DUA PULUH [Abbel dan Meylian]

2 1 0
                                    

"apapun yang terjadi biarkan aku selalu di sisimu"
Agantha
🥀🥀🥀


‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡★★★‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡‡

"Gimana?" Tanya geta was-was, heksa kemudian menoleh pada jalanan.

Sial mereka masih ngejar lagi, heksa terus mengawasi, namun mereka semakin mendekat ke arah geta dan heksa bersembunyi.

"Sa" geta memegangi kemeja heksa, heksa segera berbalik kemudian menarik geta menuju celah sempit agar mereka tak melihat geta dan heksa.

Geta memejamkan matanya terlalu takut, saat ini heksa memeluk geta agar mereka berdua muat di celah sempit itu.

Heksa menempelkan telunjuknya di bibir geta agar perempuan itu diam.

Heksa mendengar suara mendekat namun suara itu kemudian menghilang, segara ia keluar.

"Huh selamat" heksa mengusap rambutnya yang berantakan.

"Makasih ya, lo nggak pa-pa kan?" Tanya geta memastikan, heksa tersenyum lantas menggeleng.

"Andai gue nggak lewat situ lo dalam bahaya" heksa melangkah menuju jalan raya, dan geta terus mengikutinya dari belakang.

"Gue nggak mikir kalo Aldo bakal mukul gue" geta meremas rok-nya suaranya tercekat matanya memanas.

"Lo bisa pulang sendiri?" Tanya heksa, dasar bodoh kenapa ia menanyakan itu kepada geta yang hendak menangis.

Geta menunduk cairan bening mulai berjatuhan melewati kelopak matanya, heksa di buat panik, apa yang heksa bisa lakukan ia tidak ahli dalam menenangkan seseorang.

Geta berjongkok kepalanya tengelam dalam lututnya yang menekuk, heksa berjongkok mulai mengelus punggung geta.

"Udah buat apa lo nangisin orang yang bahkan nggak bisa ngelindungin lo" sial tangis geta semakin menjadi-jadi.

Heksa teringat, tangannya menekan nomor di ponselnya, segara menghubungkan nya dengan seseorang di seberang sana.

"Halo?" Tanya heksa memastikan.

"Ya kenapa sa?" Sahut seseorang dari sebrang sana.

"Gini ko bisa nggak telpon pacar lo itu bilangin temennya lagi nangis, bisa tolong jemput dia nggak?" Jelas heksa.

"Buset lo bikin nangis anak orang, berdosa banget lo sa, tapi mungkin agak lama soalnya Meylian kesel sama gue" heksa menelan ludahnya sesekali melirik perempuan di sampingnya yang tak henti-hentinya menangis.

"Ya udah gue tunggu nanti gue Sharelock" Heksa segara mematikan teleponnya setelah membagikan lokasinya.

Heksa berlari menuju warung yang terletak di seberang jalan. Geta mendongak menatap sekitar tak mendapati keberadaan heksa geta menjadi semakin sedih, ini dimana?, gimana gue pulang uang gue juga udah nggak ada, batin geta ia mulai menghentikan tangisannya setelah merasa sedikit tenang, heksa segera berlari menuju geta.

"Ini" heksa menyodorkan minuman kepada geta.

"Makasih" ucap geta seadanya.

"Bentar lagi temen lo bakal ke sini" ucapan heksa membuat geta menyemburkan air yang diminumnya.

"Lo kasih tau Meylian,Kanaya apa iluna?" Geta menatap heksa yang sedikit terkejut.

"Meylian" geta sontak melotot lantas mengacak-acak rambutnya sendiri frustasi.

"Aaaa, nanti kalo Meylian!" Geta tiba-tiba panik sendiri, sebuah mobil berhenti di depan mereka, gadis berambut hitam panjang turun dari mobil tersebut membuat geta menelan ludahnya susah payah.

Dia Agantha | [Seutas Benang Merah]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang