Jihan perlahan membuka matanya pagi itu. Sejenak ia melihat sekitar kamarnya. Jihan juga menyadari gorden jendela sudah terbuka.
Gadis itu memejamkan matanya sekilas, hingga ia teringat kejadian semalam. Ia berdecak kesal mengingat Haruto yang memaksanya untuk meminum obat. Bahkan dari mulut ke mulut.
"Sinting," gumam Jihan lalu perlahan duduk dan bangkit dari kasurnya.
Kondisi Jihan sudah lumayan membaik hari ini, hanya masih sedikit merasa lemas. Ia keluar dari kamarnya dan merasakan keadaan apartment yang sepi.
"Ah, udah jam 9?" Ucap Jihan setelah melihat jam dinding. Gadis itu pun mengangguk perlahan, memahami jika apartment ini sepi karena mungkin Haruto juga sudah berangkat sekolah. Ya meskipun jika ada Haruto, apartement itu tetap sepi.
Jihan berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air putih yang kemudian ia minum. Selama meminumnya, netra Jihan melihat sebuah box di atas meja makan dengan kertas note kecil di atasnya. Jihan pun mendekat ke arah meja makan dan mengambil kertas note itu.
_Dimakan, gak usah nyusahin_
Jihan berdecih membaca tulisan itu, dapat dipastikan Haruto lah pelakunya. Namun detik berikutnya, senyum tipis terbit di paras manisnya.
"Dia sok tsundere apa gimana?" Gumam Jihan.
Jihan pun segera duduk di kursi meja makan lalu membuka box itu yang berisi bubur ayam yang biasa Jihan beli di salah satu restaurant yang ada di apartement ini.
Mata Jihan berbinar melihat makanan itu. Ia pun segera memakan buburnya.
"Uhm, rasanya agak aneh. Lidah gue masih kerasa pahit." Gerutu Jihan.
Dalam diamnya, Jihan kembali mengingat kejadian semalam. Jihan perlahan menyentuh bibirnya sendiri. Ia baru sadar, Haruto sudah beberapa kali menciumnya.
Ciuman sebelumnya, Haruto selalu melakukannya dengan kasar dan emosi. Namun semalam, meskipun terkesan memaksa, namun lelaki itu melakukannya dengan lembut.
"Kenapa bisa gitu?" Gumam Jihan heran.
"Ck, ngapain lo mikir gituan Jihaaan! Udah, stop! Gak usah mikirin yang gak penting." Ucap Jihan sembari menepuk kedua pipinya agar ia tersadar dari pemikiran dan lamunannya itu.
"Tapi... kalau dipikir-pikir... bukannya kemarin dia udah bantu gue selama sakit? Gue berhutang budi kah sama dia?" Monolog Jihan lagi, namun kali ini dengan sesekali memakan buburnya.
"Seorang Jihan pantang buat berhutang budi sama orang lain. Haruskah gue ngelakuin sesuatu buat dia?... Tapi apa?" Ucap Jihan sembari mengaduk-aduk pelan buburnya.
"Oh?! Gimana kalau gue bikin brownies ? Eh, tapi dia suka brownies gak sih? Hmm... biarin deh, yang penting niat gue cuma mau bales budi. Dimakan syukur, kalau enggak yaudah bisa gue makan sendiri." Ucap Jihan.
Setelah menghabiskan makanannya Jihan meminum obat flu nya lalu segera bergegas ke kamar. Ia membeli beberapa bahan untuk membuat brownies secara online, sebab ia masih lemas dan malas untuk keluar apartement.
"Udah, tinggal tunggu bahannya sampai." Ucap Jihan dengan senyum tipisnya lalu bergegas ke kamar mandi untuk bebersih diri pagi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Beside Me [Haruto Ver.]
Teen Fiction"No, even you can't handle me." ♧A bad boy loves me♧ ●Song playing: Butterfly by J.Una