Part 20

475 61 30
                                    

Awal bulan😉

😉😉

~~~🌼🌼🌼~~~

Kelopak mata yang senantiasa tertutup selama beberapa jam itu pun terbuka. Manik mata coklat rami mengerjap secara perlahan menyesuaikan cahaya ruangan. Matanya menatap langit kamar ruangan yang bernuansa putih dominan, dan bau obat yang sangat tajam menyeruak memenuhi indra penciumannya.

Rami berdecak, menyadari jika dirinya kini berada di ruangan perawatan lagi.

"Kau sudah sadar?" Rami melirik asa yang duduk disamping brankar rumah sakit dengan mata sembabnya.

"Eonni" Panggil rami dengan suara seraknya.

"Wae? Ada yang sakit? Kau butuh sesuatu?"Pertanyaan beruntun asa berikan. Ia menggenggam tangan rami yang sudah terpasang jarum infus.

"Kenapa aku bisa ada disini?" Tanya rami dengan wajah pucatnya. Terakhir ia ingat sedang bersiap untuk berangkat sekolah, tapi kini ia tengah berbaring lemah di rumah sakit dengan selang oksigen terpasang di hidungnya.

"Tadi pagi bibi han datang ke rumah ku, dia bilang kau tidak sadarkan diri didalam kamar" jelas asa mengelus lembut tangan putih gadis didepannya.

"kau membuat ku khawatir rami-yaa. Bagaimana jika tadi aku sudah berangkat sekolah lebih cepat" lanjut asa kembali mengeluarkan air matanya.

Rami menggelengkan kepalanya. Ia perlahan memperbaiki posisinya menjadi duduk bersila diatas kasur.

"eonni. Uljima. Aku baik-baik saja" ucap rami, tangan lemahnya terulur menghapus air mata asa yang merembet keluar.

"berhenti bilang kau baik-baik saja, rami-yaa. Jangan sok kuat dihadapan ku. Katakan padaku jika kau tidak baik-baik saja. Sekali saja ku mohon katakan padaku"

"eonni, mianhe. Aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya tidak ingin membuat mu khawatir"

"tapi sekarang kau justru membuat ku khawatir dengan kondisi mu" balas asa dengan suara bergetarnya.

cklekk..

"eohh..Rami-yaa. kau sudah sadar? syukurlah"

rami dan asa kompak menoleh kearah pintu ruangan yang kini terbuka. Disana terlihat hyein masuk dengan menenteng sebuah plastik yang berisikan roti dan berbagai macam buah, tidak hanya itu dibelakangnya juga ada dokter choi dengan menampilkan senyum ramahnya menatap rami didepannya.

"Hyein? bagaimana bisa kau ada disini?" tanya rami dengan wajah mengekerutnya.

hyein yang masih mengenakan seragam sekolah pun berjalan mendekat kearah brankar rami dan meletakkan plastik yang digenggamnya diatas meja samping ranjang rawat.

"Tadi aku berniat menjemput asa, tapi bibi han bilang kau tidak sadarkan diri" jelas hyein lalu duduk diujung kasur samping rami.

"nona shin, apa yang anda rasakan saat ini?" tanya dokter choi dengan sopan.

"aku pikir semua baik-baik saja, dokter choi. Mungkin aku hanya kelelahan saja" jawab rami.

Dokter choi menyunggingkan senyum tipisnya, ia tau gadis didepannya sedang berbohong.

"Nona shin, anda sudah tidak bisa menghindar lagi saat ini. Hanya ada dua pilihan untuk anda. Ingin melanjutkan hidup lebih lama atau mati dengan sia-sia" jelas dokter choi dengan tidak berperasaan. Ia peduli dengan rami, tapi ia pun juga sudah merasa jengah karna gadis itu enggan untuk melakukan operasi padahal penyakitnya sudah sangat serius.

FEELING LOVE [BM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang