Jon menekan beberapa tombol di pintu sebelum memutar engselnya. Pip! Suara pintu flat terbuka terdengar, Jon masuk ke dalam tempat tinggal salah satu wanitanya.
Sepi dan remang, bahkan Yuli tidak menyalakan lampu sama sekali. Jon langsung menuju kamar utama dan mendapati Yuli tengah terbaring berbungkus selimut.
"Jon, kau kah itu?"
Suara lirih Yuli bisa Jon dengar dengan jelas. Pria itu mendekat, duduk di tepi ranjang dan langsung menempelkan tangannya ke dahi Yuli.
"Kau panas. Sudah minum obat?" tanya Jon.
Yuli mengangangguk. Jon juga sudah melihat beberapa obat di nakas yang menandakan Yuli tidak sedang berbohong.
"Mau ke rumah sakit saja? Aku akan antar," kata Jon.
"Tidak perlu. Aku hanya demam biasa. Mungkin karena belakangan banyak pekerjaan," gumam Yuli.
Jon menghela nafas. Dengan hati-hati dia membelai rambut Yuli. "Istirahat saja kalau begitu," kata Jon.
"Jika besok tidak membaik, lebih baik kau ke dokter," saran Jon.
Yuli mengangguk. "Jon, peluk aku."
Yuli menatap Jon dengan mata sayu. Jon diam sejenak karena merasa enggan, tapi ini juga kesempatan bagus untuk dia beristirahat sejenak.
"Baiklah." Jon akhirnya ikut naik ke ranjang dan memeluk Yuli seperti yang diinginkan wanita itu.
"Kau menginap kan, Jon? Tidur di sini, ya? Temani aku. Aku membutuhkanmu," kata Yuli sambil memainkan kancing kemeja Jonathan.
Jon hanya menjawab dengan gumaman singkat.
"Aku merindukanmu, Jon," kata Yuli. "Apakah wanita itu sudah menggeser posisiku? Siapa dia Jon?"
"Bukan urusanmu, Yuli. Kau tidak perlu tau siapa dia. Kau sedang sakit maka pikirkan dirimu sendiri. Di saat begini kau takut posisimu sebagai jal*ng tergantikan?" cerca Jonathan.
"Aku hanya takut kehilanganmu Jon. Aku sudah jatuh cinta padamu. Aku mencintaimu Jon," kata Yuli sambil menenggelamkan wajahnya di dada bidang Jonathan.
Jon membuang nafas berat. "Jangan harap aku membalasnya Yuli. Sekarang diamlah. Jika kau bicara lagi aku akan langsung pergi."
Yuli hendak protes, tapi ancaman Jonathan pasti tidak main-main. Jadi Yuli telan saja sendiri.
"Bagaimana bisa orang sakit masih cerewet dan khawatir sepertimu," gumam Jon sedikit sarkas.
Yuli cemberut saja. Tapi takut menanggapi Jonathan. Lebih baik dia tidur, tak mau dia melewatkan kesempatan bersama Jonathan.
***
Jon tidak bisa tidur meski kasur Yuli sangat empuk. Pikirannya hanya Nayara. Apakah wanita itu bisa beristirahat dengan baik? Pasti melelahkan mengurus ibunya yang sakit. Yah, meskipun Jon sudah mengutus Clara membantu Nayara juga Jon membayar mahal seorang dokter khusus untuk ibunya, tapi tetap saja. Setau Jon, pikiran dapat mempengaruhi fisik. Jika Nayara banyak pikiran, bisa jadi dia akan sakit.
Jon menghela nafas. Bangun dan memeriksa suhu tubuh Yuli sebelum beranjak. Masih hangat dan itu membuat Jon jadi bingung. Setau Jon, orang sakit panas dikompres air dingin.
Jon tak tau bagaimana hatinya mulai tergerak untuk Yuli. Pria itu mengambil air dan handuk kecil kemudian meletakkan handuk basah itu di kening Yuli. Wanita itu sangat tenang dalam lelapnya.
"Jon, jangan tinggalkan aku," gumam Yuli lirih.
Jon menekan pelan kompresan di dahi Yuli, menghela nafas samar mendengar gumamam wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Wolf Bride
Fanfiction[18+] Warning‼️ Mengandung keker*san Nayeon and Jungkook as main characters visual _______ Nayara dijual ayah tirinya sendiri pada seorang pria. Tak disangka, pria itu kemudian menjualnya pada Jonathan, seorang pebisnis yang namanya niak daun karena...