Pagi ini, Jihan sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Ia sudah siap untuk mengerjakan ujian akhir semester.
Siap berangkat sekolah, Jihan pun membuka pintu kamarnya. Saat itu juga, ia bertemu pandang dengan Haruto yang sama-sama baru keluar dari kamarnya.
Enggan menatap lelaki itu terlalu lama, Jihan pun hanya melewati Haruto tanpa ekspresi apapun. Hal ini cukup membuat Haruto heran, sebab biasanya Jihan selalu menyapanya meski jarang ia balas.
Haruto pun mencoba acuh dengan perubahan gadis itu. Ia mengikuti Jihan hingga mereka sama-sama memasuki lift.
Atensi Haruto sedikit terusik saat Jihan mengangkat handphone-nya yang berdering.
"Oh, udah di depan? ... Ok, ini gue lagi di lift. Sorry, lo harus nunggu lama... Oh, oke... iya, bye." Ucapan itulah yang Haruto dengar selama Jihan menelpon seseorang. Namun setelahnya, lelaki itu tetap bersikap acuh.
Hingga pintu lift terbuka, Jihan keluar terlebih dahulu. Tidak lama setelah itu, Haruto tau siapa orang yang menelpon Jihan tadi.
"Jeongwoo, sorry... Lama ya gue?" Ucap Jihan dengan raut tidak enak hati pada Jeongwoo yang sudah berdiri di samping mobilnya.
"Lama banget buset, kurus nih gue nungguin lo." Decak Jeongwoo bercanda, membuat Jihan terkekeh mendengarnya.
"Kan gue udah minta maaf-"
"Ngapain lo di sini?" Ucap Haruto memotong perkataan Jihan. Kini, lelaki itu sudah berdiri di samping Jihan.
"Jemput Jihan," ucap Jeongwoo dengan entengnya. Seolah lupa, Haruto pernah memukulnya saat akan berangkat sekolah bersama Jihan.
"Siapa yang kasih izin lo berangkat sama Jeongwoo?" Tanya Haruto dengan raut marah pada Jihan.
"Kenapa? Gue yang minta Jeongwoo ke sini buat berangkat sekolah bareng." Ucap Jihan dengan berani. Hal ini membuat Haruto mengernyitkan dahinya. Ia masih belum terbiasa dengan perubahan Jihan.
Melihatnya, Jeongwoo hanya tersenyum tipis lalu membuka pintu mobilnya untuk Jihan. Jihan pun balas tersenyum dan berkata, "Thanks,"
Belum sempat Jihan memasuki mobil Jeongwoo, Haruto sudah menarik tangan Jihan terlebih dahulu. Jihan pun kembali menghadap Haruto.
"Apaan sih? Lepas!" Ucap Jihan tidak suka.
"Berangkat sama gue." Tegas Haruto.
"Gak mau! Gue mau berangkat sama Jeongwoo." Keukeuh Jihan.
"Jeongwoo harus habis di tangan gue dulu, baru lo bisa berangkat sama dia." Ancam Haruto yang membuat Jihan semakin kesal.
Melihat perdebatan itu, Jeongwoo pun mencoba berdiri di tengah kedua orang itu.
"Kalau urusannya sama gue, selesaiin sama gue." Ucap Jeongwoo.
Mendengar ucapan Jeongwoo, Haruto pun tersenyum miring sembari melepas genggamannya pada Jihan. Lelaki itu menatap remeh pada Jeongwoo.
"Fine," ucap Haruto.
Melihat adu jotos nampak segera dimulai, Jihan pun segera melerai kedua lelaki itu.
"Ck, jangan ribut deh pagi-pagi." Decak Jihan.
"Lo sendiri kan yang mau berangkat sama dia?" Tantang Haruto. Jihan pun menatap sengit pada lelaki itu.
Melihat tangan Haruto yang sudah mengepal, Jihan pun menarik tangan lelaki itu agar menjauh dari Jeongwoo. Ia tidak mau Jeongwoo jadi sasaran pukul lelaki itu lagi.
"Ok, fine! Gue berangkat sama lo." Putus Jihan.
"Han!" Tegur Jeongwoo tidak terima.
"Ya terus apa?? Lo mau ngerjain ujian dengan tampang lo yang bonyok nanti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Beside Me [Haruto Ver.]
Teen Fiction"No, even you can't handle me." ♧A bad boy loves me♧ ●Song playing: Butterfly by J.Una