Odd

464 55 5
                                    

"Should I do it first?" Tawar Haruto karena Jihan masih saja terdiam. Tidak lupa dengan jarinya yang mengusap lembut pipi Jihan.

"No,"

"Hm?"

"Can I try... to be the one... who do it first?" Tanya Jihan.

"Seriously?"

Jihan pun mengangguk pelan sebagai jawaban.

"Why?"

"Kalau lo yang duluan, pasti berlebihan. Gue gak suka. Gue ngerasa kayak dipaksa."

Haruto pun mengangguk pelan mendengar alasan Jihan.

"Ok, go on." Ucap Haruto mempersilahkan Jihan melakukan aksinya.

"Hmm... tutup mata lo dulu." Lirih Jihan.

"Ok," ucap Haruto yang langsung menuruti permintaan gadis itu.

Jihan pun mencoba mengatur napasnya, merasa gugup. Perlahan ia mendekatkan wajahnya dengan Haruto. Hidung mereka hampir bersentuhan. Jihan semakin merasa jantungnya berdegup tiga kali lebih cepat.

Jihan pun memejamkan matanya sebelum bertekad melakukannya.

Cup

Setelah mengecup sekilas, Jihan langsung memundurkan tubuhnya dan menutup mulutnya sendiri. Ia merasa terkejut dengan apa yang barusan ia lakukan. Seumur hidup, baru kali ini Jihan mengecup bibir seseorang terlebih dahulu.

"That's all?" Tanya Haruto tidak percaya.

"Eh sinting! Gitu aja rasanya gue udah mau gila tau?!" Sewot Jihan.

"Literally payah," ejek Haruto sembari menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Tau ah!" Ucap Jihan kesal lalu segera keluar dari kolam.

Jihan pun mengambil bathrobe yang tersedia di meja yang ada di sana. Gadis itu pun memakainya lalu pergi dari area itu.

Sementara Haruto yang masih berada di dalam kolam renang, tertawa kecil melihat tingkah gadis yang menjadi istrinya itu.

"Why does she always act cute in front of me?"

》》《《

Keesokan harinya, Jihan sudah bersiap untuk pergi. Ia mengoleskan lip tint nya sebagai sentuhan terakhir untuk riasan di wajahnya hari ini.

Drrt... Drrt...

Jihan pun meraih handphone nya yang berbunyi lalu menyambungkan telpon dari kakak kelasnya. Ya, siapa lagi, dia Sunghoon.

|Halo, kak? Kenapa?

Han, mau gue jemput?|

|Gak usah, gue biasa berangkat sendiri.

Han, lo masih marah sama gue?|

|Marah karena?

Karena kesalahan gue.|

|Udah ya kak, jangan bahas ini dulu. Gue mau berangkat. See you nanti, bye.

Setelah itu Jihan mematikan panggilan itu secara pihak. Ia menghela napas beratnya, lalu bergegas mengambil tas ransel berisi buku dan peralatan tulis.

Saat keluar dari kamarnya,
Jihan menemukan Haruto yang baru saja menutup pintu kamar disampingnya.

"Lo mau keluar?" Tanya Jihan yang hanya diangguki oleh Haruto.

Bad Boy Beside Me [Haruto Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang