Mina menoleh pada sahabat yang duduk di sampingnya itu. Ia memperhatikan Jihan yang nampak terdiam, entah memikirkan apa.
"Jihan," panggil Mina sembari menyikut pelan lengan Jihan. Hal itu sontak membuat Jihan menoleh.
"Kenapa?"
"Lo tuh yang kenapa? Kok lo jadi gampang diem terus ngelamun sendiri sih?" Ujar Mina.
Jihan pun mengalihkan pandangannya dari Mina sebelum menjawab pertanyaan itu.
"Enggak, lagi ada yang gue pikirin aja." Lirih Jihan.
"Mikirin apa? Tumben-tumbenan lo gak cerita sama gue."
"Bukan apa-apa,"
"Mulai deh lo, sembunyiin apa lagi lo dari gue?"
"Enggak ada," decak Jihan.
Mina pun menghela napas melihat tingkah sahabatnya itu yang nampak mencurigakan.
"Lo butuh healing deh, Han." Celetuk Mina yang membuat Jihan kembali menoleh menatap sahabatnya itu.
"Healing?"
"Iyaa... biar lo gak suntuk gitu mikirin entah apalah itu."
"Iya kah?" Tanya Jihan yang sedikit tertarik dengan saran Mina.
"Iya Jihaaan... gimana kalau weekend ini kita main dan nginep di puncak?" Ajak Mina.
"Harus banget weekend ini?"
"Iya laaah, emang mau kapan lagi? Wajah lo aja udah sepet banget kayak gitu. Masa iya mau ditunda-tunda??" Ucap Mina yang mulai gregetan.
Jihan pun mulai menimbang ajakan Mina.
"Tapi sabtu ini gue gak libur. Gue ada rapat sama anak-anak English club." Ucap Jihan.
"Emang selesai jam berapa?"
"Paling jam 1 siang."
"Nah, abis itu aja kita langsung cabut. Gimana? Gue jemput nanti. Kita berangkat pakai mobil gue aja." Bujuk Mina yang membuat Jihan semakin tertarik dengan ajakan itu.
Hingga akhirnya Jihan pun perlahan mengangguk. "Oke, kita healing." Ucap Jihan dengan senyum tipisnya.
"Nah, gitu dong! Yess! Kita healing!!" Seru Mina yang membuat Jihan tertawa kecil melihatnya.
"Eh, ayo ke gedung olahraga." Celetuk Jihan setelah memeriksa jam tangannya.
"Oh iya, ini jadwalnya tanding basket gak sih???"
"That's right! Ayo langsung ke sana!"
"Iya-iyaa.. elah bucin amat. Udah tau bucin malah gak langsung diterima waktu ditembak." Sindir Mina.
"Diem deh lo,"
Sementara itu di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda, Sunghoon dan Haruto berpapasan. Mereka sedang berada di ruang ganti pemain basket. Meski sering berbeda pandangan, mereka sebenarnya berada di dalam satu tim basket kebanggaan sekolah.
"Kalau gak becus jagain Lia, gak usah sok bisa bertanggung jawab dengan jadi pacarnya." Celetuk Sunghoon yang tentu didengar oleh Haruto.
Haruto yang hendak keluar dari ruangan itu, sontak berhenti dan menoleh pada Sunghoon. Ia tau Sunghoon berbicara padanya, karena memang hanya ada mereka berdua di ruangan itu.
"Maksud lo?"
"Lia nungguin lo di cafe semaleman, tapi lo gak dateng. Brengsek," ucap Sunghoon dengan tatapan mata yang tajam dan dingin tepat pada Haruto.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Beside Me [Haruto Ver.]
Teen Fiction"No, even you can't handle me." ♧A bad boy loves me♧ ●Song playing: Butterfly by J.Una