Part 3

510 72 64
                                    

WARNING‼️

PART PANJANG SIAPKAN POSISI NYAMAN

~~~🌼🌼🌼~~~

Gadis dengan surai hitam pekat, menatap piring yang berisi nasi goreng kimchi didepannya. Sejak lima menit yang lalu ia duduk di kursi makan tanpa menyentuh sendoknya sama sekali. Raga dan jiwanya seakan berpencar, pikirannya melayang jauh.

Lee dain gadis dengan wajah seperti bayi namun memiliki mulut yang tajam, tiba-tiba saja diam seribu bahasa. Dia masih mencari-cari kesalahan apa yang telah dia perbuat sehingga membuat asa sahabatnya berubah menjauhinya. Hari ini ia akan bertekad untuk bertemu langsung dengan asa, gadis itu benar-benar tidak ingin menemuinya bahkan setelah tiga hari mereka tidak saling menyapa. Pesan dan juga panggilan telpon dari rora, selalu saja asa abaikan.

"Ckkk... menyebalkan!" Gumam rora lalu mengambil kasar tas nya yang ia letakkan disamping kursinya lalu berjalan ke luar rumah tanpa menyentuh sarapannya sama sekali.

"Dia sudah pergi lagi~"

Rora menghentak-hentakkan kakinya dengan kesal karna lagi-lagi asa lebih dulu ke sekolah tanpa menunggu dirinya.

"Kau benar-benar menjauhi ku, eonni!! Arasseo, jangan panggil aku rora jika aku akan menyerah begitu saja. Semangat, rora!" Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.

Tinn..tinn

Suara klakson mobil yang baru saja berhenti didepan gerbang rumahnya sedikit membuat rora terkejut.

"Bocil pendek!"

Dengan senyum lebar, rami melambaikan tangannya dari dalam mobil.

"Padahal tinggi badan ku sama saja dengannya. Tidak sadar diri" meski dengan perasaan jengkel, rora tetap berjalan kearah mobil rami dan menutup pintu mobil dengan sangat keras.

"Yakk! Kau mau merusak mobil ku" ucap rami karna perbuatan sahabatnya.

"Lalu kau sendiri mau membuat ku jantungan dengan klakson mobil mu yang sangat keras tadi!" Balas rora tak ingin kalah.

"Baiklah anggap saja kita impas,bocil" rami mengalah, ia menepuk-nepuk pucuk kepala rora namun tangannya dihempaskan begitu saja, membuatnya berdecak kesal.

"Eohh...Asa eonni sudah pergi duluan lagi" ucap rami saat melewati pekarangan rumah asa yang sudah tidak ada mobil terparkir lagi disana.

Rora mengangguk lemah, ia kembali merasa sedih karna mengingat asa yang menjauhinya.

"Sabar, beri waktu ke asa eonni. Dia pasti akan kembali lagi seperti asa yang kita kenal" rami tau kapan dia harus bersikap layaknya seorang kakak bagi rora. Dan yaa, inilah waktunya.

"Mau berbicara dengannya?" Rami menyerahkan handphone miliknya kepada rora. Asa berubah hanya kepada rora tapi ke rami, asa masih mau mengangkat jika rami menghubunginya.

"Bagaimana jika tidak diangkat juga?" Tanya rora saat handphone rami sudah berada ditangannya.

"Coba saja dulu" ujar rami lalu kembali memfokuskan pandangannya kearah depan.

Tingg..tinggg.

"Wae rami-yaa"

Senyum rora seketika tercetak jelas diwajah cantiknya. Suara yang sudah tiga hari ia tidak dengar kini kembali memasuki indra pendengarannya. Jantungnya berdetak cepat, takut jika ia berbicara maka asa akan memutus panggilan telpon mereka.

FEELING LOVE [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang