1

118 18 32
                                    

Jimin.

Kau bisa meredakan ketegangan di gereja dengan pisau.

Tidak ada pihak yang senang dengan perjanjian ini.

Keluarga Kim merasa seperti mereka dipaksa melakukan sesuatu, sehingga mereka harus mempersembahkan salah satu gadis mereka seperti anak domba kurban.

Dan keluargaku, mereka tidak terlalu senang dengan adanya Kim di tengah-tengah kami. Mereka telah menjadi musuh organisasi kami selama bertahun-tahun, dan tak seorang pun percaya jika salah satu dari mereka berada di lingkaran dalam.

Namun pada akhirnya, akulah bosnya.

Ini adalah keputusan ku.

Dan mereka harus mengantri.

Hanya separuh tim ku yang duduk, berganti pakaian dengan tidak nyaman, tidak seperti para keluarga Kim yang praktis mengenakan jas saat mereka masih mengenakan popok.

Orang-orangku yang lain berdiri di sayap, tersebar di sekitar katedral, bersenjata dan siap bertindak jika masalah ini tidak terjadi.

Tatapanku tertuju pada salah satu anak buahku di sisi gedung yang sedang menonton sesuatu di tengah kerumunan yang membuatku gelisah saat suara The Bridal March terdengar hingga ke langit-langit tinggi gereja.

Tidak ada yang berdiri.

Sepertinya kita semua tahu bahwa gerakan tiba-tiba apa pun dapat menyebabkan kekacauan karena betapa tegangnya semua orang terhadap pertemuan ini.

Ketika anak buah ku yang berada di sayap bersantai, aku berbalik ke arah lorong, akhirnya bisa melihat pengantin ku saat dia berjalan ke arah ku.

Semua wanita berdarah Kim cantik-cantik, jadi aku bahkan tidak repot-repot mencari tahu siapa wanita yang akan ku nikahi.

Dan itu adalah dia.

Sangat indah.

Dia pendek dan kurus, begitu kecil sehingga tampak gila jika keluarga nya meletakkan beban aliansi ini di bahu mungilnya, dengan rambut panjang berwarna hitam, dan wajah bulat manis yang didominasi oleh mata biru tua.

Aku mengharapkan yang cantik. Dan aku mengerti.

Namun, yang tidak kusangka adalah betapa mudanya dia. Dia tidak mungkin lebih tua dari dua puluh, atau dua puluh satu tahun. Seorang gadis kecil, sialan, sungguh, untuk diserahkan kepada pria seperti ku.

Apa yang mereka pikirkan?

Aku setengah berharap untuk menoleh dan menemukan seorang janda berusia delapan puluh tahun berjalan ke arahku. Dan, secara teknis, hal tersebut sesuai dengan ketentuan perjanjian kami untuk melakukan hal ini.

Tapi tidak.

Inilah pengantinku.

Seorang gadis kecil, sungguh, menaiki tangga untuk berdiri di sampingku, membuatku semakin menyadari betapa kecilnya dia dengan betapa aku menjulang tinggi di atasnya.

Bagi keluarganya, aku harus terlihat seperti predator yang hendak memangsa korbannya.

Aku tidak mendengar apa pun yang terus-menerus diceloteh pendeta itu mengenai kesucian pernikahan.

Tidak ada sesuatu pun yang suci dalam persatuan ini.

Namun, aku mendapati diriku menoleh ke arah Yeorin pada saat yang tepat, melihat ke bawah dan memperhatikan untuk pertama kalinya bahwa tangannya tergenggam erat, bukan melingkari karangan bunga.

Aku sudah memesannya, aku yakin. Tidak banyak detail yang perlu ku selesaikan, jadi aku tahu apa yang telah kulakukan.

Mengirimkan cincin pertunangan ke rumahnya bersama dengan uang tunai yang dia perlukan untuk membeli gaun.

Love Him Like WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang