Bangunan baru berdiri megah di salah satu sisi jalan utama, design indah dan memikat siapa pun yang memandangnya. Pengunjung lalu lalang berfoto dengan latar bangunan yang memukau mata. Arsiteknya pantas menuai pujian. Di sana lah Ryu berada sekarang, di hadapan karya menawan seorang Arsitek Ruhayya Aisthia, Galeri Seni Lukis Yun Faisal yang akan diresmikan dan dibuka untuk umum mulai hari ini.
Setelah mengobrak abrik ruang kerja di rumah Rio yang dulunya rumah orangtua keduanya, akhirnya Ryu menemukan undangan dari Galeri Seni Lukis Yun Faisal. Sayangnya Rio tidak bisa menghadirinya sebagai kolektor lukisan karena sudah tiada. Alhasil Ryu menggunakan undangan itu untuk keperluannya.
Aula luas sudah dipenuhi banyak orang dan acara sudah berlangsung sekitar setengah jam yang lalu. Ryu duduk di antara para kolektor lainnya. Ini adalah kali pertama Ryu berada di antara para kolektor lukisan yang membahas tentang seni lukisan dan Ryu tidak begitu paham. Namun Ryu menikmati pengalaman barunya. Di hadapan semua orang, pemilik galeri yaitu Yun Faisal sedang memberikan beberapa kata sambutan.
Gemuruh tepuk tangan memenuhi ruangan saat Yun Faisal menyelesaikan speechnya. "Terima kasih kepada seniman kita bapak Yun Faisal yang luar biasa, karya-karyanya sangat memukau, semoga galeri ini berjalan seperti tujuannya." Master of Ceremony kembali mengambil alih rangkaian acara.
"Selanjutnya sesuai dengan permintaan Seniman Yun Faisal, Kita mohon kesediaan seseorang yang telah membantu Seniman Yun Faisal mewujudkan Galeri Impian Yun Faisal sejak melukis 25 tahun yang lalu. Galeri ini benar-benar dibuat sangat menggambarkan proses karir seniman seorang Yun Faisal dan tentu saja sesuai dengan jati dirinya. Orang tersebut adalah Arsitek yang mendesign galeri indah dan luar biasa ini, dipersilakan Bu Ruhayya Aisthia untuk menyampaikan sedikit speech-nya."
Dari barisan paling depan Aya bangun dan menunduk sebentar ke Yun Faisal dan semua tamu sebagai tanda hormat. Semua mata tertuju pada Aya yang melangkah menawan menuju panggung.
"Perkenalkan, saya Ruhayya Aisthia. Terima kasih untuk Seniman Yun Faisal dan tim yang telah mempercayakan galeri impiannya ini kepada saya. Galeri yang kita masuki saat ini saya design sesuai dengan permintaan Seniman Yun Faisal, beberapa lorong dibuat meliuk-liuk menggambarkan perjalanan karir seniman yang tidak mudah, galeri ini juga punya area yang saya design seperti labirin di salah satu sisi di mana setiap bagiannya tentu ada berbagai macam lukisan yang dipajang. Saya berusaha se-bisa mungkin mewujudkan keinginan Seniman Yun Faisal sesuai dengan ide yang disampaikan pada saat konsultasi. Galeri ini adalah wujud lain dari seniman Yun Faisal. Perjalanan melukis selama 25 tahun dengan berbagai tantangan, hambatan, dan jerih payah sang seniman akhirnya dapat direpresentasikan oleh galeri yang filosofis dan penuh makna serta akan menjadi tempat bagi pecinta lukisan untuk berkunjung dan mengagumi karya Seniman Yun Faisal."
Gemuruh tepuk tangan kembali terdengar dari para tamu. Ryu menatap Aya yang sedang berbicara. Dress hitam sebatas bawah lutut dengan blazer crop hitam, rambut cepol dan penjepit rambut bentuk kupu-kupu di kepalanya, di tambah heels di kakinya, hanya kata anggun nan menawan yang cocok untuknya. Para tamu di sekitar Ryu pun terdengar memuji Aya di tempat mereka duduk. Aya terlihat cantik berkali-kali lipat saat berurusan dengan pekerjaannya.
Aya terlihat jelas sangat senang dan percaya diri, Aya menikmati waktunya memberi speech singkat. Dari tempat Ryu duduk, ia bisa merasakan kegembiraan Aya atas kerja keras yang ditekuni dan dicintai perempuan itu. Aya mencintainya pekerjaannya. Setidaknya itulah yang Ryu rasakan setelah Aya turun dari panggung dan menyalami beberapa tamu yang bangun dari kursi di barisan depan. Ryu tersenyum saat pandangan Aya menyapu ke barisan tempat Ryu duduk. Aya nampak kaget dan tidak menduga ada Ryu namun tetap melambai tangan ke Ryu.
Rangkaian acara berlanjut hingga potong pita di depan galeri dan galeri resmi dibuka untuk umum. Semua ruang galeri langsung penuh oleh pengunjung yang ingin melihat-lihat karya Yun Faisal. Ryu berkeliling galeri mencari keberadaan Aya hingga akhirnya Ryu melihat Aya sedang memandang lukisan di lorong berliuk indah dipadu dengan berbagai bingkai lukisan yang Aya bahas tadi di panggung. Aya sudah membuka blazer, tali dress yang kecil dan lengan kurusnya terekspos, penampilan terlihat lebih feminim.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Symbiotic
RomanceApapun yang terjadi, waktu terus berjalan dan tidak berhenti meskipun Aya ingin bernapas tanpa beban sehari saja. Seumur hidup Aya selalu meyakini bahwa cobaan yang ia dapatkan pasti sesuai dengan kapasitasnya sebagai seorang manusia. Namun keyakina...