Setelah menerima telpon dari Nicho, Ryu tak menemukan Arsel di kamar anak itu padahal baru sebentar Ryu tinggal. Pasalnya, sudah sejak tadi ia dan Aya berusaha menidurkan anak itu tapi Arsel masih terjaga.
Ryu mencari Arsel ke kamar Aya. Benar saja, Saat pintu terbuka, Arsel dengan tenang duduk di lantai dengan beberapa barang Aya berserakan.
Ryu menghampiri Arsel, "Acel, ini bukan mainan Acel, ini punya Mama."
"Punya Mami," bantahnya mengangkat satu botol parfum kecil milik Aya.
Ryu mengernyit heran. Botol kaca dengan isi setengah dipegang asal-asalan oleh Arsel.
"Kita simpan, ya?"
Arsel menolak, "Punya Mami,"
"Mami pakai yang ini juga ya? Acel pernah lihat?" tanya Ryu masih heran.
"Iyaa wangi. Acel mau semplot-semplot,"tangannya memberikan botol parfum ke Ryu agar tutupnya dibuka. Ryu diam sebentar mengingat sesuatu.
Jadi Arsel peluk erat Aya hari itu karena wangi parfum Aya sama dengan Maminya.
"Loh, Acel lagi apa, Sayang?" tanya Aya bingung karena baru keluar dari kamar mandi dan melihat Ryu dan Arsel duduk di lantai.
Muka polosnya dengan jari mungil menunjuk botol parfum di tangan Ryu, "Acel mau semplot ini, Mama."
Alat make up dan beberapa produk skincare yang Aya pakai berceceran di lantai. Untungnya tidak ada satu pun yang pecah.
Aya menarik senyum simpul penuh maklum lalu duduk di lantai juga, "Mama semprot aja, ya?"
Aya mengambil parfum dari tangan Ryu lalu menyemprotkannya ke baju Arsel. Arsel hanya senyum-senyum senang karena dituruti.
"Mama juga,"
"Iya, Mama juga." Tanpa marah Aya juga menyemprotkan ke dirinya untuk menyenangkan Arsel.
"Udah kan? Ayo kita beresin barang Mama sebelum tidur," ajak Ryu cepat.
Acel mengangguk, tangannya mengutip barang Aya bersama Ryu dan diletakkan di atas meja. Aya hanya diam membiarkan Arsel belajar sejak dini seperti yang Ryu ajarkan.
"Ayo sekarang minta maaf sama Mama," suruh Ryu lembut tapi tegas.
"Maap Mama,"cicitnya kecil tapi dengan wajah riang. Aya menahan tawa karena wajah tengil Arsel.
"Maaf karena sentuh barang Mama tanpa izin," lanjut Ryu mendikte Arsel.
"Maap talena sentuh balang Mama tanpa ijin," Aya mengangguk, ia gemas dengan Arsel karena menuruti Ryu. Meskipun kalimatanya patah-patah, Aya paham.
"Good boy. Ayo tidur," Ryu menggendong Arsel keluar begitu saja. Sudah beberapa hari Ryu libur karena beristirahat sakit, beberapa malam ini juga ia selalu mengambil alih tugas menidurkan Arsel karena keinginannya sendiri.
Ryu rebahan bersama Arsel sambil mengobrol hingga Arsel terlelap. Aroma parfum menguar dari bajunya membuat Ryu makin mendaratkan banyak kecupan lembut di pipi bulatnya.
"Acel merasa kayak dipeluk Mami ya kalo dipeluk Mama Aya?" gumam Ryu lalu bangun dan meninggalkan Arsel tertidur sendirian. Ryu kembali ke kamarnya, ia ingin mengerjakan beberapa kerjaan sebelum tidur.
Baru beberapa saat duduk di ruang kerja, ponselnya terus bersuara membuatnya membuka ponsel karena penasaran. Devan mengirim cukup banyak tautan berita perceraian Luna Sandara padanya. Mood Ryu yang tadi baik karena Arsel kini anjlok karena pesan-pesan tidak penting dari Devan.
Tanpa membalas, Ryu memilih meletakkan ponselnya agak jauh dan menutup matanya sejenak.
"Ry, Aku mau kerja di sini ya?" Ryu membuka mata karena pertanyaan itu. Aya berdiri di depannya dengan membawa berbagai macam hal yang berhubungan dengan pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Symbiotic
RomanceApapun yang terjadi, waktu terus berjalan dan tidak berhenti meskipun Aya ingin bernapas tanpa beban sehari saja. Seumur hidup Aya selalu meyakini bahwa cobaan yang ia dapatkan pasti sesuai dengan kapasitasnya sebagai seorang manusia. Namun keyakina...