"Tundukkan mata kalian saat istriku datang. Jika aku mendapati kalian menatapnya meski hanya satu detik, aku tidak segan mencabut bola mata kalian. Mengerti?"
"Baik, Tuan."
Para penjaga mengangguk saja mendengar perintah tuan mereka. Ditugaskan untuk menjaga dan taruhannya adalah nyawa. Para penjaga itu diwanti-wanti agar tidak menatap istri tuan mereka. Jon tidak akan main-main sepengetahuan mereka. Melihat kilat matanya, nyali mereka langsung ciut begitu saja. Pergi melaksanakan tugas untuk mengawal pernikahan Jon yang akan diselenggarakan beberapa belas menit lagi.
"Coba lihat pengantin kita."
Jon menoleh, mendapati pria tinggi semampai dengan tubuh kekar masuk ke ruangannya.
"Kau? Untuk apa kau ke sini?" ujar Jon setengah kaget dan tidak suka.
"Begitu responmu saat melihat kakakmu datang, hum? Aku ingin mengucapkan selamat padamu, Jon. Selamat atas pernikahanmu. Aku tidak pernah berpikir kau akan melakukan tindakan ini."
"Tutup mulutmu dan pergi dari sini, Ken. Aku tidak menginginkan kehadiranmu," kata Jon tidak suka.
"Kenapa? Kau tidak suka jika aku menatapnya?"
Iris mata Jon berubah oranye seketika setelah mendengar ucapan Ken. Kuku-kuku panjang dan tajam muncul dari kesepuluh jarinya. Ken hanya tersenyum miring menatap Jon yang sangat mudah tersulut emosinya.
"Jauhkan pandanganmu dari milikku," tegas Jon.
"Atau apa?" tantang Ken. Pria itu maju dan berhenti tepat selangkah di depan Jon.
"Kau sangat takut aku merebutnya Jon. Selalu takut saat aku mendekati milikmu seolah semua di dunia ini ditakdirkan untukmu. Bagaimana jika wanita itu-"
Gaarrr! Jon menggeram, memberikan gertakan pada Ken. Tangan Jon sudah siap menyerang, tetapi tangan Ken menahannya. Tepat di saat itu, suara berat dan tegas menahan mereka. Menunda pertengkaran antara saudara tak sedarah itu.
"Jonathan! Kenzie!"
Tuan Hans datang tepat waktu sebelum Jon merusak setelah kemeja putih ya. Mungkin juga sebelum cakar Jon menyapa wajah Ken.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Tuan Hans dengan tegas.
Ken hanya diam, berbeda dengan Jon yang masih menggeram dan seolah ingin menyerang Ken.
"Keluar dari sini Ken. Jangan mengganggu adikmu."
Ken menatap kesal Tuan Hans. Selalu, selalu begitu. Selalu Jon yang dibela sejak dulu. Apapun yang terjadi Ken selalu disalahkan jika itu berhubungan dengan Jon, seolah Ken tidak terlihat.
Ken pergi membawa kekesalan, perasaan marah dan dendam yang semakin dalam. Ken semakin bertekat untuk melenyapkan Jon segera, membawa penderita pada Jon atas ketidakadilan yang dirasakannya. Ken selalu berhasil memanipulasi ingatan dan pikiran orang, tapi selalu gagal mengambil alih pikiran orang-orang di sekelilingnya untuk membenci Jon. Entah apa yang Jon lakukan, tapi itu membuat Ken semakin geram.
"Ken."
Margaret menghampiri, menahan Ken yang berjalan dengan langkah lebar.
"Apa yang terjadi? Kenapa kau terlihat marah?" tanya Margaret setelah berhasil menghentikan Kenzie.
"Lagi lagi dia membela bajingan itu," geram Ken. "Kenapa selalu saja Jon dibela? Sejak dulu Jon selalu menghalangiku. Dia merebut semua perhatian orang-orang di sekitarku."
"Tenangkan dirimu Ken," kata Margaret. Wanita itu tersenyum, mengusap lengan Ken dengan lembut. "Kita akan membalas mereka suatu hari nanti. Kau sudah bertekat. Hari itu semakin dekat. Kita hanya harus bersabar."

KAMU SEDANG MEMBACA
The Wolf Bride
Fiksi Penggemar[18+] Nayeon and Jungkook as main characters visual Nayara dijual ayah tirinya sendiri. Ini adalah awal yang membuatnya bertemu Jonathan, seorang pebisnis yang namanya niak daun karena masuk majalah Forbes belakangan ini. Rupanya tampan, matanya taj...