Coercive

466 47 13
                                    

Pagi ini Jihan semakin kesal karena harus bangun lebih pagi. Ia harus menutupi matanya yang sembab dengan concealer karena menangis semalaman. Jihan jadi ingat semalam ia tidak berhasil membujuk orang tuanya untuk membatalkan perjodohan itu.

Ingin rasanya Jihan menangis lagi, tapi ia tahan. Hari ini ada pelajaran matematika kesukaannya. Ia tidak boleh bolos ataupun telat datang ke sekolah.

"Jihan sayang, sarapan dulu yuk!" Seru bunda yang hanya dilirik sekilas oleh Jihan. Gadis itu memilih untuk langsung pamit berangkat sekolah.

"Jihan langsung berangkat, bun." Ucap Jihan yang menghiraukan panggilan ayah maupun bunda. Biarlah ayah dan bunda merasakan kekesalan Jihan akan keputusan tidak masuk akal itu.

Setelah menunggu di halte, akhirnya bis pun datang. Keadaan di dalam bis sangat penuh dan sesak. Jihan bahkan harus berdiri karena tidak mendapatkan tempat duduk.

"Eh?" Pekik Jihan yang terkejut dengan keberadaan Haruto yang juga berdiri di sampingnya. Selama ini ia tidak pernah bertemu Haruto di bis, baik saat berangkat maupun pulang sekolah.

Lelaki itu hanya melirik sekilas pada Jihan. Ya, masih dengan raut dingin sok kegantengannya itu.

Saat penumpang bertambah, jarak mereka berdua pun semakin dekat. Setelah beberapa saat dengan posisi itu, Jihan dikejutkan dengan tangan Haruto yang menarik pinggangnya hingga tubuh mereka tidak berjarak sedikit pun. Namun, tubuh Jihan jadi tidak terdorong-dorong oleh orang disampingnya.

"Lepasin, apaan sih lo?" Bisik Jihan dengan raut geramnya.

"Diem kalau lo gak mau jadi objek mesum." Ucap Haruto sembari melirik lelaki yang tadi berdiri di belakang Jihan. Ternyata lelaki itu baru saja memasukkan handphone nya ke dalam saku.

"Dia hampir foto bagian dalem rok lo." Bisik Haruto.

"Hah?!" Cicit Jihan yang terkejut bukan main. Ia pun menatap horror pada orang mesum itu. Namun ia juga kembali sadar akan posisi pinggangnya yang dirangkul oleh Haruto.

"Ck, sama aja kayak lo," sindir Jihan lalu melepas rangkulan itu.

》》《《

Sesampainya di kelas, seperti biasa, ada Mina yang menyambut kedatangan Jihan.

"Utututu, kenapa muka lo asem gitu??" Ucap Mina.

"Enggak," jawab Jihan singkat.

"Main rahasia-rahasiaan ya lo sama gue!"

"Diem deh, lagi pusing gue."

"Pusing kenapa?" Pertanyaan itu bukan dari Mina, melainkan...

"Kak Sunghoon?" Pekik Mina dengan raut bahagianya. Ia tahu, pasti Jihan senang dengan kedatangan sang pujaan hati.

"Gak apa-apa kok, kak." Ucap Jihan dengan senyum tipisnya.

"Enggak kak, Jihan katanya pusing banget. Coba kakak bawa ke UKS deh, kasihan dia." Ucap Mina dengan raut jahil pada Jihan.

"Apa sih, Na." Desis Jihan.

"Mau ke UKS? Ayo gue anter, Han." Ucapan Sunghoon tentu membuat Jihan semakin jatuh hati terhadap kakak kelas yang sempurna itu.

"Hmm... ngerepotin gak kak?" Ucap Jihan tidak enak, karena sebentar lagi bell masuk akan berbunyi.

"It's okay. Ayo, keburu lo tambah pusing." Ucap Seunghoon.

Akhirnya Sunghoon dan Jihan pun sudah berada di UKS sekarang.

"Udah makan?" Tanya Sunghoon dengan raut khawatirnya karena melihat wajah pucat Jihan.

Bad Boy Beside Me [Haruto Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang