Rora kini duduk santai seorang diri di kanti sekolah. Dia tengah menunggu ahyeon yang masih mengampil pesanan makanan mereka. Sejak tiga puluh menit yang lalu kepalanya terus-menerus berdenyut sakit, itu pulah yang menyebabkannya tidak fokus saat mempresentasikan hasil desainnya bersama ahyeon kepada kang seonsaengnim. Beruntung ada ahyeon yang dapat mempresentasikan hasil kerja mereka dengan baik.
"Ini makan dulu, wajah mu terlihat sangat pucat" ahyeon meletakkan makanan yang telah dia bawa.
"Gomawo" ucap rora dengan suaranya yang lemah.
"Kenapa tidak dimakan?" Tanya ahyeon sebab sudah beberapa menit berlalu namun makanan didepannya tak gadis itu sentuh sama sekali.
Rora menghela napas berat, Ia menopang kepalanya dengan kedua tangan, rasanya sangat berat hanya sekedar membuka mata.
"Wae? Apa kau mau pulang saja?" Ahyeon memegang bahu rora dengan lembut.
"Andee..aku baik-baik saja" jawabnya namun ahyeon tidak percaya begitu saja, sebab apa yang rora katakan sangat berbanding terbalik dengan keadaannya saat ini.
"Kau mau ke UKS? Aku antar" ajak ahyeon lagi namun hanya mendapat gelengan kepala lemah dari rora.
"Sini" ahyeon mengarahkan kepala rora agar bersadar di pundaknya.
Rasanya nyaman sampai rora memejamkan mata. Detak jantung ahyeon seperti irama pengantar tidurnya. Matanya semakin berat, dia ingin tertidur saja rasanya dipundak ahyeon.
Ahyeon tersenyum tipis, ia mengelus lembut pipi rora. Namun matanya seketika terbelalak kaget saat pipi gadis itu terasa panas.
"Badan kau panas. Ayo kita ke UKS saja" ucap ahyeon masih dengan posisi mereka.
"Andee..Aku hanya ingin seperti ini sebentar saja" jawab rora dengan matanya yang terpejam.
"Rora-yaa"
Suara yang tak asing masuk keindra pendengaran rora. Dia terpaksa kembali membuka matanya, ia mendongak dan melihat pharita tengah menatapnya dengan alis yang hampir menyatu.
"Kalau riri eonni ada disini berarti eisa eonni juga?" Ucap rora dalam hati. Dia masih merasa takut jika asa kembali bertemu ahyeon. Takut jika hal kemarin di kamarnya kembali terulang.
"Kau kenapa? Kau sakit? Wajah mu terlihat sangat pucat" pharita tidak memberikan jeda rora untuk menjawab pertanyaannya.
"Ande, eonni..Aku hanya sedikit merasa pusing" jawab rora menggeser sedikit tubuhnya, dan menepuk tempat disampingnya untuk pharita.
"Kau hanya sendiri, eonni? Yang lain kemana?" Tanya rora kini beralih menyandarkan kepalanya didada pharita.
"Yooo annyeong yerobun"
Suara heboh dari rami dan juga ruka membuat suasana antara mereka yang tadinya sunyi berubah menjadi ricuh. Keduanya datang dengan masing-masing membawa nampan berisikan makanan. Tanpa meminta izin terlebih dahulu, rami dan juga ruka duduk dengen entengnya disamping pharita.
"Bocil. Kau kenapa?" Tanya rami yang kini sadar akan kondisi sahabatnya.
"Padahal itu tempat favorit ku" gerutu ruka dalam hati karna melihat posisi rora yang terlihat nyaman dalam dekapan kekasihnya.
"Badannya panas, sunbaenim" jawab ahyeon cepat. Dia tidak mau rora lagi-lagi berbohong akan kondisinya sendiri.
"Mwoo!"
Ruka, rami dan juga pharita berseru kaget. Lantas pharita langsung memegang dahi rora untuk mengecek sendiri kebenarannya. Dan yaa, badan gadis itu terasa panas saat kulitnya menyentuh kulit rora.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING LOVE [BM]
FanfictionLee dain atau yang lebih akrab dengan panggilan rora, memiliki dua sahabat bernama enami asa dan shin rami. Mereka bersahabat sejak kecil karna rumah mereka yang berdekatan. Namun tanpa mereka sadari, perasaan yang tidak harusnya ada diantara mereka...