LIMA[pendekatan]

11 3 0
                                    

Meylian sudah menunggu kakaknya entah mengapa cowok itu tak datang-datang.

"Sialan jangan jangan bangsat masih baper karena kemarin" Meylian menghentakkan kakinya kesal sekali.

"Eh kak lihat kak Satliam nggak?" Tanya Meylian melihat teman sekelas Satliam.

"Eh gue nggak tau, Satliam dia bolos tadi waktu jam ke 3" demi mendengar itu Meylian menganga tak percaya.

"Oh iya makasih ya" Meylian tersenyum ramah lalu menggerutu tak jelas.

"Ah mana bus sekolah udah pergi mau naik angkutan umum ngak punya uang, ah sial" Meylian mengambil handphonenya dan menelepon kakaknya.

"Ih nggak di jawab anjir" Meylian terus menelpon berulangkali.

"Lo mau apa sih kampret gue lagi tawuran ini jangan ngangu!" Hanya itu yang Meylian dengar dan suara dentuman motor, dan telpon pun di matikan oleh Satliam.

"Ah lo ngak tobat tobat bang nanti di keluarin dari sekolah jadi pengangguran terus jadi beban gue, moga kali ini gebacok tuh leher" Meylian bingung harus pulang bagaimana temanya sudah pulang semua.

"Jalan kaki lah biar sehat" Meylian melangkah meninggalkan gerbang sekolah.

Dentuman motor terdengar mendekat lalu berhenti persis di samping Meylian.

"Hai" sang pemotor membuka helm full face-nya.

"Hemm" jawab singkat Meylian dan langsung kembali berjalan.

"Hei tunggu dulu" sial cowok itu malah mengikuti Meylian.

"Lo mau apa?!" Meylian berbalik arah menghadap langsung Agantha.

"Mau lo jadi pacar gue?" jawab terang-terangan Agantha membuat Meylian semakin menggerutu.

"Gak Sudi gue jadi pacar cowok playboy kaya lo" Meylian kembali menghadap depan dan berjalan lagi.

"Yakin?" Tanya Agantha di samping Meylian sambil tersenyum manis.
"Iya pakek banget" Meylian menampakan senyum tak ikhlasnya.

"Makin suka deh" Meylian melirik singkat Agantha lalu kembali menggerutu.

"Lo kenapa jalan kaki?" Agantha menatap heran cewek itu tak biasanya ia jalan kaki biasanya pulang bareng kakaknya.

"Kepo lo" Meylian berjalan semakin cepat enggan berurusan dengan Agantha.

"Bereng gue aja?" Tawar cowok itu membuat Meylian mengigit bibir bawahnya, ia inggin tapi tidak bersama Agantha karena Agantha pasti punya niatan lain.

"Ayolah murah kok ongkosnya" Agantha Menaik turunkan alisnya menggoda Meylian.

"Ayo Mey" sebelum Meylian mengiyakan Agantha sudah menarik tangan Meylian.

"Eh gue belum bilang mau" ucap gadis itu tapi ia menurut saja saat di tarik Agantha.

"Ngak pa-pa, lo pasti mau naik motor sama cowok ganteng, kesempatan langka lohh" ini alasan Meylian enggan pulang bersama Agantha kebanyakan omong.

"Idih najis!" Agantha sudah memakai helmnya dan menyuruh Meylian naik.

"Beneran ya lo yang nawarin nih jangan minta yang aneh-aneh loh" Meylian sudah duduk di jok belakang.

"Iya-iya ah bawel" Meylian memukul helm Agantha membuat cowok itu terkekeh.

"Gan lo punya berapa cewek?" Tanya Meylian membuat cowok itu diam sebentar.

"Hemm berapa ya yang pasti lebih dari satu" cowok itu terkekeh pelan membuat Meylian nyengir.

Dia Agantha | [Seutas Benang Merah]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang