Beberapa hari sebelum acara besar klub debat, suasana semakin sibuk dan penuh persiapan. Anggota klub debat, termasuk Qierin dan Lia, bekerja keras untuk memastikan semuanya berjalan lancar, dengan bantuan dari BEM.
Rina berbicara di depan anggota klub debat.
"Oke, semua. Kita sudah semakin dekat dengan acara besar kita. Pastikan semua persiapan sudah selesai, dan kita harus bekerja sama dengan tim dari BEM untuk memastikan semuanya berjalan lancar."
"Lia, kamu sudah selesai dengan bagianmu?" Qierin bertanya disela kesibukan
Lia mengangguk sambil mengecek catatannya.
"Sudah, tinggal sedikit lagi. Kamu sendiri bagaimana?"
"Sudah hampir selesai juga. Kita harus tampil maksimal." Ucap Qierin tersenyum tipis
Adit datang bersama anggota BEM lainnya.
"Hai, semuanya. Bagaimana persiapannya?"
Anggota klub merespon
"Hai, Kak Adit. Kita lagi menyelesaikan materi debat. Semoga bisa tampil baik nanti."
"Aku yakin kalian bisa. Kalau ada yang perlu dibantu, bilang saja ya." Adit menyemangati
"Jangan ragu untuk minta bantuan. Kita di sini untuk support kalian." Ucap Sam
Ketua klub melanjutkan pengarahan.
"Oke, sekarang kita bagi tugas terakhir. Qierin, kamu dan Lia bisa fokus di bagian presentasi akhir. Adit, bisa bantu koordinasi dengan tim teknis?"
Ucap Qierin dan Lia bersamaan "Siap, Kak Rina."
Adit mengangguk setuju.
"Siap, akan saya urus."Beberapa jam kemudian, suasana semakin sibuk. Lia mengajak Qierin untuk istirahat sejenak.
Lia menyentuh lengan Qierin.
"Qierin, kita istirahat sebentar yuk. Kamu udah kerja keras banget dari tadi."
"Nggak, Lia. Aku nanggung nih, sedikit lagi selesai. Kamu istirahat duluan aja." Ucap Qierin menolak
"Kamu yakin?" Lia menanyakan sekali lagi
"Iya, aku yakin. Nanti aku nyusul."
Lia pergi untuk istirahat, meninggalkan Qierin dan Adit yang masih sibuk dengan persiapan. Beberapa anggota BEM lainnya juga meninggalkan ruangan untuk mengambil peralatan di ruang peralatan dan beberapa lainnya istirahat hanya menyisakan Adit dan Qierin saja.
Qierin yang terlalu fokus pada pekerjaannya, tidak sadar ketika ia terpeleset.
Qierin terkejut dan ia tidak sempat merespon sehingga ia yakin akan jatuh.
Adit melihat kejadian dan dengan sigap menolong Qierin sebelum jatuh.
"Hati-hati, Qierin!"
Adit berhasil menangkap Qierin tepat pada waktunya, mencegahnya jatuh. Mereka terdiam sejenak dalam posisi yang sangat dekat.
"Kamu nggak apa-apa?" Ucap Adit khawatir
Qierin terkejut tapi berusaha untuk tenang.
"Iya, terima kasih, Kak Adit."
Beberapa anggota BEM dan klub debat yang kembali melihat kejadian ini, dan ada yang berpikiran negatif.
Sam melihat kejadian itu dengan wajah cemburu dan terluka.
"Ada apa ini?"
Anggota klub berbisik-bisik dengan sesama. "Eh, kamu lihat itu? Ada yang aneh ya."
Qierin segera berdiri dan menjauh sedikit dari Adit, mencoba menjelaskan.
"Ini cuma kecelakaan, aku hampir jatuh dan Kak Adit hanya menolongku. Bukan apa-apa."
"Benar, ini hanya kecelakaan."
"Namun, beberapa anggota tetap tidak percaya dan bisik-bisik terus berlanjut. Situasi menjadi tegang.
Ketua klub datang dan mencoba menenangkan semua orang.
"Baik, semua. Fokus dulu ke acara kita. Kasus ini akan kita bicarakan setelah acara selesai. Sekarang, mari kita selesaikan persiapan."
"Hari-hari berlalu, persiapan semakin matang. Akhirnya, acara besar klub debat dimulai dan berjalan dengan hikmat serta sukses.
Ketua klub berbicara di depan semua orang setelah acara selesai.
"Terima kasih banyak untuk kerja keras kalian semua. Acara ini sukses besar berkat kerjasama yang luar biasa. Aku bangga dengan kalian."
Qierin merasa lega dan bahagia. "Alhamdulillah akhirnya selesai juga. Terima kasih, Lia, dan semua."
Adit turut serta senang atas pencapaian ini.
"Kalian hebat. Penampilan kalian luar biasa."
"Terima kasih, Kak Adit. Ini semua berkat kerjasama antara klub dengan BEM." Ucap anggota klub
Kondisi sekarang sudah tenang, Sam tiba tiba membuka pertanyaan.
"Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi kemarin."
"Oke, sekarang acara sudah selesai. Kita harus menyelesaikan masalah ini. Qierin, Adit, mari kita bicarakan ini dengan tenang." Ucap Ketua klub
Qierin dan Adit menjelaskan kembali situasinya di depan Rina dan beberapa anggota lainnya. Mereka akhirnya memahami bahwa itu memang kecelakaan dan tidak ada maksud lain.
"Baik, saya harap kita semua bisa mengerti dan tidak ada prasangka buruk lagi. Sekarang kita semua bisa tenang." Ucap ketua klub meluruskan
Dengan penjelasan yang jelas, akhirnya situasi menjadi lebih tenang. Qierin dan Adit merasa lega, dan hubungan mereka dengan teman-teman kembali normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Tak Terduga
RomanceMengisahkan tentang seorang perempuan bernama assyaqierin reyna menjalani kehidupan berbeda. Mendapatkan pandangan pertama saat dewasa. Lika liku kehidupan yang penuh tantangan baru