pendekatan

1 1 0
                                    

Setelah beberapa bulan kehidupan kembali normal, kampus mengadakan pemilihan perwakilan untuk mengikuti sebuah acara bergengsi di tingkat nasional. Acara tersebut melibatkan berbagai fakultas, dan setiap fakultas harus memilih dua wakil terbaiknya.

Di dalam ruangan rapat fakultas, para dosen dan anggota organisasi mahasiswa berdiskusi mengenai kriteria dan calon perwakilan.

"Untuk acara ini, kita perlu memilih mahasiswa yang tidak hanya berprestasi akademik tetapi juga aktif dalam kegiatan kampus," kata Pak Agus, salah satu dosen senior.

"Betul, dan kita juga harus mempertimbangkan kemampuan mereka dalam bekerja sama dan berkomunikasi," tambah Bu Siti, dosen lainnya.

Adit dan Qierin menjadi dua nama yang paling sering disebut dalam diskusi.

"Adit adalah ketua organisasi mahasiswa yang sangat berdedikasi, dan dia baru saja menunjukkan semangat baru dalam hidupnya setelah pemulihannya. Qierin adalah salah satu mahasiswa terbaik kita dalam hal akademik dan aktivitas sosial," kata Pak Agus.

"Aku setuju. Mereka berdua adalah pasangan yang sempurna untuk mewakili fakultas kita," jawab Bu Siti.

Beberapa hari kemudian, pengumuman resmi disampaikan kepada seluruh mahasiswa. Di tengah kerumunan, Adit dan Qierin berdiri dengan perasaan campur aduk.

"Dan perwakilan fakultas kita untuk acara nasional adalah... Adit dan Qierin!" kata MC acara dengan suara lantang.

Adit dan Qierin saling berpandangan dengan wajah terkejut.

"Serius? Kita terpilih?" bisik Adit pada Qierin.

"Aku juga nggak nyangka," jawab Qierin dengan mata membesar.

Tepuk tangan meriah dan sorakan memenuhi aula. Adit dan Qierin berjalan ke depan untuk menerima penghargaan mereka.

Di sisi lain, Sam yang juga hadir di acara tersebut merasakan campuran perasaan. Dia sadar bahwa Qierin mungkin bukanlah takdirnya. Melihat kedekatan antara Adit dan Qierin membuatnya merasa bahwa mungkin mereka berdua memang ditakdirkan untuk bersama.

Setelah acara selesai, Sam bersama Lia dan teman-teman lainnya mendekati Adit dan Qierin untuk memberi selamat.

"Selamat, kalian berdua. Kalian pantas mendapatkannya," kata Sam dengan tulus.

"Terima kasih, Sam. Dukunganmu sangat berarti bagi kami," jawab Adit sambil merangkul bahu Sam.

"Selamat ya, Adit, Qierin. Kami bangga sama kalian," kata Lia dengan senyum lebar.

"Terima kasih Liaa." Ucap Qierin sambil memeluknya.

Adit dan Qierin menghabiskan banyak waktu bersama untuk mempersiapkan diri. Mereka saling berbagi ide, berdiskusi, dan bercanda, membuat mereka semakin dekat satu sama lain.

Perpustakaan

"Qierin, bagaimana kalau kita fokus pada topik keberlanjutan lingkungan? Itu akan menjadi presentasi yang menarik," kata Adit sambil menunjukkan beberapa buku referensi.

"Itu ide bagus, Adit. Aku juga punya beberapa artikel yang bisa kita gunakan sebagai referensi," jawab Qierin sambil mengeluarkan laptopnya.

Mereka membenamkan diri dalam buku-buku dan artikel, terkadang tertawa bersama saat menemukan sesuatu yang lucu atau menarik.

Kafetaria

Saat makan siang, mereka tetap melanjutkan diskusi mereka dengan semangat.

"Jadi, setelah kita membahas tentang keberlanjutan lingkungan, kita bisa memberikan contoh-contoh konkret dari komunitas kita," kata Qierin.

"Setuju. Aku yakin presentasi kita akan sangat kuat dan menarik," jawab Adit sambil tersenyum.

Setelah hari yang panjang, Adit menawarkan untuk mengantarkan Qierin pulang.

"Ayo, aku antar kamu pulang. Kita bisa membahas lebih lanjut tentang rencana kita," kata Adit.

"Terima kasih, Adit. Aku sangat menghargainya," jawab Qierin.

Selama perjalanan, mereka berbicara tentang pengalaman mereka dan bagaimana mereka merasa semakin dekat satu sama lain.

"Adit, aku benar-benar kagum dengan semangatmu yang baru. Aku yakin Tuhan memiliki rencana besar untukmu," kata Qierin sambil menatap Adit dengan penuh kehangatan.

"Aku juga merasa begitu, Qierin. Kamu yang membantuku menyadari banyak hal. Terima kasih," jawab Adit dengan tulus.

"Terima kasih atas tumpangannya, Adit. Aku senang bisa bekerja sama denganmu," kata Qierin.

"Aku juga, Qierin. Aku merasa kita benar-benar tim yang hebat," jawab Adit.

Mereka berpisah dengan senyum, mengetahui bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai dan bahwa mereka memiliki dukungan dari teman-teman mereka, termasuk Sam, yang dengan tulus mendukung kebahagiaan mereka.

Takdir Tak TerdugaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang