SEMBILAN BELAS [today's matter]

3 1 0
                                    

“ jika cinta membuat bodoh aku rela menjadi bodoh setiap hari demi mendapatkan cintanya ”
Agantha
🌹🌹🌹

~~~~~~~~~~~~×××××××××~~~~~~~~~~~

"Gue" Agantha menatap Meylian, begitupun dengan Meylian.


"Apa gan?" Meylian kian mendekat.

"Gue super jenius" Agantha tertawa terbahak-bahak, Meylian mengayunkan tangannya dengan cepat memukul kepala Agantha membuat Agantha tersungkur baru Meylian tertawa.

"Aduhhh, sakit tau Mey" Agantha kembali ke posisi awal dan duduk bersila menghadap Meylian.

"Heh nanti kalo pak Bambang tau?" Meylian memperingatkan Agantha.

"Biarin gue dari dulu ngak suka guru botak hamil sembilan bulan itu" Meylian ikut duduk bersila sambil tertawa mendengar ucapan Agantha.

"Pulang sekolah jalan bareng yuk?" Ajak Agantha.

"Kemana?" Meylian menyelipkan sebagian rambutnya ke belakang telinga.

"Ke toko kue di Deket situ kamu kan suka banget roti disana apalagi yang varian strawberry" Agantha terkekeh mengingatnya Meylian sangat suka dengan varian blueberry.

"Strawberry?, gue ngak suka strawberry, rasanya ngak enak, kenapa lo.." Meylian mengerutkan keningnya menatap Agantha Dengan intens.

"Oh mungkin salah mungkin kesukaan mantan gue" Meylian nyengir ia jadi kesal mendadak ia beralih menatap jendela enggan menatap Agantha, enak saja masa kesukaan mantannya ia sebut-sebut saat bersamanya membuat mood Meylian turun drastis.

"Mey?" Agantha mencoba memegang lengan Meylian namun Meylian bergeser, Agantha ikut bergeser tetapi Meylian bergeser lagi.

"Kamu cemburu?" Agantha menarik sebelah alisnya, Meylian tetap tidak tertarik berbicara dengan Agantha.

Agantha bergeser lagi membuat Meylian bergeser, tetapi saat ingin bergeser lagi lengannya menempel pada dinding, jalan buntu.

"Mey?, jawab gue" Agantha hendak menarik tangan Meylian tetapi Meylian menepisnya.

"Astaga, aku nggak bermaksud, jangan marah ya?" Agantha mendekat, Meylian semakin menempel pada dinding.

"Gan!!!!" Meylian mendorong tubuh Agantha yang kian mendekat padahal ia sudah terpojok.

"Maaf-maaf, kamu sih pake marah segala" Agantha terkekeh melihat wajah Meylian yang bersemu merah.

"Ngak cocok pake aku-kamu" Meylian beranjak berdiri lalu meninggalkan Agantha sendiri.

"Loh mau kemana kamu?" Pak Bambang memperhatikan Meylian.

"Ke kelas ikut pelajaran emang saya ke sekolah mau ngapain?!" Meylian berseru ketus lantas melenggang pergi meninggalkan pak Bambang yang heran.

Pak Bambang menengok ke arah Agantha, Agantha hanya tertawa lantas mengedikkan bahunya.

Meylian menggerutu sepanjang jalan, kesal sedang merasuki hatinya, langkah Meylian terhenti karena perempuan berambut pendek menghalangi jalannya.

"Eh mau kemana lo?" Perempuan itu maju, kedua temannya juga ikut menghalangi Meylian.

"Minggir" ucap Meylian tak perduli terhadap sosok di hadapannya itu.

"Buru-buru benget, gue punya pertanyaan buat lo!" Nala semakin mendekat.

"Lo jadi orang nggak jelas banget" Meylian memiringkan kepalanya, menatap Nala dengan tatapan sinis.

Dia Agantha | [Seutas Benang Merah]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang