34. Api Cemburu

191 23 2
                                        

Jangan lupa vote dan tolong berikan komentar agar author lebih semangat menyelesaikan ceritanya.

Cerita ini adalah fiksi dan bijaklah dalam memilih bacaan.

Be Wise, Young Adult Story [18+]

°°°

Jika ada yang berkata bahwa uang tidak bisa membeli kebahagiaan, maka bawa orang itu ke hadapan Nayara. Dia akan langsung memukulnya. Dunia ini kejam, banyak hal yang diukur dengan kecantikan dan kekayaan. Sarapan sehat yang terhidang di meja Nayara misalnya. Rasanya sudah lama Nayara tidak makan sereal dan susu. Selalu beragam hidangan sarapan yang lezat. Bukan maksud Nayara sereal dan susu tidak lezat. Tapi ini adalah makanan yang memerlukan waktu sedikit lebih lama untuk dihidangkan.

Nayara menikmati makanan yang ada di mejanya. Sejenak terdiam karena merindukan kedua orang tuanya. Nayara rindu duduk bersama dan makan sambil bercengkrama. Rasanya sudah lama mereka tidak melakukannya dan tidak akan bisa melakukannya lagi tentunya. Nayara tarik kata-katanya lagi. Sereal dan susu jauh lebih lezat dibandingkan makanan lainnya. Tentu karena ibunya yang menyiapkan lalu satu keluarga duduk bersama sebelum beraktifitas di pagi hari.

Ah, Nayara merindukan mereka.

Ponsel Nayara berbunyi membuat wanita itu tersentak. Clara yang memanggilnya. Wanita itu tersenyum setelan itu menempelkan benda pipih canggih itu ke telinganya.

"Selamat pagi setengah siang, Nyonya Nayara!" sapa yang di sana ceria.

"Selamat pagi, Clara. Ada apa, hum?" balas Nayara dengan lembut.

"Tidak papa. Aku hanya ingin bertanya, Nyonya ada di mana? Aku akan datang segera. Pengawal di penthouse Tuan Jon bilang kau pergi untuk sarapan. Bisa kirimkan alamatnya? Aku akan datang."

Nayara terkekeh. "Tidak perlu. Hari ini beristirahatlah. Aku yakin sebenarnya kau lelah."

Nayara tersenyum kecil, mengingat bagaimana Jon semalam dan betapa lelahnya dia sekarang, dia yakin Clara juga merasakannya.

"Eh? Kenapa? Nyonya jika aku tidak mendampingimu, Tuan Jon akan membunuhku. Sekarang aku terlambat saja, aku takut Tuan Jon menembakku. Jika terjadi sesuatu padamu, aku tidak akan selamat."

Ucapan Clara langsung membuat Nayara tertawa. "Aku mengerti. Aku akan kirim alamatnya, hum? Kau datanglah."

"Baik, Nyonya. Aku akan datang padamu secepatnya."

Setelah Nayara mengirim alamatnya pada Clara, Nayara membuka pesan yang lainnya. Min Suga. Nayara membiarkan pesan pria itu tak terbalas selama berhari-hari. Ada rasa ragu untuk membuka dan membalasnya kembali. Bukan apa-apa, tapi Nayara adalah seorang wanita yang bersuami, sementara hatinya tertambat pada pria itu. Nayara sangat menghargai pernikahannya meskipun karena terpaksa.

"Apa aku harus memberi tau Suga Oppa?" gumam Nayara.

Nayara menatap nomor pria yang kini jauh itu. Sejenak Nayara berpikir sebelum memutuskan. Tidak seharusnya dia menunda, kan?

Nayara menarik nafas dalam kemudian menghembuskanya perlahan. Wanita itu menunggu dengan hati berdebar pria di seberang menjawab panggilannya.

"Nayeon-ie..."

Deg! Nayara terdiam saat pria itu memanggil nama lamanya. Hanya Min Suga yang tau nama kecilnya, begitu juga sebaliknya.

"Oh, Op-Oppa. Jangan panggil aku nama itu, aku jadi terkejut," kata Nayara.

"Haha, baik-baik. Selamat pagi, Nayara. Ada apa, hum? Kenapa beberapa hari ini mengabaikan pesanku? Aku coba menghubungimu juga, kenapa tidak dijawab? Bagaimana kabarmu sekarang?"

The Wolf Bride [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang