina sampe akhirnya Jina kelelahan dan terjatuh
"Aawww arrrkhh sakittt" ringis Jina
"Jinaa akhirnyaa, jangan gini na... kemarin kamu udah janji sama aku jangan gini cerita kalau ada apa apa na..." ucap Jino
"Dek, lo masih punya kita, jangan ginii yaa please" ucap Hesa
"Jangan deket deket bang aku kotor" ucap Jina yang mulai menangis
"Enggak Jina udah okey jangan bilang kaya gitu aku dan yanglain juga kotor okey kita sama sama kotor aku juga belom mandi sejak 2hari lalu mikirin kamu okey jangan gini" ucap Jino
"Gak... kotor nya itu beda bg Jinooooo kita bedaa... hiks kita beda...." ucap Jina
"Ssstttt sssttt udah na... it's okey kamu masih punya aku okeyy ada Icha dan yanglain jugaa, kita balik ya... liat ini badan kamu kurusan baru juga 2harian kita balik ya" ucap Jino perlahan memeluk Jina
Jina menerima pelukan dari Jino dan menangis sampai akhirnya Jina tertidur
Semua orang melihat heran ke arah mereka tapi mereka tak pedulikan itu yang mereka pikiran sekarang hanya keselamatan Jina
"No, lo bawa Jina ke hotel dulu aja biar dia bersih bersih nanti disana, nanti bareng sama Icha biar dia juga istirahat. Nanti baju ganti mereka biar gue beliin sama Seftian, hotel deket rumah sakit aja No, biar gak susah nanti" jelas Hesa
"Yaudah nanti gue kabarin" ucap Jino lalu menggendong Jina menuju taxi dan pergi ke hotel yang dekat dengan rumah sakit
Sedangkan Hesa balik menuju rumah sakit menjemput Seftian dan Icha
Sebelumnya Hesa mengabari Sena akan kejadian tadi dan menyuruh mereka agar tetap di rumah sakit menemani Julian
Hesa merencanakan ini semua tanpa sepengetahuan Julian dan juga Clarisa karna dia takut nanti Clarisa akan bertindak lebih kepada Jina
Kini Icha menuju ke hotel ditemani oleh Hesa dan Seftian, dikamar hotel sudah ada Jina yang sedang tertidur dan Jino duduk disofa kamar tersebut sambil menatap Jina lekat dengan tatapan yang sulit diartikan, perlahan Jino menangis
"Na kenapa bisa gini sih, gue sayang sama lo na, lo kenapa? Gue bener bener sayang gue cinta sama lo na.. apa gue bisa masuk menjadi orang yang paling lo sayang setelah keluarga lo, apa gue bisa menjadi adik ipar nya Julian, gue sakit na, gue sakit ngeliat lo dengan kondisi kaya gini, gue takut, gue khawatir na.. hiks, hahhhhh. Gue gaktau lo denger bacotan gue apa enggak tapi yang jelas gue"
Tok tok tok
Tiba tiba pintu kamar diketok oleh seseorang
"Eh bg Hesa hiks" ucap Jino yang masih sedikit menangis
"Eh hey lo kenapa no?" Tanya Hesa khawatir
"Ah engga gue gpp kok" ucap Jino
"Sabar dulu no, gue paham yang lo rasain, kita semua juga rasain kok" ucap Seftian
"Huuftttt iya no, kita rasain hal yang sama kok lo sabar ya.. yaudah lo ikut kita aja biar mereka ber2 tenangin diri dulu, oo iya ca ini baju kalian" ucap Hesa sambil memberikan paperbag isi baju mereka yang telah dibelikan oleh Hesa
Icha pun menuruti nya dan membersihkan dirinya lalu tidur disamping Jina
1jam kemudian Jina terbangun dan dia kaget kenapa dia bisa berada dikamar padahal sebelumnya dia ada di jalan, Jina melihat ada paperbag disamping ranjangnya dan sepucuk surat
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate
Fanfiction"Maafkan aku yang tidak bisa menjaga keluarga ku dengan baik, maafkan mama tidak bisa menjadi ibu yang baik buat kamu nak.." Seorang perempuan yang menjalani berbagai takdir ujian yang datang kepada nya, bertahan tanpa orangtua dan dipertemukan den...