TIGA [bertemu lagi]

19 4 0
                                    

"lo tuh ngapain kayak gitu goblok!" Meylian memukul kaki temanya yang tengah berbaring di ranjang rumah sakit.

"Aaahhh sakit Mey" iluna mengaduh pelan, Meylian nampak masih kesal.

"Mey jangan kekerasan dong kasian una" Kanaya menatap prihatin temanya.

"Aduhh kenapa lo bisa kayak gini sih lunn" Meylian masih tak habis pikir terhadap iluna tadi pagi ia tak berangkat sekolah dan sekarang sore ini ia masuk rumah sakit.

"Tadi pagi gue bolos" iluna menjawab lirih namun masih bisa terdengar jelas, Meylian makin tak habis pikir ia sebenarnya sangat ingin menjitak dahi temanya itu.

"Lo ngapain bolos na?" Sekarang geta juga penasaran habisnya iluna adalah anak yang rajin dan tak pernah berbuat hal bodoh seperti membolos.

"Emm ada-lah alasannya" jawab iluna membuat ketiganya menampakkan wajah tak percaya.

"Loh kok main rahasia rahasia-an sih?" Kanaya bingung dengan sikap iluna yang nampak tak wajar.

"Ibu lo udah tau?" Pertanyaan yang dilontarkan Meylian mampu membuat sosok iluna nampak merenung sedih.

"Lo ngak kasih tau dia lun?" Geta nampak tak percaya apa yang ia lihat sekarang, iluna menundukkan kepalanya.

"Sesibuk apapun ibu lo, lo harus kasih tau dia" Kanaya memberikan nasihat kepada iluna, ia tau sahabatnya itu mempunyai masalah pribadi.

"Dia ngak perduli lagi sama gue" iluna memalingkan wajahnya, sepertinya masalah gadis ini cukup serius sampai-sampai ia tak memberi tau ibunya padahal dia sedang di rumah sakit.

"Kalo lo goblok, goblok aja ngak usah tolol" Meylian kesal saja terhadap sikap iluna.

"Bukanya sama?" Geta berpikir dan membuat Kanaya menepuk dahinya, bagaimana bisa kedua sahabatnya ini goblok sekali.

"Diem lo Ta" Meylian beranjak bangkit dari duduknya dan membuat ketiga temannya menatapnya bingung.

"Mau kemana lo Mey?" Kanaya menarik ujung baju Meylian.

"Cari makan!" Seru Meylian sambil berjalan menuju pintu keluar, mereka bebas berteriak seenaknya karena ruangan ini kosong hanya satu bilik yang di tempati di sebelah iluna.

" Sutt- suara lo itu pencemaran suara dan lagi bukanya kita baru saja makan ya di rumah lo?" Kanaya merasa heran dengan temanya itu.

"Ah diem lo nay" Meylian sudah hilang dari ruangan itu, selang beberapa detik seseorang masuk 4 orang lebih tepatnya.

"Mereka jenguk bilik sebelah?" Tanya geta yang kadar kepo-nya sangat tinggi.

"Kayaknya iya deh, tapi kayaknya gue pernah lihat deh anak anak itu" Kanaya berpikir lalu menggeleng mungkin hanya kebetulan.

"Lun gue ngak tau apa masalah lo sama ibu lo tapi gue saranin buat lo, sebaiknya lo kasih kabar buat ibu lo" geta memberikan saran terbaiknya, sepertinya ia sudah tidak goblok lagi.

"Iya nanti gue ngabarin" iluna mengembuskan napas lelah. Mereka terdiam, hanya suara dari bilik sebelah yang terdengar.

"Lo lagi apa sih Ar, sampai kaya gini" obrolan bilik sebelah terdengar sampai bilik iluna.

"Ngak papa kok cuma lecet dikit" yang di tanya menjawab santai.

"Lecet pala bapak kau, di jahit 5 di kaki sama 2 di tangan terus tuh kepala sampai kaya mumi gitu lecet kata lo!" Seru tak percaya temanya.

"Alah gue kan cowok ngak pa-pa cuma gini" obrolan itu terus berlanjut, tak lama pintu putih itu terbuka kembali menampakan Meylian dengan sekantong besar camilan.

Dia Agantha | [Seutas Benang Merah]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang