Raka mengirim pesan untuk bertemu secara langsung dengan Qierin
"Datang ke lokasi ini, saya sudah kirim."Qierin melihat lokasinya melalui gigli view. Dengan adanya rasa penasaran yang tinggi, ia mengiyakan tanpa memikirkan kedepannya.
Raka akhirnya menemui Qierin lagi, kali ini dengan bukti-bukti palsu yang dia buat untuk semakin meragukan Adit. Ia tahu betul bagaimana memainkan perasaan Qierin, dan ia semakin memperburuk keadaan.
"Sampai juga dirimu, nama saya Raka."
Ucap raka tersenyumRaka: "Kamu masih belum percaya kan? Lihat ini." (menunjukkan foto-foto yang tampak sangat meyakinkan)
Qierin terdiam, matanya menatap foto-foto itu dengan rasa bingung dan ketakutan. Foto-foto yang menunjukkan Adit sedang berbicara dengan seseorang secara diam-diam di tempat yang sepi, seolah menandakan ada sesuatu yang disembunyikan.
Qierin: "Aku nggak bisa begitu saja percaya sama kamu, Raka. Ini semua belum tentu benar."
Raka: "Kamu masih nggak paham, Qierin. Kalau kamu terus bersama Adit, kamu akan terluka. Adit itu seperti teman yang selalu akan menginjak orang-orang di sekitarnya demi tujuannya."
Raka semakin memaksa Qierin untuk berpihak padanya, membuat Qierin semakin tertekan. Di satu sisi, ia merasa bahwa Adit memang bukan orang sempurna. Namun, ia juga tahu bahwa perasaan dan kepercayaan yang ia miliki untuk Adit tidak bisa begitu saja dihancurkan oleh keraguan yang datang dari luar.
Sementara itu, Raka tidak hanya berhenti pada kata-kata. Ia menculik Qierin dan membawanya ke tempat yang terpencil. Qierin merasa bingung dan takut, tidak tahu apa yang akan terjadi padanya.
Raka: "Kamu harus belajar untuk mendengarkan Saya, Qierin. Kalau nggak, kamu akan menyesal."
Qierin: "Apa yang kamu inginkan? Aku nggak tahu apa yang terjadi, aku nggak tahu harus gimana lagi!"
Raka: "Saya hanya ingin kamu menjauh dari Adit. Kalau kamu nggak mau, Saya akan pastikan kamu menyesal."
Pada saat yang sama, Adit mulai merasa ada yang tidak beres. Ia mendapat telepon dari orang tua Qierin yang panik karena Qierin tidak pulang.
Orang tua Qierin: "Adit, apa kamu bersama Qierin?. Kami sudah coba telepon tapi nggak bisa dihubungi."
Adit yang mendengar merasa keheranan, kemana Qierin pergi? Apa karena ini Qierin berubah?
Adit: "maaf tante, Adit tidak bersama Qierin. Memangnya Qierin pergi kemana?
Orang tua Qierin: "Dia bilang mau ketemu seseorang, tapi nggak kasih tahu siapa."
Adit mulai khawatir dan gelisah akan kabar Qierin. Ia tetap berusaha tenang dan mencoba meyakinkan orang tua Qierin.
Adit: "Baik tante, Adit akan mencari Qierin, Adit janji akan temukan Qierin."
Orang tua Qierin: "baik Dit, tolong kabarin jika sudah menemukan Qierin."
Adit, yang panik dan bingung, meminta bantuan teman-temannya. Teman-temannya mulai bertanya, "Ada apa, Dit?" Adit menjawab dengan tergesa-gesa, "Qierin hilang! Tadi orangtuanya nelpon!" Teman-teman Adit terkejut dan bertanya-tanya ke mana Qierin pergi. Tanpa banyak waktu, Adit meminta teman-temannya untuk segera membantu mencari Qierin.
Sementara itu, Lia, teman dekat Qierin, menerima telepon dari orang tua Qierin yang mengabarkan bahwa anak mereka hilang. Lia segera menghubungi Adit, tetapi Adit tidak mengangkat telepon karena terlalu cemas. Lia, yang kesal, mencari Sam untuk mengetahui lebih lanjut. Setelah mengetahui Adit sedang mencari, Lia segera menyusulnya.
Sampai di kafe, Lia bertanya kepada teman-teman Adit tentang keberadaan Adit. Sam memberitahunya bahwa Adit sudah pergi. Lia merasa kecewa dan bertanya, "Kenapa kalian masih di sini? Teman kalian membutuhkan kalian, kenapa kalian diam saja?" Perkataan Lia membuat semua teman-teman Adit terdiam, merasa disadarkan. Lia, yang tidak ingin membuang waktu lagi, meminta mereka untuk ikut menyusul Adit.
Telepon yang terus berdering menambah kecemasan Adit. Saat Adit memeriksa ponselnya, tanpa sengaja ia hampir menabrak seorang pejalan kaki yang sedang menyeberang jalan. Adit dengan sigap membanting stir untuk menghindari kecelakaan.
"Astaghfirullah Adit ayo fokus hampir saja. Apa orang itu baik baik saja? Ahh sial." Adit menepi dan keluar dari mobil. Orang itu awalnya marah, namun Adit dengan cepat meminta maaf, dan akhirnya orang tersebut memaafkannya. Adit kembali ke mobilnya, melihat bahwa Sam sudah menelepon. Adit segera mengangkatnya dan memberi tahu Sam lokasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Tak Terduga
RomanceMengisahkan tentang seorang perempuan bernama assyaqierin reyna menjalani kehidupan berbeda. Mendapatkan pandangan pertama saat dewasa. Lika liku kehidupan yang penuh tantangan baru