😉😉~~~🌼🌼🌼~~~
Seminggu berlalu, hari ini rami kini diperbolehkan kembali bersekolah setelah beristirahat full pasca operasi yang telah dilakukannya. Tidak ada yang berubah, selama tiga hari di rumah sakit, rora selalu menemaninya setelah pulang sekolah dan akan kembali pulang setelah rami tertidur. Begitu pula setelah dirinya diperbolehkan keluar dari rumah sakit, sudah empat hari rora bolak balik hanya untuk memastikan keadaannya dalam baik-baik saja.
Berbeda dengan asa, gadis itu benar-benar tidak lagi muncul dihadapannya, terakhir kali rami melihat asa sebelum operasi yang dia lakukan. Tidak hanya asa, tapi hyein juga, gadis pecicilan itu kini tidak lagi menunjukkan wujudnya dihadapan rami.
Rami berdiri di jendela menatap langit yang kini nampak mendung, hal yang disukainya akhir-akhir ini. Hanya ada dirinya yang diselimuti keheningan, menikmati kesendiriannya di aula musik. Ruangan yang selalu menjadi tempatnya untuk menenangkan pikiran seperti saat ini.
Tidak munafik, hilangnya hyein secara tiba-tiba membuat berbagai pertanyaan muncul dibenaknya. Ia sudah terbiasa dengan hadirnya gadis itu dalam hidupnya. Bukan hanya itu, Asa yang turut hilang dalam hidupnya pun menambah beban pikirannya saat ini.
Krekk...
Pintu aula musik terbuka lebar, setiap langkah kian terdengar jelas masuk indra pendengaran rami. Ruangan yang sepi membuatnya bisa mendengar jelas langkah kaki mendekat kearahnya.
Dengan penuh kehati-hatian, rami meletakkan gitar yang ada dipangkuannya ditempatnya semula. Ia tersenyum menyambut seseorang yang sedari tadi dia tunggu kedatangannya.
"Ada apa kau meminta ku datang kemari?" Tanya orang itu membuka percakapan.
"Bagaimana kabar mu?" Tanya rami balik, mengabaikan pertanyaan yang baru saja ditujukan padanya.
"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja".
Rami mengangguk, menatap kembali langit hitam didepannya.
"Aku sempat berpikir kaki mu sudah lumpuh karna tidak menemui ku selama di rumah sakit, bahkan setelah aku kembali ke rumah kau pun belum datang menemui ku" Rami berucap sarkas pada gadis disampingnya.
"Katakan apa aku melakukan kesalahan, eonni?" Lanjut rami menatap asa yang berdiri disampingnya.
"Tidak ada, aku hanya terlalu sibuk akhir-akhir ini" jawab gadis bermarga enami itu dengan santai.
"Begitu? Sangat sibuk yaa? Bersama hyein?"
Asa tidak mengeluarkan sepatah kata pun untuk merespon ucapan rami. Seakan membiarkan gadis itu menebak-nebak, menimbulkan rasa penasaran yang kian membuncah.
"Apa kau tau eonni, setiap aku menatap kearah pintu berharap ada saat dimana kau yang membukanya. Aku selalu menunggu mu, tapi hanya ada rasa kecewa yang ku dapatkan" Ucap rami lagi berhasil menarik atensi asa yang kini menatapnya.
"Kenapa menunggu ku? Bukannya rora selalu ada bersama mu. Tidakkah itu cukup?" Asa tidak bisa lagi menahan dirinya untuk tidak bertanya. Sedangkan rami hanya diam mengatupkan mulutnya dengan rapat.
"Aku bahkan melihat kalian berciuman di ruang rawat mu waktu itu" lanjut asa dengan suara pelannya.
"Berciuman? Hahahahah"
Alis asa menekuk tajam, rami yang sedang tertawa dengan keras mengundang rasa penasarannya. Apakah ada yang salah dari ucapannya? Bukankah yang dikatakan tadi memang sebuah kebenaran?.
"Yakkk eonni!! Ini lucu sekali, sungguh! Astaga perut ku sakit" Ujar rami disela tawanya.
"Wae? Ada yang salah?" Asa bertanya dengan raut wajah bingung yang tidak bisa ditutupi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELING LOVE [BM]
FanfictionLee dain atau yang lebih akrab dengan panggilan rora, memiliki dua sahabat bernama enami asa dan shin rami. Mereka bersahabat sejak kecil karna rumah mereka yang berdekatan. Namun tanpa mereka sadari, perasaan yang tidak harusnya ada diantara mereka...